https://drive.google.com/file/d/18PHkDy2RK03v0Om2j0OXTqFDDhTVlnhO/view?usp=sharing
Lokasi MTsN 7 Solok
Lingkup Pendidikan Fase D (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama)
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui penerapan model PjBL dalam materi prosedur text pada siswa kelas VIII
Penulis Maidil Laili
Tanggal 9 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Berbagai perubahan paradigm pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud RI dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang muaranya pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai inovasi diadopsi dan diadaptasi dalam pendidikan di Indonesia.
Dalam penerapan K-13 dan kurikulum merdeka, guru diharapkan mengakomodasi konsep-konsep Pembelajaran Abad 21, pengembangan kegiatan pembelajaran yang mampu mengantarkan peserta didik untuk mencapai Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (HOTS), membiasakan siswa dalam kegiatan membaca dan menulis melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS), pemilihan metode pembelajaran yang mampu menekankan pada Students Centered Learning (SCL). Semua ini diharapkan terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam pengembangan Kurikulum saat ini, pembelajaran mengadopsi 3 konsep pendidikan yaitu pengembangan Keterampilan Pembelajaran Abad 21 (21st Century Learning Skills) (Trilling & Fadel, 2009), Scientific Approach (Dyer, et al., 2009), dan Penilaian Otentik (Authentic Assessment (Wiggins & McTighe, 2011).
Semua ini dilakukan dalam rangka mencetak generasi muda Indonesia yang mampu berkarya dan berinovasi menghadapi tantangan global dengan menerapkan kecakapan hidup (life skills). Keterampilan Pembelajaran Abad 21adalah adalah (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and technology skill (Trilling & Fadel, 2009).
Selain tujuan pembelajaran mengharapkan peserta didik berfikir tingkat tinggi/ lebih kreatif (higher order thinking skills/HOTS) yaitu menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
Dalam Kurikulum 2013 dan merdeka di Indonesia, 4C dan HOTS ini diintegrasikan dengan inovasi pembelajaran lainnya seperti Pendekatan Saintific, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan penguatan literasi. Integrasi tersebut bertujuan untuk mempersipan peserta didik untuk mampu menghadapi tantangan global dalam Era Revolusi Industri 4,0.
Konsep pembelajaran yang diberikan pada kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kondisi masih banyaknya guru belum mampu menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran” procedure text” pada kelas VIII untuk keterampilan speaking berdasarkan karakteristik siswa dan materi dengan analisis kondisi nyata diantaranya:
1. Guru memulai pembelajaran dengan menyuruh siswa menulis.
2. Siswa tidak memahami langkah-langkah prosedur text dengan benar
3. Siswa kurang memahami social function, language features dari texs prosedur
4. Guru lebih dominan daripada siswa
5. Guru terlalu banyak bicara
6. Guru hanya memberikan satu contoh materi prosedur text
7. Guru memberikan contoh prosedur membuat pizza, sedangkan siswa tidak mengetahui apa itu pizza
8. Guru hanya sekedar mentransfer pengetahuan (kurangnya peran guru sebagai fasilitator, motivator,evaluator)
9. Setiap pembelajaran siswa hanya mengerjakan LKS saja
10. Saat membahas LKS guru menyebutkan hasil jawabannya
11. Guru kurang memberi kesempatan siswa untuk berbicara
Berdasarkan hasil obseravasi kondisi lapangan, maka perlu adanya inovasi pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, diperlukan suatu penerapan model pembelajaran inovatif yang membantu siswa memahami tentang prosedur text, diantaranya menggunakan model pembelajaran berbasis project (PjBL), dimana diharapkan dengan penggunaan model ini kemampuan speaking siswa akan meningkat, selain itu daya kreatif siswa sangat diperlukan untuk merancang / mendesain produk yang akan dihasilkan sesuai dengan materi pembelajaran.
Guru bertanggungjawab memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicaranya, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan evaluator pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dengan sempurna.
Diakhir pembelajaran diharapkan siswa mampu berbicara dalam bahasa inggris, dan memiliki keterampilan berupa produk yang dihasilkan.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Tantangan terbesar dalam pembelajaran ini adalah kebiasaan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, spoon feeding (siswa terbiasa disuapi pembelajaran), teacher centered. Mengubah kebiasaan pembelajaran menjadi suatu tantangan dan suatu hal yang sulit.Diantara pembiasaan yang terjadi yang menjadi tantangan pembelajaran adalah:
1. Penggunaan media yang sangat kurang
2. Guru kurang memberikan informasi tentang procedure text dengan jelas
3. Kurangnya bimbingan guru terhadap siswa yang kurang memahami pembelajaran
4. Guru yang aktif
5. Hanya sebagian siswa yang mengerjakan tugas
6. Guru kurang mampu mengelola kelas sehingga terjadi keributan
7. Guru hanya menggunakan 1 buku sumber belajar
untuk mengatasi tantangan yang ada perlu keterlibatan seluruh unsur pendidikan (orangtua, guru, kepala sekolah dan masyarakat dan dinas pendidikan setempat) agar capaian pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.
Yang terlibat pada PPL Sikuls Aksi Ke_2 yaitu :
Peserta didik sebagai sentral dalam proses pembelajaran
Guru sebagai fasilitator, motivator dan evaluator
Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran PPL
Rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah:
1. Menentukan model / metode pembelajaran yang tepat agar kemampuan speaking siswa meningkat. Model yang digunakan adalah pembelajaran berbasis proyek (PjBL)
2. Menentukan metode yang digunakan: diskusi, ceramah, unjuk kerja
3. Menentukan media pembelajaran: video pembelajaran, gambar-gambar tentang prosedur text, powerpoint (PPT)
4. Sumber materi : Buku siswa, internet
5. Materi : How to make…
6. Prosesnya:
a) Sintak 1: Pertanyaan Mendasar
• Guru membagikan LKPD yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan video yang akan ditayangkan
1. What did you see from the video?
2. Do you understand how to make it?
3. How do you feel it? Is it easy for you?
4. Can you do it?
5. What is the purpose of the video?
6. What happen if you do not do the direction correctly?
7. Can you tell me how to make a coffee?
8. What should we do after “add hot water?
• Guru menayangkan video tentang procedure text (how to make something from origami paper/ How to make a coffee)
https://www.youtube.com/watch?v=Z-BIL6p1Te8
• Guru dan peserta didik mengamati video
• Setelah menonton video, siswa dan guru bertanyajawab tentang pertanyaan yang ada di LKPD sehubungan dengan video.
• Setelah diskusi bersama guru, siswa dapat menyebutkan langkah-langkah prosedur text, social function, language features, generic structures
Guru menjelaskan tentang procedure text ( ciri, jenis, struktur dan fungsi procedure text melalui gambar-gambar
b) Sintak 2: Mendesain Perencanaan Produk
• Guru membagi peserta didik dalam kelompok (4 orang/kelompok)
• Peserta didik berbagi peran/tugas dalam kelompoknya untuk menyelesaikan masalah melalui arahan guru
• Peserta didik menyelesaikan tugas pada LKPD task 1
• Merancang produk yang akan dibuat menggunakan barang bekas/ (kertas origami) sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan terkait teks prosedur
• Guru dan peserta didik membuat kesepakatan jadwal pembuatan produk
c) Sintak 3: Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Produk
Pertemuan pertama (indikator pengetahuan)
• Guru memantau keaktifan dan keterlibatan peserta didik pada berdiskusi kelompok dalam menyelesaikan LKPD
• Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang permasalahannya.
• Guru memotivasi peserta didik
Pertemuan kedua (indikator keterampilan)
• Peserta didik melaksanakan project yang telah mereka rumuskan sebelumnya / sesuai dengan arahan guru sebelumnya
• Guru memantau keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan project nya
• Guru dan peserta didik bertanyajawab jika mengalami kesulitan
• Guru memotivasi peserta didik
d) Sintak 4: Menguji Hasil
Pertemuan 1.
• Guru meminta kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang LKPD yang dikerjakan dan meminta tanggapan dari kelompok lain
• Guru membimbing peserta didik dalam presentasi hasil diskusi
Pertemuan kedua:
• Guru meminta kelompok mempresentasikan cara membuat produknya dan meminta tanggapan dari kelompok lain
• Guru membimbing peserta didik dalam memaparkan cara membuat produknya
e) Sintak 5: Evaluasi Pengalaman Belajar
Pertemuan kedua:
• Guru membagikan LKPD kepada setiap peserta didik (mandiri)
• Guru dan peserta didik bertanyajawab /berdiskusi tentang pertanyaan yang ada dalam LKPD
• Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran
• Guru meminta peserta didik membuat suatu prosedur text berdasarkan bakat dan minatnya bisa melalui video rekaman, gambar karikatur, atau tulisan (project pribadi yang dikerjakan di rumah)
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari penggunaan model PjBL ini adalah:
1. Pembelajaran lebih bervariatif
2. Motivasi dan antusias peserta didik meningkat
3. Banyaknya kesempatan peserta didik untuk bekerjasama
4. Meningkatkan daya kreatif peserta didik
5. Meningkatnya kemampuan speaking peseta didik
6. Peserta didik terlihat lebih aktif
7. Mendorong peserta didik untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi
8. Memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam manajemen seperti: merancang project, waktu, alat dan bahan dan kerjasama dengan orang lain
9. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
Penggunaan model PjBL dalam pembelajaran prosedur text sangat efektif dilihat dari pengamatan terhadap proses pembelajaran dan dari hasil belajar peserta didik. Dibuktikan dengan hasil :
a. Instrument pengamatan
Dari hasil instrumen lembar observasi dinyatakan bahwa persentase keefektifan model pembelajaran adalah 84% dengan kategori sangat efektif
b. Instrument angket dan wawancara dengan peserta didik
Dari hasil angket dan wawancara diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan penggunaan model PjBL dapat meningkatkan speaking siswa
c. Instrumen speaking skill
Dari hasil penilaian praktik melalui rubrik speaking skill diperoleh data bahwa nilai speaking rata-rata adalah 78
d. Hasil penilaian kognitif
Hasil penilaian kognitif diperoleh data dengan rata-rata nilai adalah 8,5
Dari hasil instrumen diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model PjBL dalam pembelajaran prosedur text adalah sangat efektif
Faktor keberhasilan dari penggunaan model PjBL ini adalah:
1. Tersedianya sarana dan prasarana
2. Modul pembelajaran yang terorganisir
3. Kelengkapan perangkat pembelajaran
4. Penggunaan media pembelajaran berbasis TPACK
5. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan sintak PjBL
6. Adanya dukungan dari sekolah dan orangtua peserta didik.
Kesimpulan dari penggunaan model PjBL dalam pembelajaran prosedur text adalah:
1. Penggunaan model PjBL dalam pembelajaran prosedur text memberi pengaruh positif terhadap peningkatan speaking skill peserta didik
2. Penggunaan model PjBL mempunyai tingkat keefektifitasan yang tinggi
3. Penggunaan model ini memberi dampak instruksional yaitu meningkatkan kemampuan keterampilan speaking dan kognitif siswa
4. Penggunaan model ini memberi dampak pengiring yakni meningkatkan motivasi, kerjasama dan disiplin dalam belajar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI