Mohon tunggu...
Mahira Irgiani
Mahira Irgiani Mohon Tunggu... Lainnya - Siswi SMAN 28 Jakarta

Mahira Irgiani (18) - XI MIPA 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerpen: Be Yourself

23 November 2020   19:02 Diperbarui: 4 Januari 2021   10:01 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bergeming. Apa yang harus kukatakan untuk menolaknya? Dengan ragu, aku mengatakan "Eh, maaf. Gue gak ikut makan. Mama minta gue pulang sekarang.". Maaf ma, kupinjam namyamu dulu ya.

"Loh, kenapa? Kan mama lo udah izinin pulang telat?" tanya Hanni.

"Gak tau juga nih. Maaf banget ya, gue duluan. Supir gue udah otw mall katanya." kataku sambil menunjukkan ekspresi memelas.

"Ohh iya, gak apa-apa. Mungkin ada urusan penting di rumahmu. Hati-hati!" kata Manda.

Aku tersenyum dan melambaikan tangan ke mereka. Huft, akhirnya, kataku dalam hati. Aku segera menuju lobby untuk pulang. Saat melewati toko buku, ada sebuah novel yang menarik perhatianku. Aku langsung menghampiri dan mencari tahu harganya. Tertera angka Rp 150.000 pada labelnya. Novel tersebut kubawa ke kasir setelah membaca sinopsisnya. Suasana hatiku seketika membaik saat pegawai kasir menyerahkan belanjaanku.

-

Di perjalanan menuju rumah, aku mulai membaca novel baruku. Sesuai sinopsisnya, novel ini menceritakan perjalanan seorang perempuan bernama Renjana dalam mencari jati diri. Entah bagaimana, aku merasa cukup relate dengan Renjana.

Dalam novel ini, Renjana dikisahkan memiliki kehidupan serba cukup. Semua orang menyukainya karena ia ceria. Namun, tak ada yang menyadari bahwa semua itu hanya kepalsuan. Sebenarnya Renjana merasa kesepian. Orang tuanya selalu bekerja sampai malam, tidak ada waktu untuknya. Renjana hampir depresi, hingga akhirnya ia mencoba melakukan hal baru yang membuatnya semangat. Lama-lama, keceriaan Renjana bukan sebuah kepalsuan lagi.

Aku tertegun setelah membacanya. Mungkinkah selama ini aku hidup dalam kepalsuan? Pura-pura bahagia bersama teman, pura-pura memiliki selera yang sama dengan mereka. Ya, aku selalu berlaku seperti itu. Selama ini, aku tidak pernah menjadi diri sendiri dan berusaha menjadi orang lain. 

Tekad ku sudah kuat. Aku bukan lagi Kirana yang pura-pura menyukai film romansa, Kirana yang menyembunyikan perasaannya karena takut dianggap sombong, bukan Kirana yang terpaksa mengikuti ajakan orang padahal tidak menikmatinya. Mulai sekarang, aku adalah Kirana yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun