Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Pesulap, Membuat Materi Pelajaran Lebih Menarik

6 Februari 2021   16:27 Diperbarui: 12 Februari 2021   02:56 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, reaksi fisi atom juga bisa disalahgunakan sebagai senjata pemusnah yang biasa disebut dengan bom atom. Energi yang sangat besar pada bom atom bahkan bisa memusnahkan sebuah kota sekaligus.

Materi ini bisa disampaikan dengan pendekatan hikmah. Hikmahnya, reaksi fisi inti atom bisa membawa kebaikan atau keburukan bagi manusia. Di sinilah peran manusia untuk mengambil hikmahnya, memilih mana yang baik dan mana yang buruk.

Sebuah Refleksi

Dari sisi agama, terkait dengan materi pelajaran, ada sebuah kisah yang sangat bermakna untuk memahami bagaimana sebenarnya ilmu pengetahuan itu dipenuhi dengan hikmah.

Diceritakan oleh Ustad Bediuzzaman Said Nursi dalam kitab karyanya yang berjudul Tuntunan Generasi Muda. Begini ceritanya:

Sekelompok siswa menengah mendatangiku di Kastamonu seraya berkata, "Tolong perkenalkan Tuhan kepada kami, sebab guru kami tidak mengajarkan hal tersebut kepada kami." 

Maka, kujelaskan kepada Mereka:

Setiap ilmu yang kalian pelajari sebenarnya selalu mengkaji tentang Tuhan. Ia memperkenalkan Sang Pencipta Yang Maha Pemurah dengan bahasanya masing-masing. Karena itu, perhatikan ilmu tersebut dengan baik, bukan hanya sekedar kepada gurunya.[1]

Ya, sebenarnya ketika manusia berpikir, ilmu pengetahuan dengan sendirinya akan menjelaskan hikmah yang ada dalam dirinya kepada kita, bahkan tanpa seorang guru sekalipun. 

Ustad Bediuzzaman Said Nursi lebih jauh menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan itu ibarat apotek besar yang berisi obat-obatan dan formula yang diletakkan dengan resep ukuran yang cermat. Sudah pastinya, kecermatan tersebut menunjukkan bahwasanya ilmu itu sudah ada yang mengatur.

Setiap ilmu menunjukkan adanya Sang Pencipta alam dan memperkenalkan-Nya kepada kita lewat nama-namanya yang mulia, serta mengajarkannya lewat sifat-sifat-Nya yang agung.

Alhasil, setiap guru memang seharusnya bisa menyulap pembelajarannya menjadi lebih menarik. Tujuannya, agar siswa lebih mudah memahami dan termotivasi untuk terus belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun