Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kedermawanan

9 April 2022   18:03 Diperbarui: 9 April 2022   18:08 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Shahih Bukhari (sumber: muslim.or.id)

Lantas, bagaimana Al-Quran memberikan dorongan kepada kita untuk dermawan, sekaligus berkhidmah kepada Al-Quran?

Yang utama, kita harus mengetahui bahwa apa saja yang kita infakkan pasti Allah SWT akan menggantinya (QS Saba': 39). Ini adalah janji Allah SWT, dan Allah SWT tidak akan mengingkari janjinya.

Apapun kita bisa infakkan. Bisa materi, perhatian, atau ilmu. Apapun kebaikan yang diberikan, Allah SWT pasti akan menggantinya.

Bagaimana cara Allah mengganti orang yang berinfak di jalan-Nya?

Orang yang berinfak di jalan Allah SWT, perumpamaannya seperti orang yang menanam satu biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Kemudian, masing-masing tangkai tumbuh 100 biji. 

Itulah penggambaran Allah SWT akan berlipat gandanya balasan bagi orang yang berinfak di jalan-Nya (QS Al-Baqarah: 261).

Al-Quran juga menegaskan, bahwa orang yang berinfak, tidak kikir, juga termasuk orang yang beruntung. Orang yang beruntung ini masuk ke dalam kategori orang yang bertakwa (QS At-Taghabun: 16).

Orang yang bertakwa ini akan dumudahkan hidupnya, diberikan jalan keluar atas segala masalahnya, dan mendapatkan rizki dari arah yang tak disangka-sangka.

Orang yang dermawan (memberikan apa saja) untuk kebaikan dan ridha Allah SWT, akan mendapat kemudahan, termasuk mudah untuk bahagia (QS Al-Lail: 5-7).

Terkait dengan kedermawanan, ada sebuah kisah yang patut kita renungi. 

Alkisah, ada seorang sufi yang menghabiskan 30 tahun hidupnya untuk beruzlah. Beruzlah artinya menarik diri dari kehidupan sosial, dan hanya fokus untuk beribadah kepada Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun