Idealnya, Â sebelum memulai pekerjaan di tempat yang baru, seharusnya tempat tinggal baru sudah disiapkan terlebih dahulu. Jadi, ketika terjadi pindahan, anggota keluarga sudah langsung bisa diboyong ke tempat yang baru, tidak mesti harus menunggu lagi.
Sebaiknya, seseorang yang dipindah datang 2 atau 3 hari sebelum hari efektif kerja dimulai. Tujuannya, supaya ada jeda waktu untuk menata rumah baru yang akan ditinggali. Ketika sudah masuk waktu efektif kerja, tidak akan disibukkan lagi dengan menata rumah atau mengurus kebutuhan rumah baru.
Selain masalah tempat tinggal, yang juga merepotkan adalah mengurusi pendidikan anak-anak. Pendidikan anak juga perlu diutamakan, apalagi jika anak-anak harus pindah sekolah. Mencari sekolah baru yang cocok itu tidak mudah. Orangtua harus melakukan cek dan ricek dengan teliti bagaimana lingkungan sekolah baru yang dituju.Â
Apakah sekolah yang baru itu akan bisa memberikan pendidikan sesuai dengan yang kita inginkan? Apakah lingkungan sekolah baru itu cukup baik untuk anak kita? Apakah anak kita akan bisa beradaptasi dengan sekolah baru nantinya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini harus dicarikan jawabannya dalam waktu yang singkat.
Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah terkait dengan administrasi perpindahan. Administrasi juga perlu diperhatikan. Baik administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan baru maupun administrasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi.
Mengurus surat-surat kepindahan terkadang memerlukan motivasi tersendiri. Belum lagi jika harus menghadapi birokrasi yang rumit, terkadang bisa menguras pikiran dan tenaga seseorang.Â
Namun, hal ini tidak boleh dihiraukan. Jika terlupakan, ke depannya akan bisa menjadi permasalahan besar. Lebih baik sulit di awal, daripada ke depannya harus dikejar-kejar oleh kepentingan administrasi.
Sebuah Refleksi
Terkait dengan mutasi ini, ulama dan intelektual Muhammad Fethullah Gulen dalam bukunya Kirik Testi (Kendi yang Retak) pernah menuliskan, "Baik di kantor pemerintah atau organisasi non-pemerintah, seringkali adanya ekspektasi atau pengharapan, akan menyebabkan terjadinya ketidakpuasan dan keberatan atas terjadinya mutasi."
Ya, sumber masalah adalah ekspektasi yang berlebihan. Ketika tidak ada ekspektasi atau pengharapan apa-apa, ketika pekerjaan dilakukan dengan penuh keikhlasan, maka mutasi atau pindah tempat kerja bukan menjadi sebuah permasalahan besar. Justru itu bisa diubah menjadi sebuah kebaikan.
Alhasil, proses mutasi atau pindah tempat kerja itu terkadang penting dilakukan. Jika terasa sulit untuk dilakukan mutasi, paling tidak bisa dilakukan perubahan atau rotasi di dalam internal institusi. Perubahan tempat, perubahan posisi, jabatan atau kedudukan perlu dilakukan.Â
Karena sejatinya manusia adalah makhluk yang dinamis. Jika diam, manusia mudah untuk merasakan kejenuhan. Mutasi atau pindah tempat kerja adalah obat untuk melawan kejenuhan, bisa menjaga motivasi dan semangat seseorang dalam melakukan tugas dan pekerjaannya.