Lebit lanjut dia menekankan bahwa Rusia harus segera menghentikan semua tindakan serupa, dan jika Turki merasa terancam kapal perang yang melewati terirtori ini lagi, akan merespon seperlunya.
Gelombang demi gelombang terus terjadi sebalum masalah sebelumnya terselesaikan. Pada 13 Desember 2015, Kemenhan Rusia menyatakan Fregat Rusia “Smetlivy” armada dari Laut Hitam Rusia melepaskan tembakan peringatan kepada kapal penangkap ikan Turki di Laut Aegen untuk mencegah kapal dari tabrakan.
Kapal penangkap ikan ini tidak menanggapi peringatan dari kapal perang Rusia, tapi buru-buru mengubah arah kapal setelah diberi tembakan peringatan, yang hanya berjarak sekitar 500 meter. Kelanjutan dari peristiwa dramatis yang nyaris bertabrakannya dua kapal tersebut, dengan cepat berkembang dengan menangkapan terhadap kapal ikan tersebut.
Pada 16 Desember, Wakil Menlu Rusia Alexei Meskov mengatakan, Turki harus membuat reparasi (ganti rugi) ekonomi untuk kekeliruan menembak jatuh Su-24 jet tempur Rusia, dan berjanji hal serupa tidak akan terjadi lagi.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri Tanju Bilgic pada hari itu mengatkan bahwa “Turki tidak akan pernah menyetujui permintaan Rusia untuk reparasi.”
Rusia telah mendesak Turki untuk meminta maaf telah menembak jatuh jet tempur, serta bertanggung jawab dan memberi reparasi (ganti rugi/kompensasi). Jika Turki tidak menerima tiga kondisi ini, akan mengalami kerugian besar, karena Rusia bisa membuktikan bahwa Rusia tidak melanggar wilayah udara, dimana jet tempurnya ditembak jatuh.
Rusia mengusulkan tiga hal ini menunjukkan bahwa Rusia tidak ingin mengatasi masalah ini dan tidak ingin menyelesaikan ketegangan ini dengan Turki, tampaknya tidak ingin kehilangan “kartu Turki” dalam situasi yang sangat rumit ini di Timteng.
Baik Rusia dan Turki memiliki satu kesamaan, keduanya tidak ingin menjadikan masalah ini menjadi terlalu besar. Dan perbedaan mereka itu apa? Turki menginginkan meredakan ketegangan, dan mebiarkan masa lalu menjadi masa lalu, mereka ingin mengembalikan ke situasi seperti status asli tidak ada sengketa.
Tapi Rusia tidak ingin melakukan itu. Mereka ingin menggunakan kesalahan dan kekurang ajaran Turki ini. Dengan demikian akan mebuat kinerja Rusia di kawasan ini akan lebih mudah. Jika tidak, mereka harus mempertimbangkan reaksi Turki ketika ada apa-apa lagi. Tapi dengan kejadian ini tidak perlu lagi memepertimbangkan reaksi Turki sama sekali.