Mohon tunggu...
Mas Nuz
Mas Nuz Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bloger

Suka maka, suka jalan, suka nulis, suka bercengkerama, suka keluarga. __::Twitter: @nuzululpunya __::IG: @nuzulularifin __::FB: nuzulul.arifin __::email: zulfahkomunika@gmail.com __::www.nuzulul.com::

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Museum Antonio Blanco Menjaga Anak Negeri

12 November 2015   17:15 Diperbarui: 12 November 2015   20:46 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian penunjang diantaranya adalah 'Rondji Resto' yang berada di sisi kiri jalan sebelum memasuki museum. Selanjutnya adalah galeri/workshop. Di sini para pengunjung dapat melihat beberapa karya sang putra Mario Blanco yang memiliki aliran seni lukis yang berbeda dengan sang ayah. Gift soft, yang menyediakan berbagai souvenir maupun replika lukisan dari sang maestro. Di bagian lain, para pengunjung dapat menyaksikan film di amphiteater atau bioskop mini. Di mini teater tersebut, pengunjung dapat menonton film serial Api Cinta Antonio Blanco (Colour of Love). Film yang menceritakan perjalanan cinta antara Don Blanco dan Ni Rondji, model lukisan sekaligus kemudian dipersunting.

Sementara di bagian luar lainnya, terdapat pura keluarga yang dibangun dengan cukup megah dan artistik. Letaknya tepat berhadapan dengan jalan masuk menuju museum. Di belakangnya, terdapat penangkaran burung langka asli Bali, Jalak Bali. Menurut bli Warsana, salah seorang karyawan bagian penangkaran, saat ini jumlah yang ditangkar tidaklah banyak. 'Hanya' 50 pasang Jalak Bali saja. Di sini bagi yang menginginkan, dapat membeli Jalak Bali dengan kualitas tinggi. Sebab para pembeli akan dijamin dengan sertifikat yang menjadi bukti keaslian keturunannya.

Di samping kanan, atau tengah-tengah antara pura keluarga dan museum, berdiri dengan megah juga rumah tinggal keluarga Mario Blanco. Meski memiliki beberapa rumah di Denpasar atau kota lain, sebagian besar waktu Mario Blanco dihabiskan di rumah tersebut. Oleh karena itu, hampir seluruh sudut komplek museum tertata dengan begitu cantik. Sehingga setiap pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang yang bervariasi, mulai kesan klasik hingga kontemporer tersedia.

Mario Blanco di Mata Karyawannya

[ Komang Ani, posisi duduk saat menerima rombongan kami. ]

Adalah Ni Nyoman Anita Srijayanti, atau biasa disebut Komang Ani yang membuka kisahnya. Saat saya tanyakan tentang 2 penghargaan yang tersemat di dinding museum lantai 1.

  1. Museum Antonio Blanco sebagai The Best Museum in Recognition of Outstanding Achievement in Building, dari Bali Best Brand Award, 5 Desember 2014, serta
  2. Museum Antonio Blanco sebagai Pemenang Terbaik dalam Pengelolaan Daya tarik Wisata Budaya Berwawasan Lingkungan Tingkat Nasional, dari Citra Pesona Wisata Cipta Award 2013 dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Penghargaan yang ke-2 tersebut menjadi alasan mengapa blog trip Pesona Indonesia, Pesona Budaya kali ini memilih Museum Antonio Blanco menjadi salah satu destinasi utama. Di tangan dingin Mario Blanco, semua potensi yang ada di komplek museum dioptimalkan. Termasuk di dalamnya dalam hal mengatur hubungan personalia antar karyawan. 60 orang karyawan yang ikut mendukung operasional museum tentulah bukan jumlah yang sedikit.

[ Mario Blanco, istri, menantu, dan keempat putrinya. ]

Hampir seluruh karyawan museum adalah warga lokal sekitar yang diberdayakan. Kerja keras, kreativitas, disiplin, serta loyalitas menjadi perhatian 'san don muda'. Sebagaimana Komang Ani yang baru bekerja 2 tahun, tidak merasa menjadi new comer saat mengawali bekerja. Bimbingan dari 'Pak Mario', sebagaimana menyebut, cukup merasuk di hati. Sehingga kreativitas untuk selalu belajar menjadi kewajiban yang ditanamkan lewat kesadaran sendiri.

Meski Komang Ani akan segera melangsungkan pernikahan dengan sesama karyawan, tak ada keharusan agar salah satu keluar dari pekerjaannya. Prinsip Pak Mario, bekerjalah dengan hati penuh cinta dan riang. Maka kamu akan mencintai pekerjaanmu. Tak pelak, meski gadis tersebut hanyalah lulusan SMA, 2 bahasa asing sudah mulai dikuasainya.

Demikian juga saat mengantarkan rombongan kami, dengan penuh percaya diri mencoba untuk 'menafsirkan' beberapa lukisan Don Antonio. Waktu saya tanyakan, apakah interpretasi antara satu lukisan dengan lukisan yang lain mendapat panduan dari Pak Mario? Dia menjawab dengan lugas, tidak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun