Mohon tunggu...
Maiya Dayanti
Maiya Dayanti Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Gizi

just a girl with thousand dreams

Selanjutnya

Tutup

Healthy

5 Hubungan antara Kebiasaan Makan dengan Kecemasan Hingga Depresi pada Remaja

28 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 28 Juli 2023   10:16 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: olifeliving.blogspot.com

Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah bagi mereka dan mempengaruhi perkembangan psikisnya. Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan dampaknya buruk bagi masyarakat. 

Depresi adalah penyebab utama tindakan bunuh diri. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan angka 17% pasien-pasien yang berobat ke dokter adalah pasien dengan depresi dan selanjutnya diperkirakan prevalensi depresi pada populasi masyarakat dunia adalah 3% (Hawari, 2013). 

Menurut ahli, depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang dipengaruhi oleh stress psikososial. Depresi dapat berupa gejala, sindrom dan diagnosis; tergantung sejauh mana stresor psikososial yang dialami oleh seseorang mempengaruhi diri orang tersebut. Prevalensi penderita depresi pada usia remaja menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan usia kanakÊkanak dan usia dewasa  Berdasarkan data riskesdas 2007, prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa (Balitbangkes DepKes RI, 2008). 

Orang-orang yang menderita depresi memiliki kecenderungan tidak memperhatikan pola makan dan aktivitas fisiknya berkurang sehingga mengakibatkan berat badan menjadi naik dan menjadi gemuk (Surilena & Agus, 2006).  Kecemasan merupakan emosi yang normal dalam kehidupan sehari-hari. Namun bila berlangsung dan menetap dalam jangka waktu lama akan menjadi gangguan. Hal ini dibuktikan oleh data epidemiologi yang menunjukkan bahwa kecemasan merupakan gangguan mental terbesar di dunia.

Nah kira- kira ada hubungan gak sih antara kebiasaan makan dan kecemasan?

1. Pola Makan dapat Dipengaruhi oleh Suasana Hati

Orang-orang yang menderita kecemasan memiliki kecenderungan tidak memperhatikan pola makan dan aktivitas fisiknya berkurang sehingga mengakibatkan berat badan menjadi naik dan menjadi gemuk. Namun ternyata, tidak hanya pola makan yang dapat dipengaruhi oleh suasana hati dan rasa cemas. Tetapi keduanya dapat saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kecemasan dan gangguan pola makan memiliki hubungan 2 arah, rasa cemas dapat mempengaruhi pola makan dan pola makan dapat mengakibatkan rasa cemas. Orang dengan gangguan kecemasan memiliki 2 kecenderungan gangguan pola makan yaitu tidak nafsu makan sehingga menjadi lebih kurus ataupun bertambah makan terutama yang manis sehingga menjadi lebih gemuk.

2. Kebiasaan Makan dapat mempengaruhi usus dan bakteri

Pola makan dapat mempengaruhi bakteri di usus yang biasa dikenal dengan mikrobioma usus pada penelitian ditemukan hubungan yang cukup kuat antara kesehatan dan kerja usus dan fungsi utama otak. Sebagai contoh adalah bakteri baik di usus mengasilkan bisa sampai 90% neurotransmitter serotonin yang dapat berpengaruh terhadap suasana hati, yakni dapat menimbulkan suasana baik maupun sebaliknya.

3. Junk Food dapat Meningkatkan Resiko Depresi

Pola makan yang buruk atau rendah gizi bisa meningkatkan risiko depresi secara signifikan. Makanan yang mengandung banyak lemak, gula, atau terlalu lama dimasak (dalam hal ini junk food maupun makanan ultra proses) bisa menyebabkan peradangan bukan hanya di usus tetapi di seluruh tubuh. Hal ini dikenal sebagai peradangan sistemik.

Bukan hanya junk food yang dapat meningkatkan risiko depresi. Konsumsi makanan yang di proses  berlebihan juga memperbesar kemungkinan terjadinya depresi mengembangkan kondisi mental tersebut. Penelitian yang dilaukan pada tahun 2022 yang terbit dalam jurnal Public Health Nutrition dikemukakan bahwa seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi makanan yang terlalu banyak diproses dilaporkan mengalami depresi.

 

4. Citra Tubuh Menyebabkan Gangguan Makan

Body image negatif berisiko menyebabkan eating disorder atau gangguan makan. Tau gak sih apa saja jenis gangguan makan yang biasa ditemui? Simak sama sama, yuk!

-  Anorexia nervosa: gangguan ini ditandai dengan seseorang yang membatasi asupan makanan dan memiliki rasa takut yang intens untuk kenaikan berat badan.

- Bulimia nervosa:kebiasaan atau gangguan makan yag ditandai dengan makan dengan jumlah normal atau lebih besar dari biasanya, lalu kemudian makanan tersebut dimuntahkan untuk tetap menjaga berat badan tetap stabil.

- Binge-eating disorder: Nah, kalau anorexia adalah perilaku yang terlalu membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuh, Binge Eating Disorder ini justru sebaliknya. Gangguan ini ditandai dengan lonjakan nafsu makan yang tajam. Biasanya, penderita gangguan ini akan makan dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang singkat.

Gangguan makan tentu memiliki resiko dan konsekuensi yang dapat berakibat serius. Hal ini dapat menyebabkan pengidapnya mengalami kekurangan bahkan gizi buruk, terkena penyakit berat tidak menular seperti penyakit jantung, dan resiko paling berat adalah meninggal dunia.

5. Gangguan Menstruasi

Sumber: romper.com/Pinterest
Sumber: romper.com/Pinterest

Pada wanita apalagi usia subur, perilaku atau  makan berpengaruh terhadap siklus menstruasi. Perilaku makan yang buruk dan kurangnya asupan zat gizi yang harus dipenuhi bisa menyebabkan defisiensi Fe atau zat besi yang harusnya sangat diperlukan bagi wanita untuk menunjang siklus menstruasi tetap normal.

Selain itu, tidak hanya dipengaruhi oleh asupan, rasa cemas atau emosinal serta suasana hati juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Orang dengan stress cenderung memiliki resiko lebih besar untuk mengalami gangguan menstruasi

Itu tadi lima hubungan atau sebab akibat yang dapat dipahami terkait kecemasan, kebiasaan makan dan depresi. Upaya yang dapat dilakukan agar hal-hal tersebut tidak terjadi diantaranya adalah tetap menjaga kesehatan mulai dari tubuh hingga pikiran. Bangun motivasi dan juga biasakan memikirkan hal-hal positif, konsekuensi setiap perilaku yang berkaitan dengan kesehatan apabila membiasakan diri tidak menjaganya, serta tetap melakukan aktivitas fisik, dan istirahat yang cukup.

Sampai jumpa di artikel-artikel berikutnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun