Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Proses Tak Terlihat pada Hasil, tetapi Menentukan Hasil

22 Oktober 2020   16:14 Diperbarui: 22 Oktober 2020   16:16 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ilmu kimia dikenal sebuah Hukum tentang energi/panas. Namanya Hukum Hess, diambil dari nama penemunya Germain Hess, ahli kimia kelahiran Swiss yang banyak belajar kimia di Rusia.  

Mempelajari Hukum Hess memang menarik. Seolah kita dihadapkan oleh sebuah puzzle reaksi yang perlu kita rangkai sehingga mencapai reaksi utama yang diinginkan.

Hukum Hess dan Jalan Reaksi

Hukum Hess berbunyi "Jumlah panas yang dibutuhkan atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia tidak tergantung pada jalannya reaksi tetapi ditentukan oleh keadaan awal dan akhir".

Dalam termodinamika, ilmu yang mempelajari perubahan panas atau bentuk energi lainnya, hal ini disebut dengan fungsi keadaan (state function). Fungsi keadaan tidak memperhatikan jalan suatu reaksi atau proses reaksi, tetapi hanya keadaan awal dan akhir reaksi yang menentukan.

Yang menarik, meskipun hukum Hess adalah sebuah fungsi keadaan, dalam kenyataannya, aplikasi hukum Hess tetap memerlukan jalannya reaksi. Jalan reaksi menjadi bagian yang krusial di dalam aplikasi hukum Hess.

Sebagai contoh, jika kita ingin mereaksikan zat A membentuk zat B sebagai reaksi utamanya, reaksi tidak terjadi hanya dalam satu langkah saja. Ada zat perantara yang akan terbentuk di dalam reaksi tersebut, katakanlah zat C. Zat perantara ini disebut dengan intermediate substance. 

Untuk mencapai zat perantara diperlukan jalan yang berbeda. Begitu pula ketika zat perantara berubah menjadi hasil/produk reaksi, diperlukan jalan berbeda yang lain.

Jadi, sebenarnya ada dua jalan yang terjadi dalam reaksi utama zat A membentuk zat B. Jalan pertama adalah zat A membentuk zat C, sebagai zat perantara. Jalan kedua adalah zat C membentuk zat B sebagai produk reaksi.

Ketika kedua jalan ini digabungkan, maka zat C tidak akan terlihat pada hasil reaksi utama. Karena zat C sejatinya hanyalah perantara yang mengantarkan zat A membentuk zat B pada reaksi utama.

Dalam kenyataannya, terkadang reaksi bisa membutuhkan lebih dari satu zat perantara. Semakin banyak zat perantara, semakin banyak jalan reaksi yang harus dilalui untuk mencapai produk/hasil reaksi yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun