Setelah mandi, kubuka lemari bajuku dan langsung kuambil sasirangan biru yang memang sudah disiapkan. Hari ini pertama kali saya akan memakainya. Semenjak istri menjahitkannya di bulan maret lalu, sasirangan ini tak pernah keluar dari tempatnya.
Saya teringat, ketika di awal pandemi lalu kami sempat melakukan perpisahan nonformal sederhana secara virtual dengan anak-anak. Seharusnya waktu itu adalah bertepatan dengan waktu yang telah kami rencanakan untuk melakukan acara wisuda secara resmi yang terpaksa kami harus batalkan.
Waktu itu saya berkata kepada mereka bahwasanya saya akan menyimpan baju sasirangan biru itu di lemari dan saya akan memakainya nanti ketika ada acara wisuda resmi. Waktu itu saya masih sangat optimis pandemi akan segera berakhir dan wisuda  resmi akan bisa kami laksanakan.
Hari-hari berlalu, minggu berganti bulan, corona tak kunjung hilang. Hampir setiap saya membuka lemari baju dan melihat sasirangan biru itu terpikirkan bagaimana nasib perpisahan anak-anak. Bingung juga memikirkannya.
Terkadang terbesit di pikiran, "ya sudahlah, mungkin wisuda ini tak akan terealisasi. Kupakai saja sasirangan baru ini, buat apa baju baru hanya mengisi lemari, menunggu hal yang tak pasti."
Setiap keluar pikiran seperti itu, entah mengapa hati ini tak pernah mengijinkanku untuk memakainya. Mungkin Tuhan menguji kesabaranku, walaupun rasanya sesuatunya serba tak pasti.
Akhirnya keresahan hati itu, hari ini terjawab sudah. Walaupun pandemi belum berakhir, kami bisa melaksanakan wisuda resmi secara virtual. Kalau mau dibilang sasirangan biru ini menjadi saksi bisu kesabaran saya dalam menunggu acara wisuda ini.
Acara yang Khidmat
Acara kami mulai sesuai dengan yang sudah direncanakan. Perwakilan guru, siswa dan orang tua hadir menyaksikan secara langsung. Sudah pastinya dengan melakukan protokol kesehatan.
Perwakilan siswa dan orang tua memberikan sambutannya. Intinya mereka berterima kasih kepada sekolah yang telah mendidik siswa-siswa dengan baik selama tiga tahun.
Bukan hanya pendidikan akademis, mereka juga berterima kasih atas pendidikan karakter dan akhlak yang telah diberikan sekolah kepada seluruh siswa.
Bapak Kepala Sekolah pun memberikan kata sambutannya. Beberapa pesan diberikan dan secara resmi Bapak Kepala Sekolah mengembalikan siswa kepada orang tuanya.