Mohon tunggu...
Humaniora

Seri Gamelan Hidup (Senjata Kebodohan)

3 November 2016   08:21 Diperbarui: 11 November 2016   15:31 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gajah Kikuk : “Kalian ini tong kosong nyaring bunyinya, bodoh, gak punya nyali dan gak punya jiwa nasionalisme, kalian pura-pura tertawa terbahak-bahak padahal kalian ingin menghibur kecemasan kalian yang diam-diam menghantui sanubari kalian. Kalian ini Gajah hanya berbadan besar namun kecil jiwa perjuangan dan sok bijaksana”

Mendengar ucapan ini Gajah Tawa terdiam dan kemudian memerah kupingnya dan berteriak kepada Gajah Kikuk.

Gajah Tawa : “Kamu itu yang bodoh! Kamu itu paranoid! Kamu nggak sadar sedang diterkam ketakutan yang sesungguhnya tidak perlu kamu takuti. Kamu nggak sadar bahwa kau itu kawanan Gajah dan sedang kasak-kusuk hanya gara-gara digertak sama kawanan Kampret”

Demi melihat situasi yang seperti ini, Gajah Cuek ternyata tidak bisa cuek terus. Ia kemudian angkat bicara ;

Gajah Cuek : “Wahai para Gajah, kalian ini semua sedang bertengkar dan mempertengkarkan sesuatu yang tidak tepat. Kalian merasa benar dengan pendapat kalian masing-masing dan seakan-akan pendapat itu bisa kalian tanamkan ke kepala Gajah lain. Ketahuilah, sikap kita seharusnya lebih memperkuat persatuan bukan malah bertengkar”

Gajah Kikuk : “OOhh. Jadi kamu yang sekarang ingin menanamkan kebenaranmu ke kepala Gajah lain?”

Gajah Tawa : wahahahaha….

Gajah Cuek : “Sudahlah memang sebaiknya aku diam saja”

Para Gajah yang lain berbisik-bisik menyaksikan delegasi mereka berdiskusi yang lebih mirip sedang berdebat. Mereka semua masih belum menemukan cara untuk berada dalam satu barisan. Pada saat Gajah mulai menyadari bahwa inti persoalannya adalah kerukunan, Tikus Kampret segera masuk ke arena rapat.

Tikus Kampret : “Mohon maaf para Gajah saudaraku, aku bukan Gajah seperti kalian tapi aku benar-benar ingin mengingatkan bahwa kalian sedang dikelabui untuk saling bertengkar. Ketahuilah bahwa Kampret itu sangat lemah dan tidak akan mampu melawan kalian. Mereka hanya berpura-pura menggertak tapi sesungguhnya mereka memang ingin punya kredibilitas saja, bahwa seekor Kampret yang mampu menggertak Gajah dan Gajahnya takut adalah sebuah peningkatan martabat dan harga diri luar biasa di mata dunia. Ini semua soal martabat bukan soal penyerangan dan penguasaan”

Para Gajah menyimak dan manggut-manggut. Tikus Kampret melanjutkan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun