Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Russia Pamer Kekuatan Militer Dengan Menghajar ISIS di Syria (2)

28 Oktober 2015   23:10 Diperbarui: 28 Oktober 2015   23:10 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membandingkan Rusia dan Koalisi Barat Pimpian AS Dalam Menyerang ISIS

Analis melihat sejauh biaya yang dikeluarkan, dibanding dengan intensitas operasi tempur yang tinggi oleh Barat, terutama seperti di Afganistan dan Irak, operasi Rusia kali ini jauh lebih murah. Ini kira-kira setara bila dibandingkan dengan serangan udara yang telah dilakukan beberapa hari ini

Jika dilihat dari pesawat terbang yang digunakan, dua model utama pesawat yang digunakan sebenarnya sudah cukup tua hampir berusia 30 atau 40 tahun. Hanya Su-34 yang sedikit lebih  muda. Juga karena jaraknya tidak jauh, sehingga penggunaan bahan bakar lebih rendah pada setiap mobilisasi.

Selain itu bom yang digunakan non-guided bom, dan precision-guided bom, dengan demikian Rusia telah menggunakan lebih sedikit bom dari negara-negara Barat. Negara-negara Barat mencapai wilayah ini dari posisi jarak yang yang cukup jauh. Mereka memilih bandara dan kemudian melakukan serangan, sehingga jarak tempuh pulang pergi lebih jauh.

Juga berbagai bom yang digunakan negara-negara Barat untuk kawasan ini menggunakan precison-guided-bom, yang berbiaya tinggi, dengan sendirinya biaya lebih besar. Jet tempur Barat umumnya lebih “sensitif” dan cukup mewah, lain dari Su-24 dan Su-25 mereka bisa take off dan landing di bandara yang sederhana.

Jadi tidak heran sepertinya jika kita memakan makanan yang sulit, harus melakukan pekerjaan yang sulit. Ini merupakan model penting dari AU-Rusia dan kondisi AU Rusia saat ini.

“Novaya Gazeta” Rusia membuat sebuah laporan yang menyatakan di Syria saat ini, Rusia telah menggunkan lebih dari 50 jet tempur dan helikopter, dengan 1.500 sampai 2.000 tentara. Ahli militer independen Rusia, Pavel Felgenhauer mengatakan, banyak dari senjata, peralatan dan amunisi yang digunakan militer Rusia untuk serangan udara dibeli Syria di masa lalu.

Diperkirakan Rusia telah menghabiskan sekitar ratusan ribu USD per hari untuk operasi militer di Syria kali ini, yang jauh lebih rendah dari US$ 9,9 juta per hari bagi serangan udara yang dilakukan pasukan gabungan internasional yang dipimpin AS, yang menghabiskan rata-ratanya per hari.

Rusia Berkesempatan Menguji Persenjataa Militer Dalam Medan Tempur Sesungguhnya

Selain dari perhitungan efisiensi biaya yang efektif, opini publik juga telah memperhatikan bahwa dengan opearsi militer ini, Rusia telah mendapat keuntungan dari kesempatan ini untuk menguji beberapa senjata baru, mungkin tidak banyak tapi sangat signifikan.

Dalam serang udara kali ini, Rusia tidak hanya mengerahkan jet tempur paling canggih dan pembom, tetapi juga menggunakan beberapa senjata “cerdas”(smart weapons).

Situs RIA Novosti melaporkan sejak Su-30SM dan Su-34 Jet tempur ini selama masuk dalam alutsista Rusia, mereka ini belum pernah diuji dalam pertempuran yang sesungguhnya. Dan Su-24 dan Su-25 dalam melakukan serangan udara dilengkapi dengan “GLOSNASS” sistem navigasi satelit global (seperti GPS-AS) milik Rusia. (Sedang Tiongkok memiliki Beidou)

Pada saat yang sama, bom KAB-500S-E dan X-29L rudal high precision-guided dan RBK-500 cluster bomb dengan SPBE-D proyetil terminal yang sensitif juga digunakan untuk serangan udara di Syria untuk pertama kalinya.

Menurut pengamat, Rusia tidak berinvestasi banyak untuk peralatan baru dibanding dengan negara-negara Barat, proporsinya masih jauh lebih sedikit, Sehingga saat akan menggunakannya harus meninjau beberapa taktik serangan udara yang baru disoroti.

Misalnya, di masa lalu Su-34 tidak pernah dikerahkan ke luar negeri, dan tidak penah diuji dalam pertempuran nyata, tapi dengan operasi serangan kali ini, pesawat ini telah memperoleh pengalaman operasi di luar negeri dan berkesempatan mendapat pengalaman menggunakan amunisi sesungguhnya.

Di wilayah ini masih belum tahu apakah GLONASS benar-benar mempunyai ke-efektifan yang sama  dalam pertempuran sebagai sistem pembimbing seperti GPS-nya AS, jadi ini yang menjadi harapan utama bagi AU-Rusia.

Selain itu, ingin melihat apakah rudal jelajah baru mereka bisa menyerang titik target pada jarak 1.500 km, apakah fregat ringan ini bisa meluncurkan rudal jarak jauh untuk menyerang target. Ini semua merupakan tes yang signifikan. Dengan demikian Rusia telah melindungi kepentingannya dan peningkatan efektivitasnya di kawasan ini terhadap serangan udara kepada ISIS, juga telah diuji amunisi baru. Dengan demikian seperti sekali menggayuh dua tiga pulau terlampaui (killed two birds with one stone).

Sebagai satu-satunya yang kehadiran militer Rusia di Timteng dan titik terakhir bagi Syria dalam dukungan strategisnya, Syria bisa dianggap sebagai salah satu pilihan yang sangat penting bagi Syria. Sejak krisis Syria pecah, Rusia yang sesungguhnya mendukung pemerintah Syria telah ragu untuk memilih oposisi di Dewan Kemanan PBB, tetapi masih tetap berhati-hati untuk melakukan keterlibatannya yang mendalam.

Kini Rusia tidak saja berani melakukan intervensi, bahkan telah melakukan dengan performa yang yang hebat. Dibandingkan dengan serangan udara Barat selama lebih setahun lalu, operasi militer Rusia telah menunjukkan efektif, murah, dan juga menguji persenjataan mereka.

Apakah ke-efektifan dari serangan kali ini hanya mengandalkan kapasitas kekuatan tempur Rusia sendiri dalam aspek teknis? Tentu saja tidak.

Pada 7 Oktober 2015, dengan kerjasama serangan udara Rusia dan militer Syria melancarkan serangan di pusat Kegubernuran Hama, menyerang “Tentara yang sudah menang” yang menempati daerah setempat, dan merebut kota-kota di pinggiran utara Kegubernuran ini.

Seorang militer yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan, hari itu merupakan operasi pertama yang dilakukan militer Syria di bawah perlindungan serangan udara AU-Rusia.

Karena itu, Reuters meyimpulkan, operasi gabungan menandai ekskalasi lebih lanjut dari permasalahan militer Syria.

Juru bicara Kemenlu Rusia, Marta Zakharova, mengatakan, Pertama-tama kami melakukan serangan udara atas permintaan pemerintah Syria. Yang paling penting adalah kita mengkoordinasikan operasi dengan pasukan militer Syria untuk memerangi ekstrimis di daratan. Ini yang menjadi alasan mengapa operasi pasukan gabungan pinpinan AS tidak berjalan dengan baik.

Bekerjasama dengan pemerintahan Bashar al-Assad merupakan kondisi penting bagi Rusia untuk mempertahankan “tingkat ekefktifan tinggi” dalam operasi di Syria. Dalam hal ini “hanya mendukung pemerintahan Bashar al-Assad” sehingga serangan udara Rusia menjadi lebih jelas dan terarah, dibanding dengan serangan gabungan Barat. Jadi tidak heran secara alami jika serangan udara Rusia lebih baik kinerjanya.

Obama memberi tanggapannya, “Terlepas dari apa kata Putin, bahwa ia tidak membedakan antara ISIL dan oposisi Sunni moderat yang menginginkan Assad terguling. Dari perspektif Rusia, mereka itu semua teroris, dan itulah resep bencana, dan itu salah satu yang saya tolak.”

Francois Hollande Presiden Prancis, mengatakan “ Saya pribadi mengatakan kepada Presiden Putin, laporan yang kami terima mengatakan, bahwa serangan udara Rusia hanya fokus pada daerah inti dari organisasi-organisasi ekstrimis saja, sementara sisanya semua terfokus pada wilayah yang dikontrol oleh kekuatan oposisi moderat.”

Dalam operasi militer ini “siapa yang harus diserang” perbedaan ini yang mejadi paling inti antara Barat dan Rusia. Barat telah menuduh Rusia tidak sekedar menyerang ISIS, tetapi juga menyerang “oposisi moderat” .

Tapi Rusia menekankan bahwa target serangan udaranya tidak terbatas hanya untuk ISIS, tapi semua ekstrimis atau organisasi teroris yang akan dihancurkan.

Analis melihat serangan udara Rusia berbeda dari serangan udara gabungan bersama yang dilakukan AS dalam menghantam ISIS. Dalam melakukan serangan anti-IS, kekuatan gabungan pimpinan AS targetnya sangat terbatas, mereka hanya boleh menyerang IS. Mereka tidak bisa menyerang puluhan faksi lain, seperti Front Islam yang didukung Arab Saudi dan GCC (Gulf Cooperation Council/negara-negara Teluk), atau Tentara Pembebasan Syria (Free Syrian Army/FSA) yang didukung AS dan Eropa. Jadi ketika mereka mulai melakukan pengeboman harus berhati-hati.

Akibatnya hasilnya sangat tidak diinginkan. Ketika pengemboman selesai dilakukan, seperti tidak dilakukan pengeboman apapun. Lain lagi definisi Rusia untuk terorisme benar-benar berbeda dengan AS, Eropa dan negara-negara Teluk. Selama mereka ingin menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad dan selama mereka adalah kelompok yang dapat menyebabkan perubahan besar-besaran atau menggulingkan pemerintahan, maka mereka adalah Teroris.

Inilah yang menjadi perbedaan terbesar dari kedua belah pihak dalam menangani masalah ini. Rusia percaya “faksi oposisi” yang menyerang pemerintah Syria mungkin bukan ISIS, tapi mereka itu sama juga seperti ekstrimis ISIS.

Dalam masalah ini, kita bisa melihat niat Putin, sangat jelas. Ia percaya bahwa pemerintahan Bashar al-Assad adalah satu-satunya pemerintahan yang sah, dan jika oposisi moderat dapat bernegosiasi di meja perundingan, duduk dan bernegosiasi, tapi jika mereka berjuang dengan mengangkat senjata, maka mereka itu adalah ekstrimis. Jadi Putin mempunyai konsep dan interpretasi sendiri.

Apa yang perlu dicatat untuk Rusia mendukung pemerintah Basahar al-Assad tidak berarti itu menentang kekuatan-kekuatan politik lain dalam Syria.

Diplomasi Putin

Pada 7 oktober 2015, Putin memerintahkan Menlu Rusia melaporkan kepada negara-negara yang memiliki kontak dengan FSA (Free Syrian Army) untuk mengekspresikan niat Rusia “untuk menjalin kontak” dengan para pemimpin organisasi ini, untuk membahas kemungkinan FSA bergabung dengan langkah-langkah negosiasi, untuk mulai proses penyelesaian politik untuk krisis Syria.

Pada saat yang sama, Rusia  juga siap untuk mempromosikan untuk menggabungkan militer Syria dan FSA untuk melawan ISIS dan kelompok teroris lainnya.

FSA merupakan satu kekuatan oposisi utama dalam Syria. Sebelum ini, Menlu Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa Rusia tidak percaya FSA untuk menjadi organisasi teroris, melainkan melihatnya sebagai bagian dari resolusi politik untuk masalah Syria.

Putin mengatakan, jika pasukan mereka (pemerintah Syria dan oposisi) dapat berhasil bergabung untuk menyerang organisasi musuh bersama yaitu yang dikenal dengan “ISIS”dan organisasi lain seperti itu, maka itu akan membangun dasar yang baik untuk langkah berikutnya dalam resolusi politik Syria.

Putin mendukung pemerintahan Bashar al-Assad dalam memerangi semua kekuatan ekstrimis anti-pemerintah, tapi pada saat yang sama, ia juga aktif untuk coba menangani wacana politik antara pemerintah dan pasukan anti-pemerintah Syria.

Tidak heran banyak komenator publik telah mengatakan bahwa intervensi militer Putin di Syria telah “diisi dengan ekstrim moralitas dan keadilan”. Jadi mengapa Rusia mendukung pemerintah Bashar al-Assad? Dan pada saat tertentu waktu ini, imengapa itu benar-benar diperlukan untuk melaksanakan aksi militer?

( Bersambung ...... )

 

Sumber : Media TV dan Tulisan Luar Negeri

http://news.yahoo.com/russia-planes-fly-western-syria-053421955.html

Assad-Putin meeting signals push to end Syria crisis Associated Press

Putin says Syria's Assad is open to working with some rebels Reuters

Russia takes Syria lead after Assad's surprise Moscow visit AFP

Russian warships launch rockets on Islamic State in Syria

http://www.bbc.com/news/world-asia-34411477

https://www.rt.com/news/317277-russia-syria-planes-sukhoi-isis/

http://russia-insider.com/en/military/smart-weapons-russia-using-syria/ri10231

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun