Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intervensi Militer Rusia di Syria Akankah Mengubah Peta Geopolitk Timteng? (4)

22 November 2015   20:52 Diperbarui: 22 November 2015   21:01 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja AS benar-benar tidak ingin melihat operasi militer Rusia di Syria menjadi efektif. Maka AS juga melakukan penyesuaian strategi dan memperkuat dukungannya kepada kekuatan oposisi. Pada fase petama ini, AS mengirim banyak senjata dan peralatan.

Para pengamat dan analis mengatakan jika sekarang AS banyak memberikan mereka senjata semacam stringer anti-udara yang dapat dipanggul di bahu, maka untuk ke depan akan sangat mengancam serangan udara Rusia. Karena selama Perang Afganistan, banyak pesawat Su-24 Uni Soviet tertembak jatuh oleh rudal stringer yang digunakan kelompok-kelompok gerilya di Afganistan.

Jadi AS tidak akan mau duduk diam menonton Rusia mengambil semua Timteng, dan juga tidak akan menonton diam membiarkan Rusia mengambil kembali Syria.

Rusia telah melancarkan operasi serangan udara hampir dua bulan. Beberapa media Rusia mengatakan bahwa frekuensi mobilisasi tempur meningkat, dan operasi serangan udara secara bertahap meningkat.

Masyarakat internasional lebih perduli dengan berapa lama serangan udara akan berakhir, dan sejauh mana mereka akan terlibat dalam operasi militer di Syria.

Militer Rusia telah mempunyai fasilitas garnisun di Syria sejak lama, bahkan mungkin lebih lama dari garnisun AS di Irak. Maka tanpa perlindungan Rusia, perlindungan pangkalan Rusia, tanpa puluhan pesawat menekan mereka, banyak faksi di kawasan ini yang pasti akan bergerak.  Sehingga kehadiran Rusia diperlukan di Laut Mediterania, di Tartus, dan Bandara Internasional Bashar al-Assad.

Dalam hal Rusia melawan ISIS di Syria, beberapa komentator ada yang mengatakan bahwa Rusia akan tenggelam dalam lumpur Perang Syria, dan lumpur ini mencakup dua aspek. Salah satu aspek tenggelam dalam lumpur dari perang sipil Syria dan berlibat dalam perang tak berujung dengan ISIS. Aspek lain tenggelam ke dalam  perang dengan NATO.

Pada 31 Oktober, Wakil Menlu AS, Antony Blinken mengatakan, operasi militer Rusia di Syria akan membuatnya “tenggelam dalam rawa”. Rusia tidak akan mampu mempertahankan serangan militernya terhadap semua orang yang menentang pemerintahan brutal Assad. Biayanya akan terus meningkat setiap harinya secara ekonomi, politik dan keamanan. Tapi yang terbaik hanya untuk mencegah agar pemerintah al-Assad tidak tersingkir, tidak membuat dia menang, tidak ada kemenangan militer yang bisa didapat. Sementara itu, rawa akan makin melebar dan mendalam yang akan menyedot Rusia ke dalam.

Upaya Penyelesaian Dengan Proses Politik Di Syria

Pada saat yang sama, sinyal baru muncul di Syria : resolusi politik sekali lagi ditambahkan dalam opsi negosiasi dengan negara-negara yang terlibat, dan semua pihak mulai bernegosiasi mengenai “rencana transisi politik yang bisa diterapkan.”

Namun ada analis yang melihat, jika didasarkan pada situasi kini, sekarang hanya ada sedikit harapan untuk resolusi politik untuk krisis Syria. Semestinya setiap pihak diundang dan mereka harus hadir, sehingga ada kesempatan bagi resolusi masalah Syria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun