Sedangkan Presiden Jokowi tidak memiliki beban politik lagi, ini merupakan periode terakhir kepemimpinannya, tak ada yang perlu ditakutkan. Yang penting adalah Jokowi bisa menjaga kestabilan politik dan keamanan di dalam negara di sisa waktu kepemimpinannya.
Ini terbukti dengan adanya penguatan pernyataan Jokowi yang dilakukan oleh Prof. Mahfud MD, sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) yang mengajak rakyat Indonesia untuk menyampaikan ekspresi dan pendapatnya terkait pernyataan Presiden Prancis itu bisa dilakukan secara tertib, tidak merusak, Â dan bisa dilakukan dengan menggunakan media-media yang tersedia.Â
Agama Tak Terkait Terorisme
Satu hal penting lagi yang disampaikan Presiden Jokowi adalah tentang hubungan agama dan terorisme. Mengutip perkataan Pak Jokowi, " Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar, terorisme tidak ada hubunganya dengan agama apapun."
Untuk kedua kalinya, saya sangat mengapresiasi dan setuju sekali dengan pernyataan Pak Jokowi itu. Mengaitkan Islam dengan terorisme, meskipun dengan embel-embel "ekstremis" tetap saja bisa mengundang keresahan dan kesalahpahaman umat Islam di seluruh dunia.
Terorisme tidak memiliki agama, terorisme adalah ekstremis, yang tidak bisa duduk di tengah-tengah mencari keseimbangan, terorisme adalah musuh umat beragama, terorisme adalah musuh kita bersama.
Sejatinya ada sebab lain terjadinya aksi terorisme di berbagai belahan dunia, bukan motif agama, apalagi sampai menyudutkan salah satu agama.Â
Terkait dengan kejadian di Paris dan Nice, saya memiliki beberapa asumsi yang menunjukkan bahwa kejadian ini tidak karena agama, tidak bermotif agama, dan tidak didorong oleh agama, meskipun pelakunya mungkin membawa simbol-simbol keagamaan.
Pertama, menurut saya aksi ini ada kemungkinan didorong oleh buruknya pengelolaan imigran di Prancis dan negara Eropa pada umumnya.
Kebijakan tentang imigran memang sudah lama menjadi pembahasan serius Uni Eropa. Pembahasan yang membelah negara-negara anggota dengan pendekatan yang berbeda.
Di masa pandemi, permasalahan imigran semakin rumit, dengan adanya lockdown membuat proses imigrasi semakin sulit, mungkin juga para imigran semakin berada pada keadaan yang sulit dan tak menentu dengan adanya resesi ekonomi.
Di sisi lain, kehidupan bernegara di negara Prancis sendiri sepertinya masih belum bisa menempatkan para imigran pada posisi yang semestinya. Akulturasi budaya belum berjalan dengan baik.Â