Gores luka yang kau tinggal di garis wajahku
Adalah prasasti tempat menitip pelajaran seumur hidup
Betapa luka itu, Bund
Kelak hilang sakitnya, tapi kekal rupanya
Barangkali tujuan mulia pernah kau titip di sana
Kala lancangku lampaui amarahmu rendahkan ajimu selaku Ibu
Kala kaki kecilku yang kau besarkan sepenuh peluh injak-injak kesabaranmu
Dan kala, petang yang kita gelar dalam perang tak lahirkan satupun pemenang itu
Adalah murka yang kau gagal redupkan hingga nyalanya membakar kasihanmu
Atas jasadku, yang kecil ringkih dengan sejuta negosiasi tak surut pada rautmu merengut
Bund, waktu bertalu-talu menabuh masa yang mustahil kembali
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!