Gelap masih ditatap
menunggu dinding terbuka
menoreh jalan keluar.
Harapan, harapan
hanyalah harapan
satu-satunya pilar
yang bisa ia peluk
pada masa genting begini.
Lamat-lamat gelap itu makin purna.
Tim gali ingin segera rampungkan
misi yang jadi beban. Masih pula, ia
menatap. Kini ke arah penggali.
Pelan dan pasti. Gerak dari antagonis eksistensinya. Seiring erat genggaman
pada sulur-sulur hitam, ia kecup harapan
dalam-dalam, dan dilepasnya.
Dan dilepasnya.
"Adeeek, ini Mama bawa kue!"
"Mauuu!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!