Dalam proses dimana mereka bermigrasi, menaklukkan, dan mendirikan kekaisaran hingga kekaisaran runtuh. Kita bisa melihat mereka memiliki rasa yang kuat sebagai bangsa pejuang. Suku bangsa ini memiliki sifat yang agresif, tapi cara berpikirnya masih kurang.
Jika melihat dari politik dan budaya Turki, penolakan untuk kompromi dipandang sebagai kekuatan. Ketika Erdogan mengatakan bahwa dia “selangkahpun tidak akan mundur”. Dia ditepuk tangani oleh jutaan pendukungnya.
Ketika Rusia menantang Turki, rating dalam negeri Putin naik. Ketika Turki menantang Rusia, rating dalam negeri Erdogan juga naik. Dari sini kita dapat melihat karekater dari rakyat kedua negara ini cukup mirip. Mereka adalah suku bangsa pejuang yang pantang dikalahkan atau mengakui kekalahan.
Musuh Pebuyutan Turki-Rusia
Yang lebih membuat orang berpikir mungkin provokasi ini dikarenakan sejarah lebih dari 400 tahun dari interaksi antara kedua negara yang pernah mengalami menjadi keksaisaran agung, hubungan kedua negara telah selalu telah bercampur aduk dengan kemauan baik dan rasa permusuhan, rasa dendam lama dan baru, sehingga hubungan mereka bisa disebut “selalu bergejolak.”
Turki dan Rusia memiliki perseteruan lama. Tumbuh kembangnya Rusia berarti penurunan dari Kekaisaran Turki. Sepanjang sejarah antara Turki dan Rusia telah mengalami sepuluh kali perang berskala besar. Suatu ketika pernah terjadi perang Russo-Turki dalam waktu yang sangat panjang.
( Bersambung ...... )
Sumber ; Media TV dan Tulisan Luar Negeri dan Dalam Negeri
http://edition.cnn.com/2015/11/25/middleeast/syria-turkey-russia-warplane-shot-down/
http://www.nytimes.com/2015/11/25/world/europe/turkey-syria-russia-military-plane.html?_r=0