Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Energi Kita

7 Oktober 2020   17:26 Diperbarui: 8 Oktober 2020   04:13 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Energi Kita (Dok. Signify Indonesia via kompas.com)

Ketika mengajarkan topik ini di kelas, saya bertanya kepada siswa, "Apa nilai yang bisa kita ambil dari belajar ini semua?" Banyak siswa yang bingung menjawabnya. Padahal jika kita perhatikan banyak hal menarik bisa kita ambil darinya.

Sebenarnya, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, juga memiliki energi yang ada di dalam dirinya. Energi yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kebaikan atau keburukan.

Energi yang ada di dalam diri seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jika lingkungan mendorongnya untuk baik, maka akan berimbas memberikan energi positif ke dalam diri seseorang.

Ulama Muhammad Fethullah Gulen menyebut lingkungan yang baik ini dengan lingkaran keshalehan. Siapapun yang masuk ke lingkaran ini akan terbawa atmosfer kebaikan yang ada di dalamnya. Seseorang yang ada di dalam lingkaran keshalehan akan mengambil energi positif dari lingkungan dan menginternalisasinya ke sistem yang ada dalam dirinya.

Selain mengambil energi, seseorang yang ada di lingkaran keshalehan juga didorong untuk mentransfer energi yang dimilikinya. Proses ini mengajarkan individu untuk melepaskan egonya. Individu dikondisikan untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri. Individu harus mau memikul tugas dan tanggung jawab untuk kemaslahatan bersama.

Semua itu akan menghasilkan pemikiran altruisme pada individu yang ada di dalamnya. Yang dipikirkan adalah hidup untuk menghidupi orang lain. Dengan kata lain, energi yang dimiliki dapat digunakan untuk membuat orang lain berenergi. Inilah makna penting sistem individu bagi lingkungan di dalam kehidupan.

Hikmah Termokimia di Dalam Pandemi

Di masa pandemi yang masih melanda dunia, masyarakat terlihat sangat terkuras energinya. Perubahan kehidupan yang sangat drastis membuat kita berpikir lebih keras untuk bisa bertahan. Permasalahan-permasalahan baru yang timbul menambah runyam kehidupan.

Layaknya kalorimeter, fisik kita terisolasi, mental kita terganggu. Energi yang ada dalam diri kita seakan terkuras untuk sebuah ketidakpastian. Ketidakpastian yang tak diketahui kapan akan berakhir.

Jika kita tidak bisa mengelola energi di dalam diri kita, bukan tak mungkin energi yang tersimpan akan meledak. Ledakannya pasti akan merugikan diri sendiri maupun lingkungan yang ada di sekitarnya.

Oleh karena itu, kita seharusnya bisa pandai-pandai untuk mengelola energi yang ada di dalam diri kita. Kita harus bisa mengisolasi energi yang ada di dalam diri kita. Kita harus bisa lebih menahan diri dan lebih tahan banting menghadapi musibah kemanusiaan yang sedang kita alami bersama.

Dinamika energi yang terisolasi dalam diri kita harus bisa kita jaga untuk tetap menjadi positif. Yang bisa kita lakukan adalah lebih banyak berpikir dan melakukan hal positif dan sudah pastinya lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha kuasa. Tuhan adalah sumber kepositifan dalam diri manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun