Singaktnya, niat mereka baik walau caranya yang kurang tepat. Â Di titik ini, saya pikir, bukan "penjara dan pukulan" yang mereka selayaknya mereka dapatkan. Cemooh cukupi saja. Jauhi lebih baik bagaimana caranya kita perlu merangkul mereka. Kita temani, edukasi dan beri pedekatan soal Islam.
Wanda yang begitu, mau loh belajar agama. Â Hadir di pengajian. Tapi lihatlah di sekitar kita, betapa banyak orang yang sehat, baik jasad dan jiwanya belum terketuk untuk duduk di majlis ilmu. Di medsos kerapkali merasa "paling bisa" ilmu agama, tapi minus kemampuan dan tak mau menginjakan kaki di majlis ilmu di sekitar rumahnya.
Oleh karenanya, di sini perlu MUI turun gunung untuk merangkul. Tak hanya MUI, organsasi agama pun turut aktif pula. Lantas kita pun melakukan apa yang bisa kita lakukan. Di sini momen kita menunjukan ajaran Islam yang indah itu gimana, reaksi yang cerdas dan kreatif.
Barangkali itu pula kenapa Ustaz Hanan tidak berkomentar lebih atas ulah Wanda Hara. Belau ada di posisi simalakama, antara diam dan harus bicara. Hanya tim-nya di media yang menanggapi . Mungkin saja Ustaz Hanan berpikir lain soal Wanda, kan tiap orang punya kesempaatn sama mengecup ilmunya.
Semoga keduanya kembali ke kodratnya dan kita belajar terus menjadi muslim yang baik. Tidak semua harus kita musuhi dan sesali, ada saat kita harus menerima kenyataan. Meminjam istilah Gus Miftah, "Mereka punya masa lalu, tapi mereka juga punya masa depan yang berhak diubahnya." Wallahu 'alam. []
Pandeglang, 23 Juli 2024 Â 23.25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H