Mohon tunggu...
Mailana Sinta
Mailana Sinta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teologi dan Pemikiran Aliran Jabariyah

9 Oktober 2018   22:44 Diperbarui: 9 Oktober 2018   22:46 3039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teologi dan Pemikiran Aliran Jabariyah

Jabariyah

Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa, yang mengharuskan melakukan suatu perbuatan tersebut. Apabila dilihat dari kedudukan sebagai makhluk Allah kita tidak mempunyai wewenang apa-apa, kita hanya mengikuti perintah Tuhan atau yang disebut sikap jabr (pasrah).

Sebelum masa Islam memang sikap jabr sudah ada di kalangan masyarakat Arab, mereka hanya bisa pasrah dengan kondisi padang pasir disana dan tidak bisa berbuat banyak kecuali dengan menyesuaikan diri.  Mereka tidak mempunyai ide untuk mencari solusi atau jalan keluarnya, mereka pasrah dan merasa lemah dengan kondisi padang pasir itu sehingga mereka hanya bisa bergantung pada alam. Hal inilah yang membuat mereka pasrah dengan keadaan yang dialaminya.

Menurut sejarahnya, Jabariyah pertama kali ditemukan oleh Ja'd ibn Dirham, kemudian dikembangkan lagi oleh Jahm bin Shafwan. Aliran Jabariyah ini sudah ada sejak masa sahabat, tetapi baru berkembang pada masa tabiin. Aliran ini dikelompokkan menjadi dua yaitu aliran ektrem dan aliran moderat.

Pada pemikiran aliran ekstrem berpendapat bahwa manusia tidak menciptakan perbuatan, perbuatan hanya milik Allah Swt. Manusia tidak mampu berbuat apa-apa kecuali Allah. Allah Swt menciptakan perbuatan dalam diri manusia. Semua perbuatan yang dilakukan manusia merupakan paksaan, termasuk saat melakukan perbuatan baik atau buruk. Perbuatan manusia tidak muncul dari kemauan manusia itu sendiri tetapi perbuatan itu dipaksakan atas dirinya. Misalnya, orang itu mencuri sesuatu, mereka tidak melakukan perbuatan itu atas kehendaknya sendiri melainkan itu adalah kehendak Tuhan. Jadi aliran Jabariyah ekstrem ini berkeyakinan bahwa yang mempunyai rencana dan melaksanakan perbuatan itu adalah Allah, manusia hanya dianggap sebagai pelaku sementara terhadap perbuatannya sendiri.

Sedangkan aliran Jabariyah moderat berpendapat bahwa memang Tuhanlah yang menciptakan perbutan manusia, tetapi manusia mempunyai usaha dalam mewujudkan perbuatan baik atau buruk. Tenaga yang diciptakan oleh Tuhan yang ada dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkannya. Inilah yang disebut kasb, dengan arti yang mewujudkan perbuatan adalah Tuhan bukan manusia. Perbuatan manusia pada hakikatnya diciptakan oleh Tuhan. Manusia dan Tuhan bekerja sama dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan manusia. Sampai saat ini aliran ini masih terdapat dikalangan Muslim meskipun para peloprnya sudah tiada (Afrizal M, 2006:27).

Para Pemuka dan Doktrin-doktrin Aliran Pokok Jabariyah

Jahm bin Shafwan

Nama lengkap dari Jahm bin Shafwan adalah Abu Mahrus Jaham bin Shofwan. Ia berasal dari Khrasan, dan bertempat tinggal di Kufah sekaligus seorang dai yang fasih dan juga lincah. Ia adalah sekretaris dari Harits bin Surais, seorang mawali yang menentang pemerintahan bani Umayah di Khurasan. Ia di asingkan kemudian dibunuh tanpa ada kaitannya dengan agama. Beberapa pendapat Jahm adalah sebagai berikut:

Manusia tidak mempunyai daya, tidak bisa berbuat apa-apa, lemah, dan tidak mempunyai kehendak sendiri. Pendapat Jahm mengenai keterpaksaan lebih dikenal dibandingkan dengan pendapatnya mengenai surga dan neraka, konsep iman, kalam Tuhan, menghilangkan sifat Tuhan, dan melihat Tuhan di akhirat.

Surga dan neraka tidak abadi, dan yang kekal hanyalah Allah Swt.

Iman adalah makrifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama dengan konsep yang dikemukakan oleh kaum Murji'ah.

Kalam Tuhan adalah makhluk.

Allah Swt tidak mempunyai kesamaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan melihat.

Allah Swt tidak dapat dilihat dengan indera penglihatan di akhirat kelak.

Dalam beberapa hal, pendapat Jahm mempunyai kesamaan dengan Murji'ah, Mu'tazilah, dan Ash'ariah, sehingga mereka menyebutnya dengan Al-Mu'tazili, Al-Murji'i, dan Al-Asy'ari.

Ja'd bin Dirham

Al-Ja'd adalah seorang Maulana bani Hakim yang tinggal di kota Damaskus. Ia dibesarkan di lingkungan yang mayoritas orang Kristen dan senang membicarakan teologi. Awalnya, ia hanya dipercaya untuk mengajar didalam lingkungan Bani Umayah, akan tetapi  setelah pikiran-pikiran kontroversialnya terlihat, sejak itulah Bani Umayah menolaknya dan membuat ia pergi ke Kufah dan bertemu dengan Jahm, yang akhirnya ia berhasil membagi pemikiran atau ilmunya kepada Jahm untuk dikembangkan dan disebarluaskan.

Pendapat Ja'd secara umum memiliki kesamaan dengan pemikiran Jahm. Al-Ghuraby menjelaskan sebagai berikut:

Al-Qur'an itu adalah makhluk. Oleh karena itu, dia baru. Sesuatu yang baru tidak dapat disifatkan kepada Allah.

Allah tidak memiliki sifat yang sama dengan makhluk ciptaannya seperti berbicara, melihat, dan mendengar.

Manusia terpaksa oleh Allah dalam hal segala-galanya.

Berbeda dengan paham Jabariyah ekstrem, Jabariyah moderat mengatakan bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu pebuatan jahat maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai bagian dalam mewujudkan perbuatannya. Tenaga yang diciptakan Allah mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya. Inilah yang dimaksud dengan kasab. Menurut paham kasab ini, manusia tidak majbur (dipaksa oleh Tuhan), tidak seperti wayang yang dijalankan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan Tuhan (Aliran-aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Pemikiran Islam, 2016: 144).

Al-Najjar

Nama lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar (wafat 230 H). Para pengikutnya disebut An-Najjariyah atau Al-Husainiyah. Di antara pendapat-pendapatnya adalah:

Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia,baik itu postif atau negatif, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Dengan demikian, manusia dalam pandangan An-Najjar tidak lagi seperti wayang yang gerakannya bergantung pada dalang. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya.

Manusia tidak dipaksa dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan Tuhan.

Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat. Akan tetapi, An Najjar menyatakan bahwa Tuhan dapat memindahkan potensi hati pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan.

Adh-Dhirar

Nama lengkapnya adalah Dhirar bin Amr. Pendapatnya tentang perbuatan manusia mempunyai kesamaan dengan Husein An-Najjar, bahwa manusia bukanlah wayang yang digerakkan oleh dalang. Manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatannya, dan tidak semata-mata di paksa dalam melakukan perbuatannya. Secara tegas, Dhirar mengatakan bahwa hanya satu perbuatan tetapi dapat ditimbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak hanya ditimbulkan oleh Tuhan, tetapi juga ditimbulkan oleh manusianya. Manusia turut berperan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

Mengenai ru'yat di akhirat, Dhirar mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat melalui indera ke enam. Ia juga berpendapat bahwa hujjah yang dapat diterima setelah Nabi adalah ijtihad. Hadis ahad  tidak dapat dijadikan sumber dalam menetapkan hukum (Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, 2015:84).

Daftar Pustaka

M Afrizal. 2006. Tujuh Perdebatan Utama dalam Teologi Islam. Jakarta: Penerbit Erlangga

Mawardy Hatta. 2016. Aliran-aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Pemikiran Islam. Banjarmasin: IAIN Antasari Press

Rozak Abdul dan Anwar Rosigon. 2015. Ilmu Kalam. Bandung: Cv Pustaka Setia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun