Sistem Organisasi ISIS
Selain itu, sifat organisasi ISIS ini setiap cabang beroperasi secara independen, jika salah satu pemimpin tertentu terbunuh tidak akan menyebabkan kelumpuhan sistem komando.
Pada malam 15 Mei lalu, Pasukan Operasi Khusus Militer AS berhasil menewaskan anggota penting ISIS di Syria timur, Abu Sayyaf seorang komandan kunci ISIS dari Tunisia. Dia ini selain bertanggung jawab dalam operasi tempur, juga berperan sebagai orang yang melakukan transaksi minyak dan gas untuk mendanai mereka.
Saat itu, Michael Morell, mantan Deputi Direkturn CIA berkomentar: nilai yang terpenting disini bisa menewaskan orang dari medan perang (ISIS) yang sangat penting untuk pendanaan dan pelaksanaan, dan sangat dekat dengan kepemimpinan senior (ISIS) al Baghdadi, untuk menyingkirkan dia dari medan perang, itu sangat penting.
Namun banyak ahli Timteng mengatakan kematian Abu Sayyaf tidak memiliki effek yang sangat besar terhadap ISIS. Biasanya jika salah satu komando tertentu dihancurkan atau komandan regional seperti Abu Sayyaf, yang oleh semua pihak dianggap sebagai “menteri keuangan”, begitu dia tewas akan ada orang lain yang tepat untuk menggantikannya.
Jadi ISIS memiliki kemampuan yang cukup kuat untuk regenerasi dirinya. Maka dari itu meskipun telah dilakukan serangan udara dengan jangka panjang terhadap ISIS, sementara memang akan menjadi masalah bagi mereka, tapi masih belum mengganggu ke-efektifan dari keberadaan organisasi mereka.
Selain itu ruang lingkupn kendali ISIS mencakup Syria dan Irak, topografi yang komplek, dan batas-batas negara di daerah ini semua menguntungkan mereka. Sehingga mempermudah kombatan ISIS menyelinap di antara kedua negara.
Wilayah Dibawah Kontrol ISIS
Saat ini, daerah yang di kontrol ISIS terbentang dari wilyah tradisional Sunni dari Syria dan Irak. Sehingga jika terdesak dalam perang di Syria, mereka bisa mengalihkan fokusny ke Irak. Jika ada perubahan di Irak dapat mengakan kembali fokusnya ke Syria.
Kenyataan selama ini tidak pernah terjadi situasi di Syria dan Irak akan berkembang pada saat yang sama situasi dimana tidak menguntungkan ISIS. Dan diperkirakan akan tidak ada. Oleh sebab itu ada pengamat yang mengatakan dengan kepastian yang memadai bahwa tidak akan melihat adanya prospek untuk mengeliminasi ISIS saat ini.
(Bersambung ......... )