Ramadan tahun ini, saya pribadi menargetkan untuk menyelesaikan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka untuk dibaca. Sudah lama saya menaruh perhatian kepada Buya Hamka dengan buku-bukunya. Buku pertama beliau yang saya baca berjudul Tasawuf Modern.Â
Ketika membaca buku itu, saya merasa kagum dengan sosok Buya Hamka yang mampu menuliskan pembahasan tasawuf yang dalam dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti.
Buya Hamka memang terkenal sebagai seorang ulama sekaligus juga sastrawan. Beliau banyak menuliskan buku-buku sastra dan juga buku agama. Yang paling fenomenal adalah Tafsir Al-Azhar yang saya baca ini.
Tafsir ini memang istimewa karena ditulis dengan bahasa sastrawan dan dengan menggunakan pendekatan sosiologis yang komprehensif.Â
Dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan tidak terlalu mendalam seperti halnya kajian akademis, membuat tafsir ini bisa dipahami dengan mudah oleh khalayak umum.
Tafsir ini juga istimewa dari sisi proses penulisannya. Tafsir ini ditulis berdasarkan kuliah subuh yang beliau sampaikan di Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta.Â
Catatan kuliah subuh ini selanjutnya dipublikasikan pada tahun 1962 dalam majalah "Gema Islam" yang menggantikan Majalah "Panji Masyarakat" yang bermasalah dengan pemerintahan saat itu.
Sejak memulai tafsirnya dengan kuliah subuh surat Al-Kahfi, karena kesibukannya, Buya Hamka belum bisa menyelesaikan tafsirnya hingga tahun 1964. Tafsir ini justru baru selesai ketika beliau dipenjarakan dalam kurun waktu sekitar 2 tahun 7 bulan.
Tips Membaca
Dengan istimewanya tafsir ini rasanya sudah sangat ideal jika saya memilihnya menjadi target untuk mengisi Ramadan kali ini. Degan target ini, sejatinya saya ingin mengasah skill membaca saya.Â
Atmosfer bulan Ramadan, yang juga biasa disebut bulan Al-Qur'an, rasanya sangat cocok jika diisi dengan membaca tafsir ini. Sekarang, yang penting adalah bagaimana saya bisa istikamah untuk melakukannya.
Untuk istikamah memang sulit. Ketika membaca, terkadang kita merasa bosan. Apalagi ketika puasa, rasa kantuk juga terkadang mengganggu kegiatan membaca kita. Bosan dan kantuk adalah dua halangan yang perlu kita carikan solusinya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!