Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musibah Lidah

21 November 2020   14:26 Diperbarui: 21 November 2020   14:32 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menjaga Lisan (Foto: The Economist) 

Ungkapan kini berubah, "postinganmu adalah harimaumu," bahkan ada ungkapan yang lebih dalam, "jempolmu lebih menyakitkan dari lisanmu."

Fenomena status ini memang perlu mendapat perhatian khusus. Media sosial begitu bebasnya digunakan sebagai alat mengungkapkan kata-kata yang berlebihan. Cacian, makian, hinaan, kabar miring, dan hoaks memenuhi lini masa media sosial kita. Lebih parahnya, sangat sedikit yang memoderasinya.

Meskipun terkait hal ini sudah ada aturannya, dengan keluarnya undang-undang informasi, dan transaksi elektronik (UU ITE), tetap saja banyak hal yang lolos sensor, dan sulit untuk dikontrol.

Alhasil, pilihan yang paling tepat adalah memang kita perlu sedikit bicara. Kita perlu memaknai sedikit bicara dengan pemahaman bahwa kita perlu berpikir sebelum bicara. Untuk berpikir diperlukan wawasan yang luas. Wawasan yang luas didapat dengan banyak membaca dan belajar.

Jadi, sebelum bicara, kita kumpulkan informasi, kita timbang, kita pikirkan berkali-kali sampai kita benar-benar yakin akan manfaatnya, baru kita ucapkan. Jika proses ini berjalan, secara otomatis kita akan sedikit bicara. Dengan ini, kita akan terhindar dari "musibah lidah" yang dimaksud di perbincangan kami ini.

[Baca Juga: Guru yang Perlu Terus Belajar dan Mengembangkan Pengetahuan]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun