Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar untuk Belajar

27 Juli 2020   20:04 Diperbarui: 27 Juli 2020   20:07 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar untuk belajar, kira-kira seperti itulah terjemahan dari istilah learning to learn dalam bahasa Inggris. Terasa janggal jika diterjemahkan. Dua kata belajar yang memiliki kedudukan berbeda. Sebuah istilah yang memiliki makna yang dalam. Istilah ini sangat tepat sekali untuk menggambarkan era pendidikan digital yang sedang kita jalani sekarang.

Sejak bulan Januari, dunia dikejutkan dengan kehadiran makhluk Tuhan yang sangat kecil bernama virus korona. Virus yang berasal dari Tiongkok ini sontak membuat heboh dimana-mana. Di seluruh belahan dunia orang membicarakannya.

Awal bulan Maret virus mulai masuk ke negara kita, walaupun banyak orang yang menduga sebenarnya virus sudah ada lebih awal dari pengumuman resmi pemerintah.

Inilah awal cerita pandemi di negeri kita tercinta. Presiden memerintahkan masyarakat untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah. Jargon di rumah aja didengungkan dimana-mana. Jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan menjadi bahasa keseharian.

Pendidikan di Era Pandemi

Tak bisa dipungkiri, sektor pendidikan menjadi salah satu yang terkena dampaknya. Siswa dan guru dilarang datang ke sekolah. Pembelajaran harus berganti ke moda pembelajaran daring.

Banyak yang kelimpungan. Apalagi bagi mereka yang gaptek atau gagap teknologi. Mau tak mau mereka dituntut untuk belajar lebih keras. Ada juga yang pesimis. Menganggap bahwa pendidikan tidak akan berjalan efektif jika dilakukan secara daring.

Apapun argumennya, tetap saja pembelajaran daring dilaksanakan. Pemerintah melalui Kemendikbud mengeluarkan surat edarannya. Pertimbangannya karena cara inilah solusi terbaik yang bisa dilakukan, walaupun solusi ini tidak bisa menjangkau semua siswa.

Sebenarnya dalam pembelajaran daring, siswa dituntut untuk bisa belajar untuk belajar. Maksudnya siswa harus bisa memaknai belajar dengan cara yang lebih mandiri. Siswa harus mampu belajar memahami benar-benar makna kata belajar dan bagaimana cara belajar yang baik.

Seorang pengusaha terkenal Jepang Joi Ito pernah berkata, "Education is what people do to you. Learning is what you do for yourself ".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun