Mohon tunggu...
Mahmudin Bm
Mahmudin Bm Mohon Tunggu... Freelancer - Ayah dari dua anak

Menulis, membaca, olahraga, MC dan mendongeng

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

" Ayah... Abang Malu"

16 Oktober 2022   19:20 Diperbarui: 16 Oktober 2022   20:02 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kira-kira menurut kamu kenapa??" Ayahnya balik bertanya

Sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal Syamil menjawab " Sebab Allah Tuhan kita yah...Tuhan yang satu"

"Nah...benar, Allah melarang kita menduakanNya. Itu Syirik namanya, sementara syirik ada dua, syirik besar dan kecil. Syirik merupakan dosa besar yang tidak dapat diampuni" ujar Ayah Syamil

"Makanya kita hanya boleh berdoa dan memohon pertolongan pada Allah semata, bukan pada mahlukNya, bukan pula pada semua ciptaanNya. Di Al-Quran juga memang Allah yang meminta pada kita untuk berdoa padaNya, Berdoalah padaKu maka akan Aku perkenankan." Lanjutnya

Syamil manggut-manggut tanda mengerti apa yang dijelaskan Ayahnya.

Bukan Syamil namanya bila tidak bertanya terus menerus, seakan belum puas dan rasa ingin tahunya sangat besar. Belum sempat mengajukan pertanyaan, suara hand phone Ayahnya berbunyi. Dari kejauhan terdengar suara anak perempuan yang manja dan ceriwis, menanyakan keberadaan Ayahnya.

" Ayah dimana??" tanya Neng Syifa, adiknya Syamil

"Ayah lagi di taman neng cantik" jawab Ayahnya

" Kok Ayah gak ngajak dede sih...??" tanya Syifa bernada protes

"Loh...Ayah tadi mau ajak Syifa, tapi kan kamu masih terlelap bobo. Ayah gak tega lah banguninnya" jawab Ayahnya

"Ihh...sebel deh, Ayah, Jemput dede sekarang..!!!" pinta Syifa sambil sedikit teriak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun