Mohon tunggu...
Mahliana De Uci
Mahliana De Uci Mohon Tunggu... Freelancer - dan bagaimana saya harus mengisi kolom ini?

Gemar menonton bola dan main PES. Asli Majalengka.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Target Operasi

14 Januari 2021   20:09 Diperbarui: 14 Januari 2021   20:13 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikorek-korek, dikorek-korek

makin teguh bersembunyi

di antara sulur-sulur hitam

di lembab dinding goa.

Ia, seolah bernyawa dan

telah pasang alarm bahaya.

Si pencari tak kalah daya.

Setelah yakin benar

koordinat target operasi

mengarah titik

Ia tunjuk empat kamerad

dengan varian postur

serba berlainan.

Satu kecil dan lincah,

Si gempal bertenaga,

Yang jangkung luas daya jelajahnya,

sedang yang tampan punya gaya kait.

Di dalam, sang target

merenungi nasib.

Tak sampai menyesal

karena selalu ingat

jika semua miliki peran

tersendiri di satu cerita.

"Dan saat ini, aku

adalah musuh bersama

bagi komplotan penggali itu."

Dipandangi gelap sekitar.

Mencari-cari alternatif

akan realita sehari-hari

yang walau repot sungguh

enggan ia lepas begitu saja.

Gelap masih ditatap

menunggu dinding terbuka

menoreh jalan keluar.

Harapan, harapan

hanyalah harapan

satu-satunya pilar

yang bisa ia peluk

pada masa genting begini.

Lamat-lamat gelap itu makin purna.
Tim gali ingin segera rampungkan
misi yang jadi beban. Masih pula, ia
menatap. Kini ke arah penggali.
Pelan dan pasti. Gerak dari antagonis eksistensinya. Seiring erat genggaman
pada sulur-sulur hitam, ia kecup harapan
dalam-dalam, dan dilepasnya.
Dan dilepasnya.

"Adeeek, ini Mama bawa kue!"

"Mauuu!"

"Cuci tangan dulu sana."

"Siap, Mah!"

Alarm tak lagi kontraksi.

Sepi. Sepi yang jernih.

"Kasih ibu sepanjang masa"

itu benar adanya, kawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun