Mohon tunggu...
Mahmudin Bm
Mahmudin Bm Mohon Tunggu... Freelancer - Ayah dari dua anak

Menulis, membaca, olahraga, MC dan mendongeng

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah Kembali Tersenyum

3 November 2022   20:05 Diperbarui: 3 November 2022   20:07 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku hanya terdiam, ketika Ayah dan Mamah bertengkar. Ku beranjak pindah ke ruang tamu. Ku lihat kakakku sedang membereskan buku pelajaran sekolahnya.

"Kak..." panggilku

"Kenapa?" Tanya Kakakku Sambil melanjutkan memasukkan buku ke tasnya.

Baca juga: Ayah

" Ayah dan Mamah bertengkar lagi"

"Iya, Kakak dengar..."

"Aku tak ingin mereka bertengkar terus Kak"

"Iya Kakak tahu, kamu pikir Kakak tidak bosan mendengar mereka bertengkar?"

"Dede hanya bisa berdoa, semoga masalah keluarga kita segera ada jalan keluarnya"

"Aamiin... ya sudah, sekarang kamu tidur. Besok kamu sekolah"

Baca juga: Terhenti Sejenak

"Iya Kak..."

Sejak Ayah di PHK dari pekerjaannya tiga bulan yang lalu, suasana di rumah menjadi tak nyaman. Ayah selalu bertengkar sama Mamah.

Mamah mengajar di salah satu TK di dekat rumah, gajinya tak cukup untuk biaya kebutuhan kami sekeluarga. Sedangkan Ayah sudah berusaha melamar pekerjaan ke mana saja saja namun belum berhasil. 

Semua karena faktor usia Ayah yang sudah tak produktif lagi sehingga sulit di terima di perusahaan mana pun.

Aku tak mau mendengar pertengkaran mereka, Aku mau fokus belajar tapi tak bisa. Suara pertengkaran mereka terdengar ke kamarku.

.............................

Malam kian larut, namun mataku belum juga mengantuk. Ku tarik selimut dan kututup mukaku tetap saja tak bisa tidur.

Ku keluar kamar menuju ruang tengah, ku duduk di sopa. Diam membisu sambil pikiranku melayang mengingat Ayah dan Mamah.

"Nak... kamu belum tidur" tanya Ayah tiba-tiba sudah ada di belakangku.

"Belum Yah..." jawabku singkat

Ayahku mendekat duduk di sampingku.

"Nak... Maafkan Ayah, mungkin kamu bosan mendengar Ayah ribut terus dengan Mamah"

Aku terdiam

"Ayah berjanji, ini pertengkaran terakhir Ayah dan Mamah.." Ayah meneruskan perkataannya sambil memelukku erat.

"Doakan Ayah ya Nak... agar bisa terlepas dari masalah yang Ayah hadapi."

Ku tatap wajah Ayah, wajah yang selalu mengerti Aku. Ayah yang memanjakan diriku sedari kecil.

"Iya Yah... semoga Ayah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik" kataku seraya memeluk Ayah.

.............................

Pagi itu pasar dipenuhi pengunjung, tampak Ayah memarkirkan motornya di tempat parkir. Hari itu rencana belanja kebutuhan untuk jualan. Ayah mau buka usaha kecil-kecilan, bisnis kuliner.

Esoknya Ayah diminta untuk bayar pajak motor Kakekku di Samsat Depok. Berangkat lebih pagi agar dapat nomor antrean di awal. Benar saja, baru beberapa saja yang antre. Setengah jam berlalu, mulai di penuhi antrean yang panjang.

Petugas belum datang, karena biasanya pukul 8 teng baru di mulai. Ayah melirik jam tangannya, 5 menit lagi, pikirnya.

Diambil hp dari tas kecilnya, Ayah membuka pesan di WAG.

Dibutuhkan penjaga toko, sepintas Ayah melihat postingan dari teman di Group WAG. Tanpa pikir panjang ia langsung merespon lowongan dengan menghubungi nomor yang tertera.

Kemudian berlanjut dengan komunikasi yang intens. Mulai Sabtu sudah mulai bekerja. Lega hati Ayah, meskipun dengan upah yang kecil namun bersyukur dapat kerjaan.

Bagaimana dengan usaha kulinernya? Ternyata Ayah tetap melanjutkan usahanya. Dalam operasional Ayah di bantu tanteku untuk mengolahnya.

"Ayah ke mana Mah?" tanyaku suatu pagi saat ku bangun tidur.

" Ayahmu jualan Nak, di tempat Kakekmu" jawab Mamah singkat.

Entah kenapa, Aku merasa kehilangan sosok Ayah. Kesibukannya yang membuat Aku kangen bercanda dengan Ayah. Selepas Subuh sudah mulai berjualan, siangnya menjaga toko. Pulang sudah larut malam. 

Aku Cuma berdoa semoga Ayah selalu sehat dengan bekerja di dua tempat, usaha dan jaga toko. Selepas salat tak lupa ku berdoa untuk keluarga agar diberi kebaikan didunia dan Akhirat.

..................................

Minggu malam, tepat pukul 21.15 Ayahku pulang. Ku mendengar suara motor Ayah di gerbang depan, ku intip dari tirai jendela ruang tamu. Di motornya ku lihat tergantung bungkusan, entah bungkusan apa.

Segera ku buka pintu rumah, ku sambut Ayahku tersayang dengan mencium tangannya dengan takzim. Ayah menyodorkan bungkusan yang ia bawa ke tanganku, Ayah berkata: " Ini bonus dari Ayah, buat anak yang cantik dan Solehah"

"Alhamdulillah... terima kasih Ayah"

Malam itu kami makan martabak manis yang di bawa Ayah bersama-sama di ruang tamu. Gelak tawa gembira mengiringi kami saat itu.

Wajahku bahagia melihat Ayah dan Mama kembali tersenyum. Aku sangat bersyukur atas karunia-Mu Ya Rabb...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun