Hubungan Turki-Syria benar-benar menjadi patah, dan perang saudara meletus di Syria. Karena Turki secara verbal menyerang pasukan el-Sisi yang menggulingkan Morsi, sehingga hubungan Turki dengan Mesir menjadi buruk.
Dengan Libya, hubungan Turki dengan pemerintah baru menjadi mendingin setelah fase bulan madu, pemerintah Libya mengutuk Turki yang telah ikut campur dengan masalah dalam negeri mereka. Selain itu , hubungan Turki dengan Israel menjadi lebih dingin, dan kerjasama strategis telah berakhir.
Bisa dikatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, hubungan Turki dengan banyak negara Timteng terus menjadi tegang dan bahkan menjadi bermusuhan.
Di masa lalu, Davutoglu pernah datang ke Damaskus dengan penuh kepercayaan diri untuk berbicara dengan al-Assad. Dia percaya dia akan mampu menyakinkan al-Assad untuk mundur dengan damai, tetapi tidak berhasil. Setelah itu, Turki tidak lagi bisa kontrol sama sekali, bagaimana situasi berkembang. Ini benar-benar suatu sikap yang berlebihan sendiri.
Sedang menurut survei para ahli Timteng, dari hasil wawancara dengan orang Arab, sebenarnya mereka tidak senang dengan kekaisaran Ottoman. Dan Turki jelas sangat berlebihan menilai kekuatan dirinya.
Analis percaya bahwa kepercayaan Erdogan berasal dari ke-aneka-ragaman Turki. Turki adalah anggota NATO, dan memiliki dukungan AS dan Eropa. Dengan alamnya yang beragama Islam dan hubungan historis. Turki sangat baik dalam berkomunikasi dengan negara-negara Arab.
Turki mempertahankan posisi yang sama seperti AS dan negara-negara Eropa untuk masalah memundurkan Basahar al-Assad. Jika bisa “memiliki dampak” di Syria, tidak hanya akan memperkuat kepentingan kawasan ini, juga akan meningkatkan kartu tawar menawar untuk bergabung dengan Uni Eropa. Tapi yang perlu diingat bahwa dalam politik hanya ada kepentingan abadi/permanen, bukan teman abadi/permanen.
Semua orang tahu apa yang dipikirkan Erdogan. Latar belakang agama dan “sentimen kekuatan utama” kadang-kadang bisa menjadi pisau bermata dua, yang membuat orang curiga padanya, dan menyebabkan berbalik untuk mengatur pertahanan untuk melawan dia.
Sikap Erdogan yang terlalu percaya diri dan keras terhadap Rusia, bagaimana reaksi Putin, dan tindakan apa yang kiranya akan diambil Putin untuk merespon sikap keras Erdogan-Turki ini. Akan dibahas dalam tulisan yang akan datang.
( Habis )
Sumber : Media TV dan Tulisan Luar Negeri dan Dalam Negeri.