Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Animo Berbeda dalam Pilpres di Kuala Lumpur

5 Juli 2014   21:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:20 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Resha Juhari/Resha Juhari)

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Resha Juhari/Resha Juhari)"][/caption]

Setelah sekian lama setelah ditunggu dan diharapkan setelah pemilihan legislatif lalu, warga negara Indonesia di bawah area Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lampur dan PPLN Johor Baru telah memilih presidennya yang digelar hari ini Sabtu 5 Juli 2014. Sedangkan PPLN Pulau Pinang , PPLN Kuching, dan PPLN Kota Kinabalu akan diadakan esok Minggu tanggal 6 Juli 2014.

PPLN Kuala Lumpur yang membawahi area Kuala Lumpur, Putrajaya, Selangor, Terengganu, dan Kelantan mengadakan pemilihan presiden (Pilpres) di dua tempat, yaitu di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Apabila di KBRI Kuala Lumpur, Pihak PPLN KL menyediakan 22 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan nomer urut TPS KBRI 1 sehingga  TPS KBRI 22, sedangkan di SIKL menyediakan 38 TPS dengan nomer urut TPS SIKL 23 - TPS SIKL60.

[caption id="attachment_314146" align="aligncenter" width="300" caption="Antusiasisme Masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur dalam Pilpres 2014 (file pribadi)"]

14045457921665887076
14045457921665887076
[/caption]


Antusiasme para memilih begitu berbeda pada Pilpres kali ini apabila dibandingkan dengan pileg 6 April yang lalu. Kalau pada pileg yang lalu, banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang goyang kaki dan berbicara dengan teman semejanya.

Namun pada pilpres kali ini, kedatangan pemilih begitu berbeda dengan ketara sekali. Sejak jam 09.00 pagi pekarangan luar area Sekolah Indonesia Kuala Lumpur sudah penuh dengan aneka jenis kendaraan. Para masyarakat Indonesia di sekitar Kuala Lumpur berdatangan dan harus antri sewaktu mau mendaftar yang diatur oleh para petugas KPPSLN.

Kemudian setelah mendaftar para pemilih diantar oleh Petugas KPPSLN masuk ke ruangan kelas yang telah dijadikan TPS dan bilik suara. Petugas KPPSLN kembali mencocokkan surat pendaftaran dengan data yang ada kemudian diberikan surat suara.

Setelah itu pemilih ditunjukkan TPS mana yang akan dimasuki untuk area tempat pencoblosan. Setelah keluar dari bilik suara, pemilih ditunjukkan untuk memasukkan surat suara yang telah dicoblos ke dalam kotak suara. Seterusnya ke bagian akhir, yaitu mencelupkan jari tangan ke dalam tinta sebagai tanda sudah melaksanakan kewajiban politik dengan memilih pilpres.

Sekolah Indonesia Kuala Lumpur menjadi tumpuan masyarakat Indonesia untuk memilih presiden pada kali ini dibandingkan memilih di KBRI KL. Dengan alasan sarana transportasi yang dekat dengan stasiun Kereta api Putra dan tempat parkirnya lebih luas dan gratis. Serta TPS yang lebih banyak apabila dibandingkan TPS KBRI KL.

[caption id="attachment_314148" align="aligncenter" width="300" caption="Panwaslu KL melarang banner dari pihak sponsor yang mirip dengan atribut kedua kandidat capres "]

14045459271484234003
14045459271484234003
[/caption]


Sesuai dengan kesepakatan antara PPLN dan kedua tim sukses para kandidat pilpres kali ini. Para pemilih lebih dimudahkan penyertaannya dalam pilpres, meskipun tak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN), calon pemilih masih bisa menentukan hak suaranya hanya dengan membawa identitas yang menunjukkan WNI, seperti  Pasport, KTP atau SIM yang masih berlaku.

Bahkan para pemilih bebas menentukan di mana akan memilih baik di KBRI ataupun SIKL tanpa prosedur yang rumit mengenai pemindahan TPS. Namun masih banyak kesalahpahaman yang ditimbulkan oleh para pemilih lewat POS. Ada yang masih membawa surat suara Pos ke tempat TPS dan mau menyerahkan kepada petugas KPPSLN. Namun karena mekanisme dan waktu yang berbeda, maka surat suara POS diserahkan kepada PPLN untuk ditukar dengan surat suara yang bisa memilih secara langsung di TPS. Dan ini harus dijadikan inspeksi oleh PPLN dan Panwaslu, agar ke depannya nanti dapat diminimalisasi dengan memperbanyak penyuluhan dan sosialisasi ke tempat tumpuan WNI.

Sampai pukul 13.00 tengah hari, arus kedatangan para pemilih di SIKL masih terus ramai berdatangan. Kalau pada pagi harinya yang banyak kelihatan adalah para ibu rumah tangga, kaum ekspatriat dan para pelajar. Sedangkan setelah jam 12.00, golongan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berbagai sektor mulai berdatangan. Seperti mana yang dikatakan salah seorang TKI asal Madiun Agus Purwanto (27), "Teman-teman dari Shah Alam sedang menunggu bus untuk datang memilih. Mereka banyak yang meminta cuti atau bekerja setengah hari."

Sempat terpikir mengapa pada pileg yang lalu tahap kedatangan  hanya di bawah 25%, sedangkan pada pilpres kali ini mendapat sambutan berbeda. Ketika ditanyakan kepada salah satu petugas PPLN KL, Masrur (32) mengatakan, "Ada dua indikasi yang membedakan kehadiran para pemilih di pileg dan pilpres, yaitu masyarakat Indonesia di Malaysia masih menganggap pileg sebagai jalan pintas sebagian caleg untuk mendapat kekuasaan. Apalagi para pemilih umumnya nggak kenal siapa yang akan dipilih.

Beda dengan pilpres, para pemilih lebih mengetahui siapa yang akan dipilih apalagi dibantu pihak media baik media massa, elektronik, dan media sosial yang menggembar-gemburkan."
Apa pun semoga pilpres yang mencatat sejarah tersendiri, begitu ketat dan penuh persaingan dapat mengantarkan seorang pemimpin yang benar-benar mampu mengemban amanat yang diembannya. Yang kalah masih bisa membangun negara dengan menjadi oposisi yang baik dan kritis sehingga yang memegang tampuk kekuasaan tetap dalam rel yang benar. Yang menang harus segera melaksanakan semua janji serta visi dan misinya yang ditawarkan sewaktu kampanye.

selamat memilih
salam dari Kuala Lumpur

[caption id="attachment_314150" align="aligncenter" width="300" caption="Mendapat pengamanan dari pihak Kepolisian Republik Indonesia"]

14045460531034742669
14045460531034742669
[/caption]

[caption id="attachment_314152" align="aligncenter" width="300" caption="Dibantu oleh Polisi Malaysia dari Polis Di Raja Malaysia"]

14045460961806302671
14045460961806302671
[/caption]

[caption id="attachment_314153" align="aligncenter" width="300" caption="Hendrawan Mantan Pebulutangkis kita dan Duta Besar Indonesia Untuk Malaysia Herman Prayitno"]

1404546148222211783
1404546148222211783
[/caption]

[caption id="attachment_314154" align="aligncenter" width="300" caption="Mendapat liputan dari Agensi berita asing salah satunya Bernama Malaysia"]

1404546221742613423
1404546221742613423
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun