Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pindah Tempat Kerja, Ini yang Perlu Diperhatikan

2 Desember 2020   21:00 Diperbarui: 28 Desember 2020   01:34 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana sih rasanya pindah tempat kerja? Menyenangkan atau malah merepotkan? 

Jawabannya pasti sangat tergantung kepada siapa pertanyaan ini ditanyakan. Setiap orang pastinya punya perasaan yang berbeda-beda terkait hal ini. 

Misalnya saya, kurang lebih sudah 13 tahun saya bekerja. Selama 13 tahun, sudah 4 kali saya berpindah tempat. Saya selalu merasa senang ketika pindah ke tempat yang baru. Bagi saya, tempat baru adalah tantangan baru, pengalaman baru, dan semangat baru.

Berbagai macam sebab mengapa saya harus pindah tempat kerja. Ada yang karena kebutuhan, penyegaran, maupun karena permintaan pribadi saya sendiri untuk pindah. 

Apapun sebabnya, perpindahan tempat bekerja dari satu tempat ke tempat lain, dari satu divisi ke divisi lain memang selalu membawa warna baru bagi kehidupan seseorang. 

Rasa senang, sedih, takut, dan penasaran campur aduk ketika seseorang harus pindah tempat bekerja. Meninggalkan tempat lama dan menuju tempat baru bukan suatu hal yang mudah. Banyak yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan.

Pindah Tempat Kerja

Berbicara tentang pindah tempat kerja, ada beberapa tipe perpindahan tempat kerja yang mungkin terjadi. Ada yang pindah karena keinginan pribadi, ada yang pindah karena diberhentikan, dan ada yang dipindahkan ke tempat lain oleh perusahaan atau institusi tempatnya bekerja. Yang terakhir ini, biasanya disebut dengan mutasi kerja.

Mutasi itu biasanya sering terjadi pada orang-orang yang bekerja karena terikat dengan kedinasan. Di mana pun pemerintah memberikan tempat dinas, mereka harus siap. 

Yang terkadang menyulitkan adalah penempatan yang sering diubah-ubah. Baru setahun ditempatkan, tahun kedua sudah di mutasi ke tempat yang lain. 

Durasi yang pendek membuat seseorang belum bisa beradaptasi dengan baik. Akhirnya kinerjanya tidak bisa dimaksimalkan.

Ya, kalau tempat dinas yang baru lebih enak dari yang lama, pastinya yang dipindah senang bukan kepalang, tetapi kalau sebaliknya, bisa pusing memikirkannya, menyiapkan lahir dan batin menghadapi kondisi yang pastinya akan lebih menyulitkan.

Dulu, beberapa sekolah kedinasan, menempatkan lulusannya berdasarkan prestasi. Yang nilainya bagus ditempatkan di tempat yang lebih nyaman. Yang nilainya masih di bawah, harus siap untuk ditempatkan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Karena sudah terikat dinas, apapun keputusannya mesti harus diterima dengan lapang dada. Oleh karenanya, bagi mereka yang terikat dinas harus selalu siap untuk dimutasi, harus selalu siap untuk berpindah tempat kerja, kapan pun dan ke mana pun mereka akan ditempatkan.

Sebenarnya, mutasi atau pindah tempat kerja tidak selalu menyeramkan. Bekerja di tempat baru akan selalu membawa semangat baru. Suasana tempat bekerja yang berbeda, rekan kerja yang berbeda, dan bahkan terkadang jenis pekerjaan yang berbeda akan membawa penyegaran bagi seseorang.

Yang repot adalah jika sudah berkeluarga. Pastinya perpindahan tidak mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain. Apalagi jika anggota keluarga yang lain sudah nyaman dengan lingkungan yang lama, terkadang sulit untuk meyakinkan mereka untuk pindah ke tempat yang baru.

Perhatikan Hal-hal Ini

Pindah ke tempat baru ibarat membangun kembali kehidupan dari awal. Banyak yang harus dipersiapkan. Tempat  tinggal baru, sekolah baru untuk anak-anak, lingkungan baru, dan pastinya, semua membutuhkan adaptasi.

Hal yang paling penting ketika harus pindah tempat kerja adalah mengelola rumah yang ditinggalkan dan mencari rumah baru untuk ditinggali. 

Rumah, sebagai salah satu kebutuhan utama manusia, sangat menentukan suasana hati seseorang. Jika suasana hati tenang, proses perpindahan akan berjalan lancar. Proses mutasi pun akan lebih efektif.

Sebelum pindah, rumah yang lama beserta isi perabotannya harus dikelola dengan baik. Perlu dipilah dan dipilih mana barang yang harus dibawa ke tempat yang baru, mana yang harus dijual/dilelang, mana yang perlu disumbangkan.

Setelah ditentukan, baru kemudian dipilih kargo yang terpercaya untuk mengantarkan barang-barang perabotan rumah tangga yang kita pilih untuk dibawa ke tempat yang baru.

Yang tak kalah pentingnya adalah mencari rumah baru. Rumah dan lingkungan perumahan baru yang baik, bersih, dan sesuai standar akan membawa kesejukan dan kedamaian bagi penghuninya. 

Idealnya,  sebelum memulai pekerjaan di tempat yang baru, seharusnya tempat tinggal baru sudah disiapkan terlebih dahulu. Jadi, ketika terjadi pindahan, anggota keluarga sudah langsung bisa diboyong ke tempat yang baru, tidak mesti harus menunggu lagi.

Sebaiknya, seseorang yang dipindah datang 2 atau 3 hari sebelum hari efektif kerja dimulai. Tujuannya, supaya ada jeda waktu untuk menata rumah baru yang akan ditinggali. Ketika sudah masuk waktu efektif kerja, tidak akan disibukkan lagi dengan menata rumah atau mengurus kebutuhan rumah baru.

Selain masalah tempat tinggal, yang juga merepotkan adalah mengurusi pendidikan anak-anak. Pendidikan anak juga perlu diutamakan, apalagi jika anak-anak harus pindah sekolah. Mencari sekolah baru yang cocok itu tidak mudah. Orangtua harus melakukan cek dan ricek dengan teliti bagaimana lingkungan sekolah baru yang dituju. 

Apakah sekolah yang baru itu akan bisa memberikan pendidikan sesuai dengan yang kita inginkan? Apakah lingkungan sekolah baru itu cukup baik untuk anak kita? Apakah anak kita akan bisa beradaptasi dengan sekolah baru nantinya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini harus dicarikan jawabannya dalam waktu yang singkat.

Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah terkait dengan administrasi perpindahan. Administrasi juga perlu diperhatikan. Baik administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan baru maupun administrasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi.

Mengurus surat-surat kepindahan terkadang memerlukan motivasi tersendiri. Belum lagi jika harus menghadapi birokrasi yang rumit, terkadang bisa menguras pikiran dan tenaga seseorang. 

Namun, hal ini tidak boleh dihiraukan. Jika terlupakan, ke depannya akan bisa menjadi permasalahan besar. Lebih baik sulit di awal, daripada ke depannya harus dikejar-kejar oleh kepentingan administrasi.

Sebuah Refleksi

Terkait dengan mutasi ini, ulama dan intelektual Muhammad Fethullah Gulen dalam bukunya Kirik Testi (Kendi yang Retak) pernah menuliskan, "Baik di kantor pemerintah atau organisasi non-pemerintah, seringkali adanya ekspektasi atau pengharapan, akan menyebabkan terjadinya ketidakpuasan dan keberatan atas terjadinya mutasi."

Ya, sumber masalah adalah ekspektasi yang berlebihan. Ketika tidak ada ekspektasi atau pengharapan apa-apa, ketika pekerjaan dilakukan dengan penuh keikhlasan, maka mutasi atau pindah tempat kerja bukan menjadi sebuah permasalahan besar. Justru itu bisa diubah menjadi sebuah kebaikan.

Alhasil, proses mutasi atau pindah tempat kerja itu terkadang penting dilakukan. Jika terasa sulit untuk dilakukan mutasi, paling tidak bisa dilakukan perubahan atau rotasi di dalam internal institusi. Perubahan tempat, perubahan posisi, jabatan atau kedudukan perlu dilakukan. 

Karena sejatinya manusia adalah makhluk yang dinamis. Jika diam, manusia mudah untuk merasakan kejenuhan. Mutasi atau pindah tempat kerja adalah obat untuk melawan kejenuhan, bisa menjaga motivasi dan semangat seseorang dalam melakukan tugas dan pekerjaannya.

[Baca Juga: Era Baru Pembelajaran Tatap Muka]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun