Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pasca Turki Menembak Jet Tempur Rusia—Bagaimana Sikap Sekutunya & Arogansi Erdogan (4)

26 Desember 2015   18:17 Diperbarui: 27 Desember 2015   07:23 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Erdogan Mengirim Pasukan Ke Irak?

Mengapa Erdogan mengirim pasukan ke Irak? Ketika “ISIS” merajarela di Irak, wilayah Kurdi telah menjadi “penampungan bencana” yang relatif aman. Milisi yang didukung AS telah menjadi satu-satunya kekuatan bersenjata di Irak yang memiliki kekuatan untuk melawan “ISIS”.

Pada saat yang sama, daerah-daerah Kurdi di Irak telah menarik pasukan Kurdi lainnya dari daerah terdekat. Jadi jika Turki tidak memasukkan pasukannya sendiri ke daerah-daerah Kurdi di Irak utara saat ini, mungkin akan kehilangan kontrol atas wilyah ini selamanya.

Saat ini jelas bahwa Kurdi Irak utara akan merebut kembali kota-kota dan semua wilayah yang diduduki “ISIS”. Banyak yang mempertanyakan bisakah mereka melakukannya? Banyak yang berkeyakinan bisa. Kuncinya adalah bagaimana menikmati dividen perdamaian? Jika Turki bisa menempelkan kakinya di pintu ini---daerah Kurdi di Irak utara akan berkembang menjadi benar-benar zona otonomi Kurdi yang mandiri, demikian juga dengan daerah Kurdi di Syria utara, keduanya akan didukung oleh AS.

Namun ada juga beberapa analis yang percaya meskipun AS mendukung milisi Kurdi, tapi tidak akan melepaskan Turki, AS juga senang melihat hubungan yang memburuk  antara Turki dan Rusia, karena jika keduanya menjadi gagal dan hasilnya menjadi rusak, justru itu yang sesungguhnya yang diinginkan AS.

Jika kita membicarakan tentang apa nilai Turki dibelakangnya memiliki AS dan NATO, itu adalah sekarang, hubungan Turki dengan Rusia yang telah memburuk dari yang sebenarnya tadinya cukup normal beberapa tahun lalu. Dengan memburuknya hubungan antara Turki dan Rusia, itu melemahkan kedua belah pihak Turki dan Rusia, dan sedikitnya akan mengurangi kemungkinan Rusia akan bertindak menghalangi Eropa, dan membuatnya begitu Turki tidak akan menjadi berani seperti ketika berinteraksi dengan orang Eropa dan Amerika, dan ini adalah sesuatu yang dimaui Eropa dan Amerika untuk terjadi.

Dalam kekacauan di Timteng, jika membicarakan tentang Erdogan dan Barat, siapa yang menggunakan siapa? Seperti apa yang media mengomentari tentang Erdogan telah melakukan banyak hal yang Barat ingin melakukan tetapi tidak berani melakukan, tapi di sisi lain, dalam memprovokasi Rusia, Erdogan telah di-ikat oleh Barat di kuda perang?

Dalam gejolak di Timteng, Erdogan memiliki kepentingan dan keprihatinannya sendiri. Dalam rangka mencapai tujuannya sendiri, Erdogan berharap untuk menggunakan kekuatan Barat, tetapi tidak berarti ia benar-benar mempercayai Barat.

Maka ada analis yang percaya bahwa kepercayaan Erdogan lebih dikarenakan datang dari negerinya sendiri---Turki, dimana ia telah berhasil mendapat dukungan dalam negerinya selama 12 tahun.

Tindakan “gila” Erdogan yang baru-baru ini mungkin telah tergoda dengan ketidak-senangan dan  kecaman dari beberapa pihak, tapi itu adalah adegan lain yang sepenuhnya datang dalam Turki sendiri.

Pada 27 Nopember, para pengunjuk rasa Turki mengadakan protes anti-Rusia di luar masjid di Istanbul, dimana mereka memegang spanduk yang bertuliskan “Rusia menginjak-injak Keadilan dan Kemanusiaan di Perbatasan Turki” dan membakar patung Putin untuk memprotes jet tempur Rusia yang telah “menyerang” wilayah udara Turki.

Informasi mengatakan bahwa dalam jajak pendapat publik yang dilakukan setelah jet tempur Rusia ditembak jatuh dan Turki mengirim pasukan ke Irak, rating kepercayaan Erdogan tetap tinggi.

Membicarakan Erdogan, dia dapat mengontrol pemerintah sangat tepat, opini publik dan media. Hal ini yang memungkinkan dia untuk mengubah hal-hal yang diperlukan, dan cukup cerdik mengontrol pemerintahan dalam negeri. Dalam pemilihan presiden pada bulan Juni tahun ini, ketika rating kepercayaannya dan partainya kurang dari setengah, dalam pemilu bulan Nopember, dia tanpa terduga mampu melampuai setengah.

Dan ada tanda-tanda sangat nyata bahwa ia pandai memanipulasi emosi dari pemerintah dalam negeri, terutama media dan rakyat.

Keberhasilan Erdogan Membangun Turki

Pada tahun 2002, Erdogan dengan menggunakan sentimen Islam, mendirikan “Partai Keadilan dan Pembangunan”  dengan rekan-rekannya. Partai Islam ini memperoleh majoritas besar dalam pemilihan parlemen tahun itu, dan tahun berikutnya. Erdogan menjadi PM, dan memenangkan kursi kepresidenan setelahnya.

Erdogan terkenal cepat marah dan beprilaku tanpa kompromi. Dia pernah disebut “Raja dari Timur Tengah” oleh majalah “Times’ AS.  Dalam 11 tahun sebagai PM, Turki mengalami “keajaiban ekonomi” pendapatan per kapita naik tiga kali lipat, dan memungkinkan Turki untuk bergabung dengan G20.

Pada tahun 2010 dan 2011, pertumbuhan ekonomi Turki adalah salah satu yang tertinggi di dunia, membuat posisi internasionalnya dengan cepat melesat, dan juga menyebabkan Erdogan mendapatkan banyak polularitas dan rating kepercayaan di negaranya.

Jika kita bertanya tentang Erdogan kepada rakyat Turki, mereka akan menganggukkan kepala dan memuji dia. Mereka percaya bahwa pemerintahannya telah benar-benar meningkatkan kehidupan mereka.

Pada 10 Agustus 2014, Erdogan memenangkan pemilihan presiden dengan 51.7% suara, menjadi presiden dalam sejarah Republik Turki yang dipilih langsung oelh warganya. Selama kampanye, hal yang menyebabkan buat orang menaruh perhatian besar untuk Erdogan adalah bagaimana ia mengatakan beberapa kali bahwa jika ia terpilih menjadi Presiden, ia akan memperkuat kekuasaan Presiden, dan tidak akan dijadikan hanya sekedar Presiden “seremonial”.

Dan Partai Keadilan Pembangunan yang dipimpinnya juga mengindikasikan mereka akan merevisi konstitusi untuk memperluas kekuasaan Presiden. Bahkan yang lebih penting lagi, di Turki, sebagian besar pemilih percaya bahwa Turki membutuhkan presiden yang kuat untuk memacu pembangunan ekonomi, dan untuk memerangi terorisme asing, dan Erdogan adalah pilihan yang paling cocok dari calon yang lain.

Semua orang mungkin tahu bahwa meskipun kekuatan nasional Turki tidak menjadi yang penting ditingkat global, walaupun nyaris menjadi top 20, di Timteng adalah salah satu negara yang paling kuat.

Turki berpolulasi lebih dari 70 dan hampir 80 juta orang. Pada 2013, PDB per kapita lebih dari US$ 10.000.- PDB saat ini adalah US$ 700 dan 800 juta, yang membuatnya menjadi kekuatan utama di Timteng.

Dengan tumbuhnya kekuatan Turki beberapa tahun terakhir ini, ia memiliki mimpi untuk menjadi kekuatan utama, dan merealisasi ide-idenya sendiri. Dalam hal ini tidak hanya puas dengan pertumbuhan ekonomi saja, juga ingin memiliki suara dalam politik, yang memiliki suara sendiri dalam masyarakat internasional. Banyak analis yang menganggap ini sangat normal.

Meningkatnya daya nasional Turki membuat ambisi Erdogan melebar. Beberapa media mengutip mantan Dubes Tiongkok untuk Turki, Yao Kuang Yi yang mengatakan, “Erdogan adalah seorang yang mempunyai impian untuk Turki menjadi sangat kuat. Dia sudah mengubah wajah Turki, dan mengusulkan  untuk menjadikan Turki salah satu kekuatan top 10 dunia pada 2023, saat HUT 100 tahun berdirinya Turki.”

Dengan latar belakang ini, sekelompok politisi Turki yang diwakili oleh Erdogan mengibarkan tinggi-tinggi bendera “menghidupkan kembali bangsa”. Karena berusaha untuk membentuk citra global Turki. Itulah mengapa dalam beberapa tahun terakhir, semua tindakan Turki menunjukkan semacam “tanggung jawab sebagai bangsa besar.”

Untuk masalah Palestina, Turki pecah dari Israel. Dalam gejolak di Asia  Barat dan Afrika utara, telah menggunakan Ikhwanul Muslimin untuk menerapkan tekanan dan aktif campur tangan dalam situasi Mesir, demikian juga campur tangan dalam krisis Yaman, terutama aktif dalam mendorong pemerintah Syria baru.

Mengambil posisi tanpa kompromi setelah menembak jatuh jet tempur Rusia juga telah menampilkan citra sebagai kekuatan regional. Apa yang Turki ingin buktikan adalah masalah Syria dan operasi militer untuk melawan “ISIS”, bahkan restrukturisasi politik yang mungkin terjadi di kawasan ini di masa depan.

Tampaknya Turki merasa harus hadir, dan harus dikonsulatasikan padanya untuk semuanya. Turki pembuat dan penentu, sikap ini yang ingin ditunjukkan kepada Rusia, negara-negara lain di kawasan ini dan juga AS serta Barat.

Ketika gerakan “Musim Semi Arab” mulai, Erdogan sangat besemangat  untuk sementara waktu. Dia melihat bahwa Arab akan meniru Turki dan menjadi demokratis, meniru sistem Turki, dan dia menyerukan orang-orang Arab untuk mengikuti jejak Turki.

Saat Lybia dilanda kekacauan yang mengguncang bangsa, dan dia benar-benar cukup berani untuk pergi ke jalan-jalan di Benhazi dan jalan-jalan di Kairo menyerukan demokrasi. Tapi bagi bangsa yang pada dasarnya tidak bisa menerima “Musim Semi Arab” ini menjadi titik balik Turki di luar negeri di Timteng.

Sebelum ini, Turki telah dibangun dengan baik, dan telah berhubungan kerjasama dengan sebagian besar negara-negara regional. Setelah “Musim Semi Arab” pecah, Turki melihat ini sebagai promosi model demokratis, dan menjadi kesempatan terbaik dalam sejarah untuk menampilkan posisi regional Turki sebagai kekuatan utama.

Kebijakan regional Turki yang tadinya dari “zero-problem-diplomacy” (diplomasi tanpa masalah sama sekali) menjadi kebijakan intervensi aktif. Atas nama untuk “mendukung demokrasi,” Turki secara terbuka mendukung protes anti-pemerintah di Libya, Mesir, Tunisia dan Sryia, dan ini menyebabkan serangkaian masalah.

Hubungan Turki-Syria benar-benar menjadi patah, dan perang saudara meletus di Syria. Karena Turki secara verbal menyerang pasukan el-Sisi yang menggulingkan Morsi, sehingga hubungan Turki dengan Mesir menjadi buruk.

Dengan Libya, hubungan Turki dengan pemerintah baru menjadi mendingin setelah fase bulan madu, pemerintah Libya mengutuk Turki yang telah ikut campur dengan masalah dalam negeri mereka. Selain itu , hubungan Turki dengan Israel menjadi lebih dingin, dan kerjasama strategis telah berakhir.

Bisa dikatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, hubungan Turki dengan banyak negara Timteng terus menjadi tegang dan bahkan menjadi bermusuhan.

Di masa lalu, Davutoglu pernah datang ke Damaskus dengan penuh kepercayaan diri untuk berbicara dengan al-Assad. Dia percaya dia akan mampu menyakinkan al-Assad untuk mundur dengan damai, tetapi tidak berhasil. Setelah itu, Turki tidak lagi bisa kontrol sama sekali, bagaimana situasi berkembang. Ini benar-benar suatu sikap yang berlebihan sendiri.

Sedang menurut survei para ahli Timteng, dari hasil wawancara dengan orang Arab, sebenarnya mereka tidak senang dengan kekaisaran Ottoman. Dan Turki jelas sangat berlebihan menilai kekuatan dirinya.

Analis percaya bahwa kepercayaan Erdogan berasal dari ke-aneka-ragaman Turki. Turki adalah anggota NATO, dan memiliki dukungan AS dan Eropa. Dengan alamnya yang beragama Islam dan hubungan historis. Turki sangat baik dalam berkomunikasi dengan negara-negara Arab.

Turki mempertahankan posisi yang sama seperti AS dan negara-negara Eropa untuk masalah memundurkan Basahar al-Assad. Jika bisa “memiliki dampak” di Syria, tidak hanya akan memperkuat kepentingan kawasan ini, juga akan meningkatkan kartu tawar menawar untuk bergabung dengan Uni Eropa. Tapi yang perlu diingat bahwa dalam politik hanya ada kepentingan abadi/permanen, bukan teman abadi/permanen.

Semua orang tahu apa yang dipikirkan Erdogan. Latar belakang agama dan “sentimen kekuatan utama” kadang-kadang bisa menjadi pisau bermata dua, yang membuat orang curiga padanya, dan menyebabkan berbalik untuk mengatur pertahanan untuk melawan dia.

Sikap Erdogan yang terlalu percaya diri dan keras terhadap Rusia, bagaimana reaksi Putin, dan tindakan apa yang kiranya akan diambil Putin untuk merespon sikap keras Erdogan-Turki ini. Akan dibahas dalam tulisan yang akan datang.

( Habis )

Sumber : Media TV dan Tulisan Luar Negeri dan Dalam Negeri.

http://news.yahoo.com/turkeys-erdogan-meets-hamas-leader-meshaal-istanbul-sources-010022511.html

http://www.theguardian.com/world/recep-tayyip-erdogan

http://www.ibtimes.com/turkish-troops-iraq-arab-league-accuses-ankara-threatening-iraqs-sovereignty-2239862

http://foxtrotalpha.jalopnik.com/turkey-sends-troops-and-armor-into-iraq-without-approva-1746595750

http://www.newyorker.com/news/news-desk/what-are-turkish-troops-doing-in-northern-iraq

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun