"Kau tampak begitu curious. Tingkat akhir?"
Aku mengangguk. Tak sia-sia pengejaranku pada figur pembicara seminar di kampus kami itu. Aku tak banyak berteman atau membuka komunikasi, terutama dengan orang baru tak peduli sepenting apapun jabatan yang dimiliki. Tapi kali ini, darinya akan kudapat informasi yang jauh lebih luas dari apa yang didapat di kampus juga sekedar info ini-itu yang beredar di kalangan kami -- mahasiswa.
"Saya hanya ingin tahu lebih banyak tentang sejarah." pintaku sembari mengimbangi langkahnya yang cepat.
Ia berhenti, menampilkan barcode pada display digital chipnya untuk segera kupindai, dan memang itu yang kulakukan.
"Panggil aku Rad, anggap saja kita adalah teman lama." katanya sebelum meninggalkanku menuju mobil plat merah yang menunggu di area parkir.
***
"Anak muda selalu punya banyak acara, Al." Prof. Rad membuka percakapan. Aku sendiri hanya tersenyum lalu mengangkat bahu, membuat Prof. Rad tergelak.Â
Tapi tak lama, segera ia membenahi duduknya dan bersikap serius.
"Apa yang kau ingin aku untuk ceritakan?"
Aku tak menduga respon Prof. Rad secepat itu.
"Yah... seperti kau sering lihat pada berbagai sumber. Dulu memang hanya tinggal dulu, dan lain dengan saat ini, tempat dimana kau tumbuh dan belajar."