Bagi saya, bagian terpenting dari mengikuti kompetisi proyek sains adalah bagaimana seorang guru bisa menjalin kedekatan dengan siswa. Selama membimbing siswa membuat proyek sains banyak pengalaman dan momen tak terlupakan dengan siswa.
Hari-hari yang dilewatkan ketika merencanakan, merancang, mempersiapkan, dan melombakan proyek sains membuat guru dan siswa semakin intens berinteraksi. Ada nilai-nilai penting dalam pendidikan yang tidak bisa kita dapatkan di dalam pembelajaran konvensional.
Banyak hal dilakukan bersama. Senang dan bahagia ketika kerja keras membuat proyek sains menghasilkan karya yang maksimal dan membawa prestasi. Namun, terkadang juga ada rasa sedih dan kecewa ketika karya yang dihasilkan belum bisa dimaksimalkan.
Satu hal yang selalu saya ingatkan kepada siswa, "Jika ingin berhasil dalam mengikuti lomba proyek sains, kita harus pantang menyerah, kita harus mencoba dan mencoba terus. Jadikan kegagalan sebagai pelajaran untuk memperbaiki diri. Layaknya kita melakukan percobaan yang harus dicoba berulang kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal."
Alhasil, proyek sains adalah sebuah proses psikomotorik yang penting dalam membentuk jembatan kognitif dan afektif dalam pendidikan.
Proyek sains sangat penting dalam membentuk siswa yang mampu berpikir kritis memahami dan mencarikan solusi atas permasalahan yang ada di sekitarnya. Sehingga proyek sains bisa menguji kreativitas siswa dalam membentuk jembatan kognitif antara teori dan praktek dalam pendidikan.
Selain itu, proyek sains juga membentuk jembatan afektif dalam pendidikan, menjadi cara yang efektif bagi guru dan siswa untuk berkolaborasi sehingga terbentuk komunikasi yang baik untuk saling memahami satu sama lain.
[Baca Juga: Tanggung Jawab Lebih dan Lebih Bertanggung Jawab]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H