Ya, berkurban mempunyai dimensi sosial dalam pelaksanannya. Berkurban bisa juga diartikan mengorbankan sesuatu untuk dibagikan kepada sesama. Berkurban menunjukkan tingkat kepedulian dan kepekaan seseorang terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.
Bayangkan, berapa banyak masyarakat yang tak bisa memakan, bahkan hanya untuk sepotong daging untuk dinikmati. Jangankan sepotong daging, makan utama sehari-hari pun terkadang sulit untuk mereka dapatkan.
Ibadah kurban yang dilakukan, hewan yang disembelih dan dibagikan dagingnya, bisa jadi menjadi rezeki yang begitu berharga untuk dinikmati oleh orang-orang yang sangat membutuhkan dan tidak bisa menikmatinya di hari-hari biasa.
Imbas ibadah kurban yang dilakukan diharapkan tidak hanya selesai di bulan haji saja. Semangat berkurban sejatinya bisa dilestarikan pada bulan-bulan setelahnya.Â
Pada akhirnya, dengan adanya semagat berkurban, komunitas masyarakat yang saling membantu, menolong, dan peduli sesama akan terbentuk dan membudaya di dalam kehidupan.
Oleh karenanya, kurban seharusnya bisa mengajarkan kita semua untuk rela berkorban, hidup untuk menghidupi, dan mengorbankan diri untuk kemanusiaan. Tentunya, mengorbankan diri bukan tanpa makna, tetapi pengorbanan yang dilakukan dengan hanya mengharap ridha-Nya semata.
Sebuah Refleksi
Ya, tak bosan-bosannya kita memaknai Idul Adha dan ibadah kurban, tak bosan-bosannya kita terus menggali makna terdalam yang ada di dalamnya, tak bosan-bosannya kita terus mengulang dan memaknainya kembali, walaupun kita rayakan setiap tahunnya.
Meskipun kondisi negara kita yang sedang tidak baik-baik saja, meskipun pandemi Covid-19 tak kunjung berhenti dan terus menanjak naik kasus positif hariannya, namun semangat Idul Adha dan ibadah kurban tak akan pernah luntur di dalam hati kita.
Alhasil, terkadang memaknai kembali, memahami kembali, dan merenungi kembali sesuatu akan membawa kita kepada kedalaman makna yang selalu berbeda dan tak pernah sama. Selalu ada makna baru yang kita nikmati kehadirannya.
Begitu juga Idul Adha dan ibadah kurban. Merayakannya setiap tahun selalu membawa warna baru dalam hati dan hidup kita, dan pada akhirnya mungkin akan bisa lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, seperti halnya arti kata kurban itu sendiri. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H