Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Skill Membaca di Bulan Ramadan

15 April 2021   10:49 Diperbarui: 15 April 2021   10:51 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku. (Shutterstock) 

Salah satu kebiasaan anak-anak ketika memasuki bulan suci Ramadan adalah menetapkan target puasa. Setiap anak akan memiliki targetnya sendiri.

Hal ini penting dilakukan dalam rangka pembelajaran puasa kepada anak. Dengan adanya target mereka akan lebih termotivasi dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. 

Target di Bulan Ramadan

Bagi anak-anak yang baru belajar puasa, ada dua pilihan target yang bisa dicanangkan, apakah puasa sampai azan zuhur saja atau puasa penuh sampai azan maghrib berkumandang.

Bagi anak-anak yang sudah cukup besar, maka target dinaikkan. Bukan hanya target puasa penuh sampai azan magrib, akan tetapi mereka ditargetkan juga untuk puasa selama satu bulan penuh, tanpa ada bolongnya.

Kebiasaan memasang target berlanjut sampai dengan ketika anak-anak beranjak dewasa. Ketika sudah dewasa, targetnya tidak hanya terbatas pada puasa, tetapi target ibadah-ibadah lainnya. 

Misalnya, target tarawih satu bulan penuh dengan berjamaah, target khatam membaca Al-Qur'an, target mendirikan shalat malam, ataupun target i'tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan.

Selain target ibadah, bisa juga kita menambahkan target lain untuk meningkatkan skill selama Ramadan. Diantaranya target meningkatkan skill literasi.

Skill literasi yang utama adalah membaca dan menulis. Membaca dan menulis adalah seperti dua anak kembar yang sulit untuk dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.

Seorang pembaca yang baik berpotensi menjadi seorang penulis yang mumpuni. Sebab, seorang pembaca memiliki keluasan wawasan yang didapat dari banyaknya bacaan. Hal ini akan dapat mempermudah dirinya untuk menyampaikan ide dan gagasan ketika menulis.

Jika ingin dibuat perbandingan, mungkin bisa dikatakan perbandingannya adalah satu berbanding sembilan. Artinya, untuk menulis sebuah tulisan, penulis perlu membaca sembilan sumber bacaan yang berbeda.

Membaca Tafsir Karya Buya Hamka

Ramadan tahun ini, saya pribadi menargetkan untuk menyelesaikan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka untuk dibaca. Sudah lama saya menaruh perhatian kepada Buya Hamka dengan buku-bukunya. Buku pertama beliau yang saya baca berjudul Tasawuf Modern. 

Ketika membaca buku itu, saya merasa kagum dengan sosok Buya Hamka yang mampu menuliskan pembahasan tasawuf yang dalam dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti.

Buya Hamka memang terkenal sebagai seorang ulama sekaligus juga sastrawan. Beliau banyak menuliskan buku-buku sastra dan juga buku agama. Yang paling fenomenal adalah Tafsir Al-Azhar yang saya baca ini.

Tafsir ini memang istimewa karena ditulis dengan bahasa sastrawan dan dengan menggunakan pendekatan sosiologis yang komprehensif. 

Dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan tidak terlalu mendalam seperti halnya kajian akademis, membuat tafsir ini bisa dipahami dengan mudah oleh khalayak umum.

Tafsir ini juga istimewa dari sisi proses penulisannya. Tafsir ini ditulis berdasarkan kuliah subuh yang beliau sampaikan di Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta. 

Catatan kuliah subuh ini selanjutnya dipublikasikan pada tahun 1962 dalam majalah "Gema Islam" yang menggantikan Majalah "Panji Masyarakat" yang bermasalah dengan pemerintahan saat itu.

Sejak memulai tafsirnya dengan kuliah subuh surat Al-Kahfi, karena kesibukannya, Buya Hamka belum bisa menyelesaikan tafsirnya hingga tahun 1964. Tafsir ini justru baru selesai ketika beliau dipenjarakan dalam kurun waktu sekitar 2 tahun 7 bulan.

Tips Membaca

Dengan istimewanya tafsir ini rasanya sudah sangat ideal jika saya memilihnya menjadi target untuk mengisi Ramadan kali ini. Degan target ini, sejatinya saya ingin mengasah skill membaca saya. 

Atmosfer bulan Ramadan, yang juga biasa disebut bulan Al-Qur'an, rasanya sangat cocok jika diisi dengan membaca tafsir ini. Sekarang, yang penting adalah bagaimana saya bisa istikamah untuk melakukannya.

Untuk istikamah memang sulit. Ketika membaca, terkadang kita merasa bosan. Apalagi ketika puasa, rasa kantuk juga terkadang mengganggu kegiatan membaca kita. Bosan dan kantuk adalah dua halangan yang perlu kita carikan solusinya.

Sejatinya, memang ketika membaca kita harus memperhatikan beberapa hal. Seorang kawan pernah menyingkatnya dengan singkatan TELAT (Text, Location, Ambience, Time). 

Artinya, ketika membaca kita harus memperhatikan jenis bacaan, lokasi tempat membaca, lingkungan sekitar, dan waktu membaca.

Jenis bacaan bermacam-macam. Ibarat puasa, jenis bacaan juga ada yang hukumnya wajib, sunnah, makruh, dan ada juga yang haram untuk dibaca.

Bagi umat Islam, membaca kitab suci Al-Qur'an adalah kewajiban, walaupun tidak disyariatkan waktu dan tempat khusus untuk membacanya. 

Yang disyariatkan sebagai hak bagi umat Islam adalah selalu menjaga untuk membaca Al-Qur'an dan melakukannya sesuai kemampuan.

Membaca buku yang bermanfaat diluar kitab suci Al-Qur'an hukumnya sunnah. Seperti halnya sunnah, membaca buku yang bermanfaat ada yang sangat dianjurkan, dan ada yang hanya dianjurkan saja. 

Membaca buku dengan tujuan untuk memperkuat ilmu keagamaan termasuk membaca yang sangat dianjurkan. Sedangkan membaca buku dengan tujuan menambah ilmu dan wawasan itu dianjurkan saja.

Membaca buku yang hanya bertujuan untuk kesenangan hukumnya makruh untuk dilakukan. Artinya, boleh dilakukan, akan tetapi tidak boleh diutamakan prioritasnya, dan juga jangan sampai berlebihan membacanya. 

Di era ini, banyak sekali sumber bacaan yang hanya mengedepankan kesenangan, tanpa mengedepankan manfaat yang bisa diambil dari isi bacaan. 

Sebagai contoh, banyak beredar komik atau novel yang jika ditimbang tidak terlalu banyak manfaatnya bagi si pembaca.

Selain itu, membaca buku ada juga yang hukumnya haram. Misalnya, membaca buku yang berhubungan dengan pornografi atau membaca buku yang isinya lebih banyak memberikan kemudharatan bagi si pembaca.

Selain jenis bacaan, hal lain yang perlu diperhatikan ketika membaca adalah lokasi tempat membaca. 

Lokasi khusus yang memang didesain untuk membaca akan memberikan motivasi tersendiri untuk membaca penting untuk disiapkan. 

Jika kita ingin membangun rumah, ada baiknya kita merencanakan ruang baca di rumah kita. Ruang baca bisa kita jadikan perpustakaan pribadi tempat kita dan keluarga bercengkrama dengan ilmu pengetahuan yang ada di dalam buku.

Ruang baca juga sebaiknya dilengkapi dengan infrastruktur yang baik. Rak buku disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan kita mencari buku yang ingin kita baca. 

Meja dan kursi, bahkan mungkin sofa yang nyaman digunakan untuk membaca juga harus ada di dalamnya.

Lingkungan sekitar juga sangat menentukan bagaimana kita bisa membaca dengan lebih efektif. Suasana hening akan bisa membantu pembaca untuk memahami teks bacaan. 

Sirkulasi udara dan penerangan yang baik juga sangat menentukan seberapa betah kita untuk membaca. Keduanya juga penting dalam rangka menjaga kesehatan organ tubuh kita ketika membaca.

Yang terakhir, ketika membaca kita juga harus memperhatikan waktu yang tepat. Otak kita memiliki waktu-waktu tertentu dimana otak bisa bekerja dengan lebih baik. 

Semua orang memiliki waktu yang berbeda-beda, ada yang di pagi hari, siang, ataupun malam hari. Pembaca yang baik akan mengetahui kapan waktu yang paling efektif baginya untuk membaca.

Waktu membaca juga berhubungan dengan durasi. Terlalu panjang durasi membaca terkadang juga membuat kita lelah sehingga bisa kehilangan fokus dan konsentrasi. 

Sebaliknya, terlalu pendek durasinya juga terkadang tidak efektif karena otak belum benar-benar maksimal untuk menerima isi bacaan untuk bisa diolah menjadi ilmu pengetahuan.

Membaca Efektif adalah Membaca Aktif

Jika kita tidak memperhatikan konsep TELAT ini, maka proses membaca kita tidak akan efektif. Yang ada hanyalah kita menghabiskan waktu tanpa adanya manfaat yang bisa kita ambil.

Ya, untuk mengambil banyak manfaat dari buku yang kita baca, membaca memang harus efektif. Membaca efektif bisa juga diartikan membaca aktif.

Membaca aktif adalah membaca dengan mengaktifkan otak kita sehingga nalar dan logika kita berjalan ketika membaca. 

Intinya, harus ada proses berpikir ketika membaca, bukan hanya melihat barisan-barisan kalimat dan paragraf yang ada di dalam buku.

Membaca aktif perlu memperhatikan proses bertanya, klarifikasi, visualisasi, prediksi, koneksi,dan evaluasi dari teks yang sedang dibaca.

Jika semua itu dilakukan, maka proses membaca tidak akan membosankan dan membuat kantuk. Apalagi jika disertai dengan menuliskan resume atau opini dari pemahaman yang telah kita didapatkan dari teks yang kita baca.

Alhasil, bulan Ramadan adalah waktunya kita merealisasikan target-target yang kita canangkan sebelum bulan ini datang. Target peningkatan skill literasi melalui membaca yang efektif dan aktif bisa kita jadikan target yang baik di bulan Ramadan.

Strategi yang jitu perlu kita pikirkan agar kita bisa konsistensi memenuhi target-terget itu. Sudah tentunya semua itu harus diiringi dengan niat yang ikhlas dan tulus untuk mengisi bulan Ramadan dengan kebaikan dan memperoleh keberkahan darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun