Pola makan yang buruk atau rendah gizi bisa meningkatkan risiko depresi secara signifikan. Makanan yang mengandung banyak lemak, gula, atau terlalu lama dimasak (dalam hal ini junk food maupun makanan ultra proses) bisa menyebabkan peradangan bukan hanya di usus tetapi di seluruh tubuh. Hal ini dikenal sebagai peradangan sistemik.
Bukan hanya junk food yang dapat meningkatkan risiko depresi. Konsumsi makanan yang di proses  berlebihan juga memperbesar kemungkinan terjadinya depresi mengembangkan kondisi mental tersebut. Penelitian yang dilaukan pada tahun 2022 yang terbit dalam jurnal Public Health Nutrition dikemukakan bahwa seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi makanan yang terlalu banyak diproses dilaporkan mengalami depresi.
Â
4. Citra Tubuh Menyebabkan Gangguan Makan
Body image negatif berisiko menyebabkan eating disorder atau gangguan makan. Tau gak sih apa saja jenis gangguan makan yang biasa ditemui? Simak sama sama, yuk!
- Â Anorexia nervosa: gangguan ini ditandai dengan seseorang yang membatasi asupan makanan dan memiliki rasa takut yang intens untuk kenaikan berat badan.
- Bulimia nervosa:kebiasaan atau gangguan makan yag ditandai dengan makan dengan jumlah normal atau lebih besar dari biasanya, lalu kemudian makanan tersebut dimuntahkan untuk tetap menjaga berat badan tetap stabil.
- Binge-eating disorder: Nah, kalau anorexia adalah perilaku yang terlalu membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuh, Binge Eating Disorder ini justru sebaliknya. Gangguan ini ditandai dengan lonjakan nafsu makan yang tajam. Biasanya, penderita gangguan ini akan makan dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang singkat.
Gangguan makan tentu memiliki resiko dan konsekuensi yang dapat berakibat serius. Hal ini dapat menyebabkan pengidapnya mengalami kekurangan bahkan gizi buruk, terkena penyakit berat tidak menular seperti penyakit jantung, dan resiko paling berat adalah meninggal dunia.
5. Gangguan Menstruasi