Mohon tunggu...
maken awalun
maken awalun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dimensi Etis "Cinta Diri" Seorang Perempuan

21 April 2018   13:39 Diperbarui: 21 April 2018   14:01 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut saya, ini adalah cinta-diri perempuan, yang menderita, yang teraniaya secara ekonomis-sosial-politik, dlsb, sebagaimana dialami oleh sebagian perempuan. Namun, saya percaya apa yang dikatakan Irigaray mengenai etika cinta diri perempuan: bahwa mereka yang menderita inilah, yang akan mampu menyatukan pria dan wanita sehingga suatu hari mereka "dapat menyapa satu sama lain, mendekati, membuat narasi, atau mengikat perjanjian." (ESD 71).

Tanpa bermaksud memberikan evaluasi kritis, menurut saya, pandangan Irigaray tentang cinta diri wanita merupakan sumbangan pemikiran etis bagi perempuan. Ini adalah kemungkinan baru untuk penyatuan dan cinta lebih yang mesra antara perempuan dan laki-laki, perempuan dan perempuan, dan perempuan terhadap "yang lain". 

Irigaray, menurut saya, tidak menutup kemungkinan baru ini untuk memisahkan tetapi membuka cakrawala baru untuk menyatukan perempuan dan laki-laki dalam posisi yang setara sebagai manusia. Saya menyebut dimensi pemikiran dan etika baru ini sebagai "cinta wanita yang menyelamatkan". 

SELAMAT HARI KARTINI UNTUK SEMUA PEREMPUAN INDONESIA.

Manila, 21 April 2018

Departemen Filsafat Ateneo de Manila University

PCF

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun