Bahkan para pemilih bebas menentukan di mana akan memilih baik di KBRI ataupun SIKL tanpa prosedur yang rumit mengenai pemindahan TPS. Namun masih banyak kesalahpahaman yang ditimbulkan oleh para pemilih lewat POS. Ada yang masih membawa surat suara Pos ke tempat TPS dan mau menyerahkan kepada petugas KPPSLN. Namun karena mekanisme dan waktu yang berbeda, maka surat suara POS diserahkan kepada PPLN untuk ditukar dengan surat suara yang bisa memilih secara langsung di TPS. Dan ini harus dijadikan inspeksi oleh PPLN dan Panwaslu, agar ke depannya nanti dapat diminimalisasi dengan memperbanyak penyuluhan dan sosialisasi ke tempat tumpuan WNI.
Sampai pukul 13.00 tengah hari, arus kedatangan para pemilih di SIKL masih terus ramai berdatangan. Kalau pada pagi harinya yang banyak kelihatan adalah para ibu rumah tangga, kaum ekspatriat dan para pelajar. Sedangkan setelah jam 12.00, golongan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berbagai sektor mulai berdatangan. Seperti mana yang dikatakan salah seorang TKI asal Madiun Agus Purwanto (27), "Teman-teman dari Shah Alam sedang menunggu bus untuk datang memilih. Mereka banyak yang meminta cuti atau bekerja setengah hari."
Sempat terpikir mengapa pada pileg yang lalu tahap kedatangan hanya di bawah 25%, sedangkan pada pilpres kali ini mendapat sambutan berbeda. Ketika ditanyakan kepada salah satu petugas PPLN KL, Masrur (32) mengatakan, "Ada dua indikasi yang membedakan kehadiran para pemilih di pileg dan pilpres, yaitu masyarakat Indonesia di Malaysia masih menganggap pileg sebagai jalan pintas sebagian caleg untuk mendapat kekuasaan. Apalagi para pemilih umumnya nggak kenal siapa yang akan dipilih.
Beda dengan pilpres, para pemilih lebih mengetahui siapa yang akan dipilih apalagi dibantu pihak media baik media massa, elektronik, dan media sosial yang menggembar-gemburkan."
Apa pun semoga pilpres yang mencatat sejarah tersendiri, begitu ketat dan penuh persaingan dapat mengantarkan seorang pemimpin yang benar-benar mampu mengemban amanat yang diembannya. Yang kalah masih bisa membangun negara dengan menjadi oposisi yang baik dan kritis sehingga yang memegang tampuk kekuasaan tetap dalam rel yang benar. Yang menang harus segera melaksanakan semua janji serta visi dan misinya yang ditawarkan sewaktu kampanye.
selamat memilih
salam dari Kuala Lumpur
[caption id="attachment_314150" align="aligncenter" width="300" caption="Mendapat pengamanan dari pihak Kepolisian Republik Indonesia"]
[/caption]14045460531034742669[caption id="attachment_314152" align="aligncenter" width="300" caption="Dibantu oleh Polisi Malaysia dari Polis Di Raja Malaysia"]
[/caption]14045460961806302671[caption id="attachment_314153" align="aligncenter" width="300" caption="Hendrawan Mantan Pebulutangkis kita dan Duta Besar Indonesia Untuk Malaysia Herman Prayitno"]
[/caption]1404546148222211783[caption id="attachment_314154" align="aligncenter" width="300" caption="Mendapat liputan dari Agensi berita asing salah satunya Bernama Malaysia"]
[/caption]1404546221742613423
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H