Mohon tunggu...
Maila Sarro Al Haqiqoh
Maila Sarro Al Haqiqoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGPAUD UNESA

Mahasiswa PGPAUD UNESA 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Bermain Pasir Mampu Meningkatkan Aspek Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun?

8 April 2022   21:13 Diperbarui: 8 April 2022   21:15 2696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain merupakan sebuah kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak. Hampir setiap hari anak-anak akan bermain baik didalam rumah maupun diluar rumah. Banyak sekali kegiatan bermain yang bisa diberikan untuk anak-anak. Salah satunya adalah kegiatan bermain pasir. 

Di zaman sekarang bermain pasir tidak harus dilakukan dipantai, namun bisa dari rumah saja. Karena banyak toko mainan yang sudah menyediakan permainan pasir lengkap dengan peralatan bermain lainnya yang mendukung. 

Sehingga para orang tua bisa tetap memperhatikan kegiatan anak dari rumah saja. Bahkan orang tua juga bisa ikut serta bermain pasir bersama anak, agar semakin dekat hubungan anatara anak dan orang tua. 

Bermain sebenarnya merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak, karena bermain bukan hanya tentang bersenang-senang, akan tetapi juga tentang manfaat yang diperoleh untuk meningkatkan tumbuh kembang anak. 

Anak usia dini sendiri merupakan anak yang berusia 0-6 tahun, dimana pada usia tersebut merupakan usia keemasan atau golden age. Pada usia ini otak anak akan berkembang dengan maksimal, sehingga apa yang dilakukan dan dipelajari anak akan mudah diingat. 

Anak-anak membutuhkan pengalaman nyata dan aktif secara fisik, disinilah terdapat kaitan antara bermain dan belajar menurut Froebel. Dari sini dapat diketahui bahawasannya Froebel mendukung kegiatan bermain untuk mendukung proses perkembangan anak. 

Kegiatan bermain pasir merupakan sebuah permainan anak yang bisa memberikan kebebasan anak dalam membuat sebuah karya berupa bentuk-bentuk yang dihasilkan dari cetakan plastik dengan berbagai macam bentuk. kegiatan bermain pasir ini bisa meningkatkan aspek perkembangan motorik halus anak. 

Perkembangan motorik halus sendiri merupakan perkembangan gerak yang melibatkan otot-otot kecil dengan koordinasi mata dan tangan. Beberapa kegaitan lain yang bisa mengembangkan motorik halus anak yaitu menggambar, menulis, memotong, menyusun dan lain-lain.  

Mengapa kegiatan bermain pasir bisa menjadikan motorik halus anak berkembang? Karena pada saat anak memegang pasir otomatis otot-otot pada jari tangan anak bekerja begitupun koordinasi mata anak akan melihat pasir yang sedang di pegang. 

Kemudian anak mulai mengambil pasir dengan sendok atau sekrup kemudian memasukkan ke cetakan dengan berbagai macam bentuk. Anak-anak juga akan sangat senang apabila cetakannya berhasil membentuk sebuah bentuk. 

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa salah satu indikator motorik halus anak pada usia 3-4 tahun anak dapat menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung (mangkuk, ember). Sehingga kegiatan bermain pasir ini sangat sesuai diterapkan untuk meningkatkan aspek motorik halus anak.

Orang tua sangat berperan aktif dalam mendukung tumbuh kembang anak. Dengan memfasilitasi kegiatan bermain pasir, otomatis orang tua sudah mendukung tumbuh kembang anak pada aspek motorik halus anak usia 3-4 tahun. 

Orang tua juga bisa menanyakan kepada anak, seperti contoh ini bentuk apa dan anak akan antusias menjawab. Jadi, selain mengembangkan aspek motorik halus anak. 

Bermain pasir juga bisa mengembangkan aspek kognitif dan bahasa anak. Sehingga kegiatan bermain pasir ini sangat disarankan diberikan kepada anak-anak di usia keemasannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun