Pengamat militer mengatakan bahwa X-47B UCAV (Unmanned Combat Aerial Vihicle), kini berkemampuan dalam memperoses teknologi informasi sangat besar. Tingkat kecerdasannya telah mencapai ketingginan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pesawat ini bisa lepas landas secara otomatis, mencari target otomatis, mengevaluasi sasaran secara otomatis, dan menyerang sasaran secara otomatis, dan membuat kajian ke-effektifan secara otomatis. Jadi keseluruhan proses benar-benar nirawak.
Saat ini AS telah menetapkan jalur pengembangan sistem UAV untuk generasi berikutnya, berencana untuk meningkatkan sejumlah besar UAV yang berkemampuan untuk melakukan misi offensif udara-ke-darat selama 10 tahun ke depan. Juga meningkatkan drone dengan bersifat stealth dan stealth radar, scouting yang terintegrasi dan berkemampuan tempur seperti drone “Global Hawk” dan “Predator”.
Menurut laporan dari situs UAS Vision, pada 9 Januari 2015, seri drone RQ-4 “ Global Hawk” milik AU-AS telah mencatat rekor baru dengan terbang selama 781 jam dalam satu minggu. UAV ini merupakan yang paling maju dari AU-AS dan bahkan dunia, dipersenjatai dengan tiga perangkat pengintai, termasuk radar sintetik aperture*1, kamera TV dan detektor inframerah, serta peralatan pertahanan perang elektronik dan perangkat komunikasi digital.
(*1 , Synthetic Aperture Radar (SAR), radar yang biasa digunakan untuk airbone/spacebone, radar pencari jalur penerbangan dari platform untuk menstimulasikan antena besar atau terbuka secara elektronik, yang menghasilkan citra pengindaeraan jauh resolusi tinggi)
Menurut test data daya tahan terlama Global Hawk 48 jam, untuk terbang selama 2 hari. Bagi pesawat berawak untuk terbang dua hari siang malam akan sulit dilakukan seorang pilot, tidak perduli seberapa trampil dan baiknya kondisi pilot untuk melakukannya. Si pilot tidak mungkin untuk tidak makan, minum, tidur dan bahkan untuk buang air sekalipun. Kebutuhan seorang pilot seperti ini sangat sulit untuk bisa diatasi.
Tuntutan UCAV Dan Perlombaan Negara-Nagara
UCAV atau Drone tempur harus berkemampuan untuk bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam medan perang, bahkan ini masih belum cukup. Perlu juga memprediksi apa yang akan terjadi dan mengkombinasikan semua petunjuk bersama-sama.
Biasanya antena satelit ditempatkan di dalam dom besar dan pada UCAV perangkat ini ditempatkan di ruang kokpit yang biasa pada pesawat berawak untuk pilot, perangkat ini pada dasarnya dapat men-transfer informasi kembali ke semua sudut di bumi melalui setiap satelit.
UAV General Atomic MQ-1 Predator, General Atomic MQ-9 Reaper dan UAV lainnya milik AU-AS telah memperoleh keberhasilan yang menakjubkan di medan perang Afganistan dan Irak.
Pengembangan UAV dan UCAV menjadi eksplorasi untuk transformasi model perang AS, orang Amerika sedang berpikir untuk perang nirawak.