Mengenai pihak di balik Negara yang kau tanyakan waktu itu, Al, telah turun. Kita tak punya apa-apa, mereka tak ingin menangguhkan hutang. Dan, kau ingat BUMN sirip daun? Ya, mereka minta itu! Cuma-cuma!Â
Aku juga beberapa rekan telah memperjuangkan apa yang kami bisa agar kita tak perlu melepasnya. Itu milik kita, kekayaan kita. Tapi selalu saja pola berulang sejak jaman entah, kuasa tak akan suka pada sesiapa yang menentang.Â
Kabar terakhir terjadi perburuan pada kami yang menolak pengambil-alihan perusahaan. Tak ada perlindungan dari negara. Dan kami mesti menyelamatkan diri.Â
Maafkan aku. Tapi kau dianggap salah satu anak muda berbahaya sebab mengetahui banyak hal tentang ini. Waktu yang kini tengah membenci orang cerdas sepertimu, maka berhati-hatilah, Al. Mereka bisa saja mencarimu!Â
...
Masih tersisa beberapa paragraf dari surat Prof. Rad yang belum kubaca, dan aku terpaksa berhenti ketika terdengar seseorang mengetuk pintu.
Siapa bertamu malam-malam begini?
[-]
*Suci Maitra Maharani - anggota Persatuan Penulis Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H