Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Secangkir Kopi untuk Para Guru

19 Juni 2020   13:12 Diperbarui: 19 Juni 2020   21:25 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: berandasulsel.com

Kelima hal tersebut mungkin terlalu sedikit untuk melukiskan betapa bersyukurnya saya menjadi seorang guru. Jika kita perhatikan, semuanya terasa manis. Tetapi bukan berarti tidak ada kenyataan pahit yang harus dihadapi.

Permasalahan siswa di sekolah menjadi sebuah keniscayaan. Permasalahan akademis dan dekadensi moral siswa menjadi keseharian para guru. Wajar saja, karena guru dihadapkan kepada siswa yang berbeda-beda latar belakangnya. Tidak mudah mengatasi permasalahan ini. Perlu metode dan strategi yang tepat untuk mendapatkan hasil yang baik.

Entah benar atau salah, jika saya mengatakan problematika siswa sebagai kepahitan. Karena sejatinya itulah tugas guru yang utama. Karena itu semua adalah bagian dari mendidik. 

Pahit atau manis tetap kita harus menikmatinya, layaknya kita menikmati secangkir kopi hangat di pagi hari.

Tapi siapa sangka dibalik itu semua ada hal pahit lain yang harus dihadapi. Hal yang mungkin tidak banyak orang yang mengetahui. Sebut saja kesejahteraan guru. 

Menurut saya, guru masih belum mendapatkan kesejahteraan yang seharusnya. Walaupun pemerintah sudah sangat membantu dengan berbagai macam program peningkatan kesejahteraan guru, tetap saja masih banyak guru yang hidupnya pas-pasan. 

Sertifikasi guru belum bisa menyeluruh, guru honorer masih belum mendapatkan kejelasan status. Itu semua menyebabkan banyak guru yang harus mencari pekerjaan lain untuk menambah pemasukannya. 

Status sosial guru menjadi hal lain yang mungkin bisa menjadi sebuah titik hitam di dunia pendidikan kita. Walaupun secara formal, guru memiliki martabat tinggi di masyarakat, tetapi secara informal masih ada masyarakat yang belum bisa memahaminya. Realitasnya, guru masih belum mendapatkan tempat semestinya di masyarakat.

Seorang guru yang baik harus bisa menikmati kenyataan-kenyataan pahit tersebut. Caranya adalah dengan ikhlas dalam mengajar dan terus memperbaiki diri. 

Dengan cara itu rasa pahit yang dirasakan akan kita nikmati. Karena rasa pahit itu yang membuat kita kuat menjalankan tugas suci kita, bak kopi yang membuat mata kita terjaga dari rasa kantuk.

Alhasil, rasa manis dan pahit, hanyalah sebuah rasa. Pernahkah kita berpikir, bagaimana rasanya jika lidah kita tidak bisa merasakan rasa manis dan pahit tersebut? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun