Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguak Penyebab Serangan Terroris Paris “Friday The 13th” (1)

27 November 2015   20:43 Diperbarui: 27 November 2015   20:47 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada malam tanggal 13, teror menyebar sepanjang malam ke seluruh di Paris. Pelatih kesebelasan Jerman, Joachim Lw mengatakan : “Kita benar-benar terkejut. Secara pribadi, pertandingan dan olahraga kepentingannya telah hilang. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan.”

AS telah mengalami serangan 11 September, dan Inggris pernah mengalami serangan teroris 7 Juli di London. Tapi selama waktu itu di wilayah Prancis belum tampak ada serangan teroris  sekalipun.

Selama itu Prancis memperoleh reputasi sebagai “pemimpin kontra-terorisme di Eropa”. Dan model kontra-terorismenya menjadi model untuk ditiru negara-negara Barat.

Namun, mulai Maret 2012, Prancis telah sering menjadi target serangan teroris, dan model kontra-teroris Prancis telah menjadi subyek dari keraguan yang belum pernah terjadi sebelumnya.   

Setelah penembakan teroris “Charlie Hebdo” pada awal tahun ini, Prancis mengumumkan mereka akan menginvestasikan sebagian personil dan material dalam perang melawan terorisme, termasuk menambah 2.680 posisi kontra-terorisme dan senilai 425 juta Euro persediaan perlengkapan dalam tiga tahun ke depan.

Pada bulan Januari tahun ini, Prancis menginvestasikan lebih dari 700 juta Euro untuk memperkuat kemampuan pengumpulan info intelijen dari lembaga kontra-terorismenya.

Pada bulan April, telah dilakukan investasi lain 3,8 milyar euro untuk memperkuat fungsi kontra-terorisme militer, dan melaksanakan patroli militer reguler di tempat-tempat penting.

Pada bulan Mei, telah meloloskan UU kontra-terorisme yang kontroversial, yang memperluaskan kewenangan badan-badan intelijen, yang menungkinkan mereka untuk menyadap ponsel dan memonitor internet.

Setelah itu, Departemen Keamanan Prancis dan Polisi menambah personil 1.400, dan juga menambahkan tanggung jawab pada intelijen, bea cukai, kejaksaan, keuangan dan keamanan nasional untuk memerangi terorisme.

7500 posisi militer dari 34.000 yang rencananya akan dibubarkan sebelum 2019 akan dipertahankan untuk patroli di dearah-daerah sensitif di Prancis.

Berkenaan dengan serangkaian operasi kontra-terorisme pada akhir tahun dan awal tahun, Prancis benar-benar telah memperluas banyak upayanya. Pertama-tama, memperluas polisi dan memperkuat perlindungan dan patroli target penting. Banyak orang sering melihat beberapa situs yang indah, termasuk beberapa sinagog Yahudi, kedutaan besar, dan beberapa organisasi lainnya terasa adanya banyak patroli, dan lebih banyak penjaga perdamaian dan petugas keamaan dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun