"Pak Dayat...," tiba-tiba suara yang cukup kenal mendekatiku, Ustaz Fakhri.
"Afwan ya, Pak. Kami sudah berusaha maksimal untuk merawat Firli." Kemudian kami pun terdiam. Keheningan yang terasa aneh.
"Maaf, seharusnya saya yang memohon maaf kepada pengasuh di sini semua. Bahkan ucapan terima kasih pun rasanya tak cukup untuk membalas kebaikan Antum semua." Segera kuraih tangan beliau. Kami pun berpelukan.
Kembali mata air ini liar mengalir.
"Maafkan saya Ustaz. Maafkan abi, Nabil. Maafkan aku, Firli..."
Kembali semua hening. Menyusuri rasa sesal yang masih saja belum bermuara.
Â
---Bumi Majapahit, 9 September 2015.
(Karya ini orsinil dalam belum pernah dipublikasikan - Gambar koleksi pribadi.))
Â