Ketiga, bagi pemerintah, hal ini bisa dijadikan pembelajaran untuk bisa mengatur segala sesuatu dengan lebih baik lagi. Proses produksi, distribusi, sampai dengan penjualan harus bisa diatur sebaik mungkin agar tidak ada kebocoran.Â
Kebijakan yang baik harus bisa diusahakan agar tidak ada orang-orang yang memainkannya. Tidak boleh ada sedikit celah pun yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.Â
Keempat, kita belajar bersabar dari segala kondisi yang kita hadapi. Bersabar dengan terus mendorong dan mendukung pemerintah untuk menangani permasalahan yang sedang terjadi. Mendorong penanganan dengan memberikan saran atau kritik membangun dalam rangka perbaikan. Mendukung penanganan dengan mengikuti semua arahan pemerintah dengan baik, termasuk mengikuti himbauan dan perintah untuk tidak panik dan menimbun barang.
Ya, sabar mungkin hikmah tertinggi yang kita dapatkan. Sabar dalam menghadapi orang-orang yang mementingkan dirinya sendiri. Sabar untuk terus membantu semua pihak yang mencoba mengatasi permasalahan ini. Dan yang pastinya, sebagai rakyat kecil sabar menunggu kedatangan minyak goreng sehingga tidak perlu mengantri lagi.
Alhasil, kelangkaan minyak goreng ini adalah masalah kita bersama yang harus kita pikirkan bersama bagaimana menyelesaikannya. Namun, setiap dari kita harus bisa memainkan peran dengan baik sesuai dengan apa yang seharusnya kita lakukan.Â
Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk mengatur produksi, distribusi dan penjualan di masyarakat.Â
Para distributor dan penjual juga seharusnya tidak memainkan harga dan menimbun barang. Dan kita sebagai masyarakat sebaiknya tidak panik dan ikut-ikutan menimbun di rumah. Jika semua melakukan perannya dengan baik, percayalah minyak goreng tidak akan langka lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H