Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Pesulap, Membuat Materi Pelajaran Lebih Menarik

6 Februari 2021   16:27 Diperbarui: 12 Februari 2021   02:56 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid Haryono saat belajar matematika yang diramu dengan metode sulap. (kompas.com/Firmansyah)

"Jadi guru itu harus seperti pesulap yang selalu ditunggu penontonnya kejutan apa yang akan dilakukannya," itu kira-kira kesimpulan yang bisa saya dapatkan dari acara diskusi santai dengan siswa SMP yang diadakan educharacter beberapa hari yang lalu.

Ya, pesulap itu adalah seorang entertainer yang mampu memberikan pertunjukan dan juga mampu membuat penonton terhibur sehingga tidak bosan untuk menyaksikannya. Selain itu, pesulap juga mampu membuat orang penasaran untuk terus menonton pertunjukannya.

Guru Pesulap

Analogi ini bisa kita gunakan juga untuk seorang guru. Seorang guru seharusnya mampu menyulap pembelajaran menjadi sesuatu yang menarik dan tidak membosankan. Bahkan, guru juga seharusnya mampu meningkatkan daya kuriositas siswa untuk terus belajar. 

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa seharusnya merasa tertantang untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang sudah dipelajarinya. Pembelajaran juga seharusnya bisa meningkatkan gairah dan motivasi siswa untuk terus menuntut ilmu, menguak hal-hal baru yang belum diketahuinya.

Sudah pastinya, membuat pembelajaran menarik tak semudah membalikkan telapak tangan, ada juga kesulitannya. Meskipun sulit, tak berarti tak bisa dilakukan. 

Guru yang peduli dengan siswanya akan terus mencari jalan bagaimana membuat pembelajaran menarik dan ditunggu-tunggu oleh para siswa.

Sebenarnya, yang membuat pembelajaran menarik itu adalah bagaimana cara guru menyampaikan materi. Materi pelajaran yang kurang menarik bisa menjadi sangat menarik dengan menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat ketika disampaikan. Sebaliknya, materi pelajaran yang menarik, terkadang menjadi membosankan ketika cara penyampaian guru kurang menyenangkan. 

Bisa dikatakan, materi pelajaran yang menarik adalah modal dasar untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. Namun sayangnya, tidak semua materi pelajaran itu menarik untuk siswa. Apalagi terkadang materi pelajaran yang bersifat abstrak yang sulit untuk dibayangkan.

Oleh karenanya, salah satu tugas guru adalah membuat materi pelajaran yang kurang menarik menjadi lebih menarik. Ada banyak cara melakukannya, tergantung bagaimana seorang guru memiliki kemauan untuk memikirkannya dengan mencoba melakukan sesuatu yang berbeda ketika mengajarkannya. 

Mengajarkan Materi Pelajaran dengan Lebih Menarik

Berdasarkan pengalaman, ada beberapa contoh yang bisa saya bagikan agar materi pelajaran menjadi lebih menarik. Karena saya seorang guru sains, maka contoh yang akan saya berikan berhubungan dengan mata pelajaran sains. Ini mungkin juga akan sangat relevan, karena biasanya mata pelajaran sains lah yang selalu menjadi momok bagi siswa.

Pertama, kaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika mempelajari tentang larutan elektrolit, larutan yang bisa menghantarkan listrik, guru bisa menggunakan contoh bencana banjir yang mungkin terjadi di kehidupan kita.

Ketika banjir melanda, aliran listrik pastinya akan dipadamkan. Karena air banjir bersifat elektrolit yang berisi ion-ion di dalamnya. Sehingga air banjir bisa menghantarkan aliran listrik yang bisa membahayakan manusia jika terus dihidupkan. 

Kedua, kaitkan manfaat mempelajari materi pelajaran di dalam kehidupan. Misalnya, mempelajari reaksi pengaratan akan sangat bermanfaat agar kita bisa mencari cara bagaimana mencegahnya. 

Reaksi pengaratan disebabkan karena adanya air dan oksigen di udara. Pengaratan akan sangat merugikan karena akan membuat logam menjadi rapuh dan hilang nilai estetikanya. Jika kita mampu mencegah bereaksinya air dan oksigen dengan logam, maka kita bisa mencegah terjadinya pengaratan pada logam tersebut. 

Itulah sebabnya mengapa pagar besi di rumah sebaiknya di cat untuk mencegah terjadinya pengaratan. Partikel cat akan melindungi pagar besi untuk bereaksi dengan air dan oksigen di udara sehingga tidak cepat berkarat.

Ketiga, menggunakan analogi sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Misalnya, ketika menjelaskan teori atom Bohr, dimana elektron berputar mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu, guru bisa menggunakan analogi sistem tata surya.

Planet yang berotasi pada orbitnya dianalogikan sebagai elektron. Matahari sebagai pusat tata surya dianalogikan sebagai inti atom. Planet berotasi mengelilingi matahari layaknya elektron mengelilingi inti atom.

Keempat, menggunakan fakta-fakta unik yang terjadi di alam semesta. Misalnya, kejadian es batu yang mengapung di atas air bisa menjadi sangat menarik untuk menjelaskan kepadatan zat atau biasa disebut massa jenis zat.

Massa jenis zat berhubungan dengan massa dan volume zat tersebut. Massa jenis es yang lebih kecil daripada massa jenis air membuat es batu mengapung di permukaan air.

Kelima, ambil hikmah dari materi pelajaran. Misalnya, materi tentang kimia inti memiliki beberapa hikmah. Salah satu jenis reaksi kimia inti adalah reaksi fisi atom. 

Reaksi fisi atom yang dikendalikan di dalam reaktor nuklir bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Energi yang dikeluarkan begitu besar dan sangat berguna sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik.

Namun, reaksi fisi atom juga bisa disalahgunakan sebagai senjata pemusnah yang biasa disebut dengan bom atom. Energi yang sangat besar pada bom atom bahkan bisa memusnahkan sebuah kota sekaligus.

Materi ini bisa disampaikan dengan pendekatan hikmah. Hikmahnya, reaksi fisi inti atom bisa membawa kebaikan atau keburukan bagi manusia. Di sinilah peran manusia untuk mengambil hikmahnya, memilih mana yang baik dan mana yang buruk.

Sebuah Refleksi

Dari sisi agama, terkait dengan materi pelajaran, ada sebuah kisah yang sangat bermakna untuk memahami bagaimana sebenarnya ilmu pengetahuan itu dipenuhi dengan hikmah.

Diceritakan oleh Ustad Bediuzzaman Said Nursi dalam kitab karyanya yang berjudul Tuntunan Generasi Muda. Begini ceritanya:

Sekelompok siswa menengah mendatangiku di Kastamonu seraya berkata, "Tolong perkenalkan Tuhan kepada kami, sebab guru kami tidak mengajarkan hal tersebut kepada kami." 

Maka, kujelaskan kepada Mereka:

Setiap ilmu yang kalian pelajari sebenarnya selalu mengkaji tentang Tuhan. Ia memperkenalkan Sang Pencipta Yang Maha Pemurah dengan bahasanya masing-masing. Karena itu, perhatikan ilmu tersebut dengan baik, bukan hanya sekedar kepada gurunya.[1]

Ya, sebenarnya ketika manusia berpikir, ilmu pengetahuan dengan sendirinya akan menjelaskan hikmah yang ada dalam dirinya kepada kita, bahkan tanpa seorang guru sekalipun. 

Ustad Bediuzzaman Said Nursi lebih jauh menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan itu ibarat apotek besar yang berisi obat-obatan dan formula yang diletakkan dengan resep ukuran yang cermat. Sudah pastinya, kecermatan tersebut menunjukkan bahwasanya ilmu itu sudah ada yang mengatur.

Setiap ilmu menunjukkan adanya Sang Pencipta alam dan memperkenalkan-Nya kepada kita lewat nama-namanya yang mulia, serta mengajarkannya lewat sifat-sifat-Nya yang agung.

Alhasil, setiap guru memang seharusnya bisa menyulap pembelajarannya menjadi lebih menarik. Tujuannya, agar siswa lebih mudah memahami dan termotivasi untuk terus belajar.

Namun, yang lebih penting dari itu, seorang guru juga seharusnya bisa membimbing siswanya untuk menyelami ilmu pengetahuan agar bisa mengenal Tuhannya. Sampai pada akhirnya para siswa akan berkata, "Adakah yang lebih menarik dari belajar, selain untuk mengenal Tuhan?"

Referensi:

[1] Nursi, Badiuzzaman Said. 2014. Tuntunan Generasi Muda. Jakarta: Risalah Nur Press.

[Baca Juga: Saya Lega, Tak Ada Potensi Pelanggaran SKB 3 Menteri di Sekolah Kami]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun