Mohon tunggu...
MAITSAA ALIIFAH
MAITSAA ALIIFAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43221010100 - Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 1 - Memahami Sedulur Papat Lima Pancer Kearifan Lokal Indonesia

26 Oktober 2022   20:38 Diperbarui: 26 Oktober 2022   20:46 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen    : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Nama     : Maitsaa Aliifah

NIM        : 43221010100

Tugas     : Quiz Pendidikan Anti korupsi dan Etik UMB

Universitas Mercu Buana

Habitus Berbasis Kearifan Lokal

      Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsentrasikan sebagai kebijakan setempat "local wisdom" atau pengetahuan setempat "local Knowledge" atau kecerdasan setempat "local Genius". Sains modern dianggap memanipulasi alam dan kebudayaan dengan mengobyektifkan semua kehidupan alamiah dan batiniah dengan akibat hilangnya unsur "nilai" dan "moralitas". Sains modern menganggap unsur "nilai" dan "moralitas" sebagai unsur yang tidak relevan untuk memahami ilmu pengetahuan.

      Penting dicatat, bahwa kehadiran kearifan lokal bukanlah wacana baru dalam kehidupan kita sehari-hari. Kearifan lokal sebenarnya hadir bersamaan dengan terbentuknya masyarakat kita, masyarakat Indonesia. Eksistensi kearifian lokal menjadi cermin nyata dari apa yang kita sebut sebagai hukum yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat.

      Indonesia benar-benar merupakan masyarakat majemuk nomor satu di dunia. Secara topografis berupa Negara kepulauan yang terdiri dari sejumlah pulau-pulau besar dan ribuan pulau kecil, tetapi lebih dari itu berupa komunitas-komunitas manusia dengan ratusan warna lokal dan etnis. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Sesuai dengan kalimat tersebut, artinya pancasila merupakan proses pengkristalisasi atau pengerasan dari nilai-nilai luhur dan budaya bangsa Indonesia yang telah ada sebelumnya sepanjang sejarah bangsa yang ada dan nilai-nilai dari kebudayaan kita sendiri.

      Maka keberagaman yang multikultural dan pluralistik yang menampung berbagai perbedaan budaya, etnis, agama, dan ideologi. Karena itu, prinsip bernegara yang kita kenal adalah bhineka tunggal ika, 'berbeda-beda namun satu'. Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak hal mengalami perubahan, termasuk nilai-nilai sosialkultural, persepsi politis ideologis, dan sebagainya. Di sisi lain, warisan kultural dari nenek moyang berupa nilai dan akar tradisi, termasuk kearifan lokal, mengalami pelunturan dan penggerusan.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi
Sadulur Papat Lima Pancer

      Sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di tanah Jawa, sudah sepatutnya kita untuk melestarikan adat dan budaya luhur warisan nenek moyang kita di masa lalu. Masyarakat Jawa dengan beberapa kebudayaan yang masih berkembang melahirkan banyak hal, juga pengetahuan tentang kehidupan, bagaimana orang Jawa memaknai dunia dan makna kehidupan, yaitu kearifan lokal dengan istilah "Sadulur Papat Lima Pancer". 

      Masyarakat Jawa banyak menciptakan kebudayaan, salah satunya adalah interpretasi terhadap fenomena kehidupan, yang disajikan dalam bentuk simbol-simbol yang mengandung muatan filosofis. Tidak mengherankan jika pengetahuan filosofis ini akhirnya masuk ke masyarakat dan menjadi bagian dari sistem kepercayaannya. Fenomena  yang bermakna mengacu pada masa-masa kehidupan manusia yang salah satunya  berkaitan dengan proses kelahiran manusia.

Berbagai kepercayaan yang hubungannya dengan keselarasan hidup manusia dengan alam menjadi salah satu kebiasaan yang hampir jarang diketahui para kawula muda saat ini. Sedulur papat limo pancer dipercaya sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam diri manusia, terdiri dari empat hal dan ke lima hal sebagai berikut.

  • Kakang sawah
    Kakang sawah atau yang disebut air ketuban adalah air yang membantu manusia untuk lahir ke bumi. Karena air ketuban keluar pertama kali, maka masyarakat Jawa menyebutnya sebagai Kakang, atau yang berarti Kakak.

  • Adi ari-ari
    Adi ari-ari atau disebut plasenta. Adi dalam bahasa Indonesia berarti adik, yakni sebutan untuk ari-ari yang keluar setelah bayi dilahirkan.

  • Getih
    Getih dalam bahasa Indonesia berarti darah. Yakni, hal yang utama pada ibu dan bayi. Dimana saat berada dalam kandungan, bayi juga dilindungi oleh getih.

  • Puser
    Puser atau pusar berarti tali plasenta. Dalam pengertian ini maksudnya, antara ibu dan bayi dihubungkan dengan tali pusar yang membuat mereka semakin kuat. Selain itu, tali pusar juga lah yang menjaga kelangsungan hidup si bayi karena telah menyalurkan nutrisi dari ibu untuk bayinya saat di dalam kandungan.

  • Pancer
    Pancer bisa disebut juga sebagai tubuh wadah yang berarti diri sendiri. Hal kelima ini merupakan pusat kehidupan yang utama ketika manusia lahir ke bumi. Masyarakat Jawa percaya bahwa sebagai manusia, kita harus menyelaraskan kelima hal itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh. Masyarakat Jawa menyebutnya sebagai "Sedulur Papat".

      Falsafah sedulur papat lima pancer adalah falsafah Jawa Kuno yang memiliki makna spiritual teramat dalam. Kelima elemen dasar dalam falsafah tersebut berbicara tentang kelahiran seorang manusia (jabang bayi) yang tidak lepas dari empat duplikasi penyertanya. Duplikasi tersebut dimaknai sebagai sedulur (saudara) yang tak kasat mata, yang menyertai kehidupan seseorang dari lahir hingga mati.

Ki Sigit Ariyanto seorang dalang sekaligus penghayat kejawen memaparkan sedulur yang dimaksud antara lain:

  • Watman, yakni rasa cemas atau khawatir ketika seorang ibu hendak melahirkan anaknya. Watman adalah saudara tertua yang menyiratkan betapa utamanya sikap hormat, sujud kepada orang tua khususnya ibu. Kasih sayang ibu ialah kekuatan yang akan mengiringi hidup seorang anak.

  • Wahman, ialah kawah atau air ketuban. Fungsinya menjaga janin dalam kandungan agar tetap aman dari goncangan. Ketika melahirkan, air ketuban pecah dan musnah menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara penjaga dan pelindung.

  • Rahman atau darah dalam persalinan sebagai gambaran kehidupan, nyawa, dan semangat. Selalu ada sebagai saudara yang memberi kehidupan dan kesehatan jasmani.

  • Ariman atau ari-ari (plasenta) sebagai saluran makanan bagi janin. Ia merupakan saudara tak kasat mata yang mendorong seseorang untuk mencari nafkah dan memelihara kehidupan, yang terakhir.

  • pancer atau pusat yang berarti bayi itu sendiri. dimaknai juga sebagai ruh yang ada dalam diri manusia yang 3 akan mengendalikan kesadaran diri seseorang agar tetap eling lan waspada(ingat dan waspada). Ingat kepada sang pencipta dan menjadi insan yang bijaksana. Ketika jabang bayi lahir, tumbuh, dan dewasa, maka ia tidaklah sendiri.

      Keempat saudaranya watman, wahman, rahman, dan ariman yang senantiasa menemani secara metafisik."Sedulur Papat"berperan sebagai potensi atau energi aktif dan pancer sebagai pengendali kesadaran.Mereka adalah saudara penolong dalam mengarungi kehidupan hingga seseorang kembali lagi pada sang pencipta.

      Kiblat papat lima pancer menjadi salah satu dasar falsafah Jawa yang kemudian dikembangkan dalam berbagai pakem (aturan) dalam sejumlah konteks kehidupan. Filosofi di atas berkaitan pula dengan papat kiblat lima pancer yang merupakan suatu istilah Jawa yang dalam bahasa Indonesia papat kiblat yang berarti empat arah mata angin yaitu timur, selatan, barat dan utara sedangkan lima pancer yaitu tengah. Hal di atas juga menjadi konsep pasaran atau aturan dalam hari Jawa yaitu, pasaran legi (timur), pahing (selatan), pon(barat), wage(barat), dan kliwon (tengah/pusat).

4 Elemen Dasar dalam Diri Manusia

  • CIPTA
    adalah pikiran, sumber dari segala logika, idea, imajinasi, kreativitas dan ambisi. Pikiran adalah manipulasi otak atas informasi untuk membentuk konsep, penalaran dan pengambilan keputusan.
  • RASA
    adalah emosi atau reaksi afekif atas peristiwa dan pengalaman hidup. Berbagai ekspresi emosi begitu kaya, bahkan jauh lebih kaya daripada bahasa yang dapat mengungkapkannya.
  • KARSA
    adalah kehendak atau niat, yaitu motivasi dalam diri individu untuk melaksanakan keputusan dan rencananya. Seseorang dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun sebaliknya juga dari dalam dirinya sendiri.
  • KARYA
    adalah tindakan, yaitu aspek psikomotor dalam diri individu yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.

      Keempat elemen dasar dalam diri manusia di atas akan menjadi "efektif" apabila manusia tersebut dikontrol oleh Pancer/kunci yang disebut dengan KESADARAN yang biasa diistilahkan dengan "eling". Di sinilah letak perjuangan spiritual sesungguhnya. Ketika katup-katup kesadaran mampu dibuka, maka potensi 4 elemen dasar manusia akan menjadi kekuatan "quantum" yang luar biasa, memiliki daya ledak, menjadikan seseorang menjadi insan seutuhnya, sukses lahir batin, satria pinandhita sinisihan wahyu.

     Limo Pancer adalah manusia yang memiliki kesadaran untuk mengenali dan mengendalikan Sedulur Papat. Jika manusia mampu mengenali dan mengendalikan Sedulur Papat, maka mereka akan mampu menguasai dan memanfaatkan Sedulur Papatnya untuk hal-hal kebaikan dan mencapai kehidupan yang lebih harmonis, terutama dalam mengambil keputusan dan menghadapi masalah.

     Sedulur Papat Lima Pancer merupakan sebuah pendamping yang berada dalam diri kita di alam dunia ini, empat pendamping ini berada di empat penjuru Mata angin yang dapat disebut dengan Tirtanata atau air (timur), Purbangkara atau api (selatan), Sinatabrata atau angin (barat), dan Warudijaya atau bumi (utara). Dan keempat sedulur itu sudah ada sebelum kita semua lahir di bumi. Dan juga dapat melalui perantara seperti jenang putih, jenang ireng atau hitam, jenang kuning, jenang abang atau merah, dan lain sebagainya.

Makna Simbolik Sesajen Dalam Tradisi Sedulur Papat Lima Pancer 

  • Jenang putih. Jenang adalah jenengake, yang melambangkan saudara tua dari ayah ibu atau asal muasal manusia, jenang putih juga melambangkan ayah (sperma) dan dimaksudkan untuk menghormati saudara diarah timur atau air (Tirtanata). Jenang putih yaitu melambangkan air dan jenang putih berlambang "sedulur kang suci dhewe".

  • Jenang ireng atau hitam. Jenang ireng atau hitam berarti untuk menghormati sedulur dari arah utara atau bumi (Warudijaya). jenang ireng atau hitam berlambang arah utara atau bumi.

  • Jenang Kuning. Jenang Kuning melambangkan sedulur dari arah barat atau angin (Sinatabrata).) Jenang kuning melambangkan arah barat atau simbolisme angin.

  • Jenang Abang atau merah. Jenang abang 'merah' melambangkan ibu dari darah menstruasi dan dikatakan untuk menghormati sedulur di arah selatan atau geni (Purbangkara). Jenang abang atau merah dikatakan untuk menghormati arah selatan atau api.

  • Sekul bucu rumpuk. bucu rumpuk berasal  dari  kata bucu  atau  sudut  dan  rumpuk yang  berarti  tumpukan  yang  diwujudkan  dengan  nasi yang  dibentuk  kerucut    dan  diberi kuluban (dedaunan yang dibumbui kelapa parut) dan diberi telur ayam rebus. Nasi   berbentuk   kerucut   melambangkan   gunung.   Lalu kuluban melambangkan  tumbuhan  yang  menjadi  pagar gunung  dan  telur  yang  melambangkan  dunia  seisinya, memiliki  makna  keselamatan.  Maka  dari  itu  manusia harus   bersyukur   dan   memaksimalkan   apa   yang   ada didunia.

  • Welat kunir. Welat  kunir melambangkan  alat  yang  digunakan  Ketika bayi  lahir. Welat  yaitu  bambu  yang  digunakan  mengiris pusar bayi dan kunir atau kunyit sebagai alas untuk pusarketika  diiris. Kunir merupakan antibiotik untuk mengobati pusar yang diiris.

  • Sekar/bunga. Sekar  adalah gondara saning wonten alam Donya melambangkan neptu orang yang  didoakan. Tiap neptu  itu berbeda jadi sekar/bunga yang digunakan juga berbeda. Antara lain:
    - Neptu pahing, bunganya berwarna merah
    - Neptu pon, bunganya berwarna kuning
    - Neptu wage, bunganya berwarna hitam
    - Neptu kliwon,bunganya warna-warni
    - Neptu Legi, bunganya berwarna putih

      Sedulur Papat Limo Pancer ini dapat dianggap sebagai suatu pedoman untuk orang Jawa dalam mengendalikan hawa nafsunya. Sedulur Papat Limo Pancer mengajarkan kepada masyarakat-masyarakat Jawa untuk mengenali dan mengendalikan hawa nafsu atau emosinya dalam kehidupan sehari-hari. Sedulur Papat ini mewakili empat nafsu atau emosi yang dimiliki manusia yang meliputi:

  • Nafsu Amarah, ialah yang berkaitan dengan keinginan untuk mempertahankan rasa marah dan emosi, jika tidak bisa dikendalikan akan sangat berbahaya karena dapat membawa seseorang kepada perbuatan dan perilaku yang buruk dan tercela. Akan tetapi jika kita bisa mengendalikannya, maka akan sebaliknya yang menjadikan kita berani untuk mengungkapkan kebenaran. Nafsu ini dapat dikatakan mendapat pengaruh oleh sifat panas / api yang menjadi pembentuk jasad atau tubuh manusia.

  • Nafsu aluamah, yaitu nafsu yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, minuman, syahwat, dan lain-lain. Jika porsi nafsu ini tepat atau pas, maka akan membuat tubuh kita sehat dan sebaliknya jika kita tidak bisa mengendalikannya akibatnya akan buruk atau mengerikan. Misalnya, jika terlalu banyak mengononsumsi obat - obatan dapat menyebabkan overdosis. Nafsu aluamah ini ketika terjadi dapat dikatakan karena pengaruh dari unsur tanah yang menjadi unsur pembentuk jasad atau tubuh manusia.

  • Nafsu Supiah, terkait dengan suatu kesenangan. Jika tidak bisa dikendalikan, maka akan menyesatkan jalan hidup kita. Akan tetapi jika bisa mengendalikannya, maka akan menjadikan kita semakin semangat dalam bekerja untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Nafsu ini setara dengan sifat udara yang menjadi unsur pembentuk tubuh. Maksud dari sifat udara ini adalah ingin selalu berusaha mengisi ruang dimana ruang itu masih ada (ruang kosong).

  • Nafsu Mutmainnah, merupakan nafsu yang telah dikendalikan oleh keimanan, yang akan membawa sang pemilik untuk menjadi jiwa yang tenang, tentram dan amanah. Nafsu muthmainah adalah nafsu yang mengajak kita untuk kearah yanglebih baik. Nafsu ini adalah nafsu yang baik akan tetapi juga bisa menjadi buruk jika salah mengaplikasikannya atau melebihi batas.

Sedulur Papat Lima Pancer Metafora (Dimensi Ruang dan Waktu)

      Salah satu filosofi Kiblat Sedulur Papat Limo Pancer diartikan sebagai empat arah mata angin yaitu timur, selatan, barat dan utara sedangkan Limo Pancer yang berarti tengah. Orang Jawa sendiri kedalam nama-nama hari jawa (pasaran) yang menjadi penentu jodoh, rezeki, dan nyawa manusia. Konsep pakem tentang hari Jawa contohnya seperti:

  • Udara (Timur), sebutannya yaitu Legi atau arah timur yang berarti Nasehat yang membangun sasaran baik. Maka ada hari pasar "Legi"
  • Api (Selatan), sebutannya yaitu pahing atau arah selatan yang berarti banyak Rezeki. Ada juga hari pasar "Pahing"
  • Air (Barat), Sebutannya yaitu Pon atau arah barat yang berarti banyak keselamatan (kebaikan). Terdapat hari pasar "Pon"
  • Tanah (Utara), sebutannya yaitu wage atau arah utara yang berarti Rintangan atau halangan. Maka juga ada hari pasar "Wage" kliwon (tengah atau pusat).

Sadulur Papat Lima Pancer Metafora Jiwa Penyatuan Dunia Jiwa dan Simbol

  • Hitam (Utara), Arah utara akan menjadi warna hitam, memiliki karakter yang suka mengkritik serta mencari kesalahan orang lain, memiliki kepribadian suka menggosip, dan karakter yang bisanya hanya makan enak.

  • Putih (Timur), Arah timur akan menjadi warna putih, memiliki karakter serakah atas kekayaan dalam bentuk apapun, bersangkutan dengan kekayaan materi, kepemilikan, harta, tahta dan Wanita. Dengan melupakan asal usul egosime.

  • Merah (Selatan), Arah selatan akan menjadi warna merah, memiliki karakter yang suka membuat kegaduhan atau keributan, menjadi tidak harmonis dan bersifat antagonis.

  • Kuning (Barat), Arah barat akan menjadi warna kuning, memiliki karakter yang mempercayai adanya ilmu ghaib, tipikal karakter yang menyukai semacam ilmu gaib dan menyukai benda-benda pusaka.

Sadulur Papat Lima Pancer Metafora Tubuh, Jiwa

  • Mata (Utara), Sukmanya langgeng berwarna hitam dihuni oleh Batara Sriten.
  • Lobang Hidung (Timur), Sukmanya purba berwarna putih dihuni oleh Batara Bayu.
  • Mulut dan Bibir (Selatan), Sukmanya wasesa berwarna merah dihuni oleh Batara Brahmana.
  • Telinga (Barat), berwarna kuning dihuni oleh Batara Sambu.

      Dalam spiritual terdapat beberapa persepsi terkait Filosofi Sedulur 4 Limo Pancer yang dikembangkan dalam berbagai pakem Jawa. Seperti pakem tentatang hari-hari jawa pasaran Legi (Timur), Pahing (Selatan), Pon (Barat), Wage (Utara) dan Kliwon (Tengah/Pusat). Dalam tradisi perwayangan juga dikenal tokoh Punakawan (tokoh wayang: Semar, Petruk, Gareng, Bagong yang menemani dan melayani pusatnya yakni Arjuna). Pada standar periode islam jawa (Keyakinan tentang malaikat : Jibril, Mikail, Isrofil, dan Ijroil) yang akan menbawa manusia untuk mencapai sidrathul Muntaha atau pendamping hidup manusia hingga meninggal menghadap kepada sang ilahi. seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Konteksualisasi Sedulur Papat Limo Pancer secara normatif dapat berupa sarat dengan perlambangan untuk makna yang jauh lebih hakiki.

Empat Unsur Pembentuk Tubuh Manusia

Ada penafsiran lain lagi yang lebih global dalam hal Sedulur Papat Lima Pancer ini. Sedulur Papat merupakan empat unsur pembentuk tubuh manusia, yaitu:

  • Tanah: berwarna hitam
  • Api: berwarna merah
  • Air: berwarna biru
  • Udara: berwarna hijau
  • Pancer: diri sendiri

      Udara  menjadi  bagian  dari  tubuh  kita  melalui  pernafasan  untuk  pembakaran  yang  menimbulkan kehangatan dalam tubuh. Kehangatan itu merupakan bentuk dari unsur api; unsur api juga berasal dari sinar matahari yang menyinari tubuh kita. Unsur air menjadi bagian terbesar dalam tubuh kita. Unsur tanah masuk ke tubuh kita melalui makanan. Makanan yang berasal dari tumbuhan merupakan saripati tanah. Hewan juga makan tumbuhan; berarti daging juga merupakan saripati tanah.

      Unsur  itu  selalu  ada  di  dalam  tubuh  manusia  sebagai  sang  Pancer  dengan  proporsi  yang  tepat  dan  selalu  membantu  manusia  dalam  hal-hal  tertentu.  Apabila  salah  unsur itu berlebih atau kurang dari proporsinya, maka kondisi kejiwaan dan pikiran manusia akan terganggu. Bila kondisi ini berlangsung dalam waktu relatif  lama, gangguan kejiwaan dan pikiran itu akan mengakibatkan ganggunan tubuh fisik. Maka dari itu, sang Pancer harus bisa mengkontrol keempat unsur itu agar dalam keadaan seimbang sehingga badan, jiwa, dan pikiran kita tetap sehat.

Unsur tanah melambangkan:

  • Keberanian
  • Ketangguhan
  • Kokoh
  • Kekuatan prinsip
  • Tanggung jawab

Unsur api melambangkan:

  • Semangat
  • Amarah
  • Tidak mudah menyerah
  • Religious
  • Tingkat perhatian
  • Tingkat ego

Unsur air melambangkan:

  • Kasih saying
  • Keindahan
  • Tingkat kebosanan
  • Tingkat kedengkian

Unsur udara melambangkan:

  • Fleksibilitas
  • Negosiasi
  • Tingkat percaya diri
  • Kemampuan berbicara

Citasi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun