Di era pembelajaran daring, dimana pendidikan formal tidak bisa dilakukan secara efektif, maka konsep belajar menjadi lebih diutamakan daripada pendidikan itu sendiri.Â
Belajar dalam artian siswa bisa melakukan sesuatu untuk dirinya. Tidak melulu menunggu bantuan dari guru.
Dalam hal ini, belajar harus datang dari motivasi intrinsik yang ada di dalam diri siswa. Motivasi itu harus diimbangi dengan adanya lingkungan yang mendukung. Konsep social learning perlu dikedepankan. Konsep yang mengedepankan siswa untuk belajar dari masyarakat secara informal.
Dalam hal ini pendidikan pragmatis yang mengedepankan teori konstruktivisme sangat diperlukan. Siswa bisa diarahkan untuk belajar dari pengalaman yang dia dapatkan di masyarakat.Â
Dengan ini, maka konsep belajar adalah belajar dari apa yang siswa dengar, lihat dan pahami, bukan dari apa yang dikatakan guru.
Kebebasan berpikir
Paradigma belajar baru di era pandemi seolah mengukuhkan konsep merdeka belajarnya Mas Menteri Nadiem Makarim. Dimana siswa lebih leluasa untuk menggunakan segala sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya.
Menurut saya, istilah merdeka belajar lebih tepatnya lagi dikatakan dengan istilah merdeka berpikir atau kebebasan berpikir.Â
Istilah ini saya pinjam dari tulisan filsuf Jerman Immanuel Kant yang menuliskan, "Obey, but think, maintain the freedom of thought!". Kant menuliskan hal ini dalam pembahasan tentang hukum negara.
Istilah itu sangat relevan sekali dengan kondisi pendidikan daring kita. Siswa patuhi aturan formal, tetapi siswa harus lebih bebas untuk mengekspresikan pikiran mereka, dengan tetap mengikuti norma-norma pendidikan yang ada pastinya.
Tulisan Immanuel Kant ini juga yang dikutip filsuf Slovenia, Slavoj Zizek dalam bukunya yang berjudul Pandemic Covid-19 Shake The World.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!