Tulisan ini adalah lanjutan dari catatan saya sebelumnya yang saya tulis di Kompasiana. Karena itu judulnya sama dan untuk membedakan saya beri tambahan angka 2. Isinya adalah tentang Kaum Salaf dan pemahamannya yang saya dapatkan lewat media elektronik maupun secara langsung. Saya ingin berbagi apa yang saya catat tersebut dengan para pembaca. Mudah-mudahan ada pembaca yang bisa mengambil manfaat dari tulisan ini. Kalau ternyata tidak ada, saya akan mencoba tabah.
Tulisan ini saya yakin mengandung kelemahan, karenanya saya mohon koreksi dan nasihat dari pembaca sekalian.
Baiklah, berikut poin-poin yang saya dapatkan:
- Salaf itu punya aturan tentang siapa yang memberi salam duluan.Â
Yang sendirian kepada yang berombongan, yang berjalan kepada yang duduk, yang naik mobik kepada yang berjalan kaki. Yang naik pesawat tidak memberi salam kepada yang di darat karena tidak terdengar.
- Salaf itu wanitanya mengenakan jilbab syar'i.Â
Jilban syar'I adalah istilah yang digunakan untuk membedakan dari jilbab gaul, jilbab tusuk jarum, jilbab penari India atau jilbab minimalis.
- Salaf itu ketika masuk masjid shalat dulu baru duduk.Â
Artinya: tidak masuk masjid langsung ngedeprok.
- Salaf itu ikhlas dipotong gajinya bila membolos kerja.Â
Begitulah adanya. Poin ini mungkin bisa menimbulkan pertentangan batin di hati karyawan.
- Salaf itu tidak menggunakan shalat dhuha untuk mengurangi jam kerja.Â
Begitu pula dengan poin yang ini. Begitulah adanya.
- Salaf itu loyal kepada pemerintah muslim dan mendoakan kebaikan bagi pemimpinnya.Â
Bagi orang-orang yang biasa tampil di talk-show yang panas, mudah-mudahan memuji kebaikan pemimpinnya. Bagi yang aktif memimpin rapat gelap, mudah-mudahan berencana untuk mendoakan pemimpinnya. Bagi yang sering berorasi di atas kap mobil, mudah-mudahan bisa menutup aib pemimpinnya.
- Salaf itu tidak diulangtahuni, baik ketika masih hidup maupun setelah meninggalnya.Â
Kalau orang yang sudah meninggal di ulangtahuni, siapa yang akan meniup lilinnya?
- Salaf itu irit air ketika berwudhu.Â
Wudhu komplit dapat dilakukan hanya dengan air sebanyak setangkupan tangan, tidak kocar-kocor atau jebar-jebur. Mudah-mudahan ada tipe keran air yang alirannya tidak terlalu besar khusus untuk masjid.
- Salaf itu membaca doa ketika akan masuk WC.Â
Kita mungkin pernah bertanya-tanya, apa yang dibaca orang-orang besar seperti Aristoteles atau Karl Marx ketika akan masuk WC?
- Salaf itu yakin bahwa Qur'an dan Hadits itu up-to-date.Â
Yang ingin merevisi Qur'an dan Hadits, karena menganggapnya kolot dan tidak sesuai dengan perkembangan jaman, akan kesulitan menghubungi pemegang hak ciptanya.
Sekian dulu tulisan saya. Atas kesalahan yang ada, mohon koreksi dan nasihat.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H