Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membuat Pertanyaan Guru kepada Siswa Lebih Bermakna

27 Desember 2020   09:14 Diperbarui: 27 Desember 2020   13:32 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, dalam menggunakan teknik bertanya, guru harus mampu menggunakan strategi bertanya yang baik. Strategi bertanya adalah salah satu alat penting untuk memperluas pembelajaran siswa yang dapat membantu guru mengembangkan strategi mereka sendiri untuk meningkatkan performa belajar dan pemahaman siswa (Guest, 1985).[2] 

Guru yang memahami strategi bertanya yang baik, bisa menyesuaikan cara dan bentuk pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa. Seperti yang telah dijelaskan oleh Richards dan Lockharts (1994), ada tiga jenis pertanyaan yang bisa dilakukan. [3]

Pertama, pertanyaan prosedural dimana pertanyaan-pertanyaan biasanya muncul di kelas saat guru memeriksa tugas yang diberikan. Ini dilakukan ketika tugas tersebut telah diselesaikan siswa. Guru memastikan bahwa instruksi yang diberikan untuk mengerjakan tugas jelas dan dipahami siswa, dan siswa siap untuk mendapatkan tugas yang baru. 

Kedua, pertanyaan konvergen yang membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak" atau pernyataan singkat. Jenis pertanyaan ini, biasanya digunakan untuk mengkonfirmasi. Jenis pertanyaan ini bisa diberikan kapan saja dan kepada siapa saja yang ada di kelas.

Ketiga, pertanyaan divergen yang mendorong tanggapan siswa yang bukan merupakan jawaban singkat dan yang menuntut siswa untuk terlibat dalam pemikiran tingkat tinggi (higher order thinking skills).

Menurut McComas dan Abraham (2005), jika Anda ingin siswa Anda mengingat kembali dan mengulang pengetahuan tertentu, ajukan pertanyaan konvergen tingkat rendah dalam taksonomi Bloom. Namun, jika Anda ingin melihat apakah siswa memahami dan dapat mentransfer pengetahuan, maja ajukan pertanyaan divergen.[4]

Teknik Bertanya Menurut Taksonomi Bloom 
Salah satu hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan teknik bertanya dalam pembelajaran adalah Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom diterapkan selaras dengan konsep Differentiated Instruction (DI) di dalam pendidikan. 

Seorang ahli pedagogi Tomlinson pernah mengatakan bahwa perbedaan dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan siswa untuk mengambil informasi dengan berbagai cara (Tomlinson, 1999).[5]

Dengan cara ini guru dituntut untuk menjadi seorang konduktor orkestra. Seperti halnya seorang konduktor orkestra, guru harus mampu memaksimalkan semua siswanya untuk bisa menjadi yang terbaik.

Dalam konteks pedagogis, tingkat proses kognitif siswa dapat diidentifikasi dengan bertanya beberapa pertanyaan yang mewakili berbagai tingkat pemrosesan kognitif individu.

Ini berarti guru harus mampu memaksimalkan potensi siswanya dengan menerapkan teknik bertanya secara individu berdasarkan taksonomi Bloom sehingga guru bisa bertanya dengan pertanyaan yang tepat dan kepada siswa yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun